Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pakai Perahu Katinting untuk Daftar Marinir, Aksi Pemuda Maros Ini Menarik Perhatian Petinggi TNI AL

Perjuangan putra sulung pasangan Saripudding dan Rahma itu, kata dia terbilang langka di erah modern saat ini.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/MUSLIMIN EMBA
Zulkifli (19) calon prajurit TNI AL asal Maros saat tiba di dermaga Layang, Lantamal VI Makassar, menggunakan perahu katinting, Kamis (1/9/2020) pagi. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Aksi Zulkifli (19), putra asal Kabupaten Maros, yang mengarungi lautan sejauh 17 kilometer dari Maros ke dermaga Layang Lantamal VI Makassar mendapat respon positif.

Bahkan, perjuangannya itu oleh pihak Lantamal VI membuahkan nilai plus bagi dirinya yang mengikuti tahapan seleksi Calon Prajurit Tamtama PK pengawak Kapal Perang dan Marinir Gelombang II TA 2020 di Lantamal VI.

Hal itu diungkapkan Kadispen Lantamal VI Makassar Kapten Laut (KH) Suparman Sulo dikonfirmasi tribun, Kamis (1/9/2020) malam.

Menurutnya, ada dua nilai plus yang diberikan dari aksi perjuangan Zulkifli tersebut.

Daftar Marinir, Pemuda Ini Naik Perahu Katinting dari Maros ke Mako Lantamal VI Makassar

"Nilai plusnya itu, yang pertama ini anak (Zulkifli) menunjukkan keseriusannya menjadi prajurit TNI AL, yang kedua dia menunjukkan kecintaannya kepada laut dengan menaiki perahu kecil sejauh 17 kilometer," ujar Suparman Sulo.

Perjuangan putra sulung pasangan Saripudding dan Rahma itu, kata dia terbilang langka di erah modern saat ini.

"Kita tahu bersama bagaimana pesatnya kemajuan Kota Makassar ini, tapi teranyata masih ada anak muda seperti dia (Zulkifli) yang menunjukkan kegigihan dalam berjuang. Tentu ini sangat menginspirasi," ujarnya.

Video dan foto yang tersebar di beberapa grup WhatsApp petinggi Angkatan Laut itu, kata Suparman bahkan mengundang perhatian seorang Laksamana (Jenderal).

"Tadi saya dititipi sejumlah uang oleh seorang Laksamana (jenderal) untuk anak ini (Zulkifli) setelah videonya tersebar. Mungkin beliau salut atas perjuangan anak ini," ungkap Suparman.

Tidak sampai disitu, Komandan Pangkalan Utama TNI AL VI (Danlantamal VI) Makassar Laksamana Pertama TNI Dr Benny Sukandari, SE MM, CHRMP, lanjut Suparman, akan menemui langsung Zulkifli saat proses seleksi berlangsung.

"Rencana kalau bukan Senin depan hari Selasa, Danlantamal (Laksaman Pertama TNJ Dr Benny Sukandari) akan menemui langsung anak ini (Zulkifli) di lokasi seleksi," tutur Suparman.

Lebih jauh, aksi Zulkifli yang hanya bermodalkan kompas alam menurut Suparman adalah hal yang luar biasa bagi remaja seusianya.

"Dia (Zulkifli) belum pernah sebelumnya ke Lantamal VI pakai perahu, hanya bermodalkan kompas alam. Kompas alam itu, dengan memantau arah angin, penentuan arah titik terbit dan terbenamnya matahari, arah selatan utara dan seterunya dan memantaun lokasi sekitar dari tengah laut," pungkasnya.

Lalu seperti apa perjuangan Zulkifli hingga dilirik petinggi TNI AL?

Perkenalkan Zulkifli (19) putra asal Kabupaten Maros, yang bercita-cita menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL).

Putra sulung dari pasangan Saripudding dan Rahma itu, saat ini tengah mengikuti proses seleksi calon Prajurit TNI AL di Mako Lantamal VI, Jl Yus Sudarso, Makassar.

Berbeda dengan calon prajurit lainnya, Zulkifli hadir mengikuti proses seleksi di Lantamal VI menggunakan perahu milik ayahnya.

Ia yang beralamat di salah satu desa terpencil di Kabupaten Maros, tepatnya Dusun Bontobiraeng, Desa Bonto Matene, Kecamatan Marusu itu, harus menempuh perjalanan laut sejauh 17 kilometer untuk tiba di dermaga Mako Lantamal VI.

Agar tidak terlambat, putra sulung dari empat bersaudara itu memilih star seusai salat subuh.

Ia pun tiba di demaga layang Lantamal VI dua jam kemudian atau pukul 07.00 Wita.

Perahu bermesin yang ditumpanginya itu, harus didayung saat mendekati dermaga. Tujuannya agar tidak menabrak dermaga tempat sandarnya kapal-kapal perang dan patroli milik Lantamal VI.

"Sudah dua hari ini saya naik perahu ke Lantamal, sebelumnya saya diantar motor sama bapak (Saripudding). Tapi jauh mutar kalau naik motor, makanya saya naik perahu," kata Zulkifli kepada tribun, Kamis (1/9/2020) malam.

Naik perahu menerjang ombak di lautan bukan hal baru bagi Zulkifli. Ia yang terlahir dari keluarga nelayan mengaku telah terbiasa menaiki perahu.

"Saat di atas perahu itu saya harus lebih fokus. Kebiasaan memang saya sering di atas perahu, jadi tidak terlalu takut dan cuacanya juga tadi subuh agak mendukung," ujarnya.

Lalu apa alasan Zukifli ingin mengabdikan diri di TNI AL?

Zulkifli mengaku sejak kecil memang bercita-cita ingin menjadi tentara.

Ia yang terlahir di kawasan pesisir dan sosok ayah yang menggantungkan hidup dari hasil tangkapan ikan, punembuatnya memantapkan diri mendaftar sebagai calon prajurit TNI AL.

"Alasan saya ingin menjadi seorang prajurit TNI AL yakni ingin mengabadikan diri terhadap NKRI. Dan kebetulan bapak saya seorang nelayan maka dari itu saya niat lebih bisa di atasnya pekerjaan bapak saya dan bkin bangga kedua orang tua," kata Zulkifli.

Selain itu, lanjut dia, di kampung halamannya Dusun Bontobiraeng belum ada yang menjadi prajurit TNI AL.

Atas dasar itu pula, ia ingin menunjukkan bahwa pemuda Bontobiraeng juga mampung mengabdikan diri sebagai seorang prajurit.

"Di kampung halaman kebetulan juga belum ada yang mnjdi anggota," tutur Alumni SMA Negeri 11 Maros tersebut.

Ia pun berharap dapat lolos dalam seleksi penerimaan Calon Prajurit Tamtama PK pengawak Kapal Perang dan Marinir Gelombang II TA 2020 di Lantamal VI.

"Harapan saya kedepannya semoga awal dari perjuanganku ini bisa diterima jadi prajurit TNI AL insyaAllah dan bikin bangga kedua orang tua juga," harapnya.

Aksi heroik Zulkifli menahkodai perahu ayahnya ke Markas Lantamal VI mengundang perhatian panitia seleksi.

Terpisah oleh Kadispen Lantamal VI Kapten Laut (KH) Suparman Sulo, menyebut aksi Zulkifli mendadak menjadi perhatian bagi Panitia Daerah (Panda) Makassar.

"Anak nelayan tersebut (Zulkifli) terlihat oleh salah satu personel Lantamal VI di pagi buta datang dengan menggunakan perahu tradisional," kata Suparman Sulo dalam keterangan tertulisnya.

Lanjut Suparman, aksi Zulkifli itu terbilang nekat lantaran mengarungi gelombang laut sejauh 17 kilometer menggunakan perahu katinting hanya bermodalkan kompas alam.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved