Cerita Putri Jenderal Ahmad Yani Berteman dengan Putra DN Aidit Meski Adiknya Belum Bisa Menerima
Cerita Putri Jenderal Ahmad Yani Berteman dengan Putra DN Aidit Ketua PKI tapi Adiknya Belum Bisa Menerima
Namun, Amelia Yani merasa perlu melakukannya karena tidak ingin mewariskan dendam kepada anak cucunya sehingga mereka tumbuh menjadi pembenci.
“Tapi mereka tidak tahu yang dibenci itu apa. Marah tapi tidak tahu marah pada siapa,” tutur ibu dari seorang putra, Dimas Tjahyono Dradjat.
Amelia mengakui belum seluruh anggota keluarganya sanggup melakukan itu.
Seorang adiknya, hingga sekarang masih bergetar dan menangis jika berbicara masalah pembunuhan ayahnya.
“Semua tergantung kepekaan masing-masing. Saya menghormati sikap adik saya,” katanya.
Sugiarto yang juga sempat mendapat pertanyaan dari keluarga soal keterlibatannya di FSAB, mengakui memang tidak mudah untuk melupakan kepedihan masa lalu.
Tapi karena menyadari bahwa semua ini adalah takdir dari Yang Maha Kuasa, ia dengan ikhlas bisa melakukannya.
“Saya tidak benci militer. Saya juga tidak ingin hidup ini tersiksa hanya karena dendam,” demikian prinsipnya.
Ia mengaku cukup bahagia jika FSAB bisa menjadi gerakan moral yang mampu mengajak semua berdamai, dan tidak perlu menuntut terlalu jauh.
Hingga hampir 40 tahun sejak peristiwa itu terjadi, tak satu pun anak-anak korban konflik 1965 - 1966 mengetahui latar belakang peristiwa hingga mereka harus kehilangan ayah tercinta.
Tak terkecuali anak-anak Pahlawan Revolusi. Yang mereka tahu hanyalah bentuk-bentuk kekerasan yang disaksikan dengan mata kepala sendiri.
Sungguh, suatu luka batin yang tak mudah dilupakan, namun dapat disembuhkan dengan kebesaran jiwa.
Tulisan ini sudah dipublikasikan di intisari: Mengenang G30S: Anak-Anak Tokoh 1965 Sudah Saling Memaafkan (6)
Penderitaan Keluarga DN Aidit Pasca G30S/PKI
Tanggal 30 September 2018 ini, Indonesia akan memperingati peristiwa Gerakan 30 September atau disingkat G30S/PKI.