Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Anies Baswedan 'Dipukul Jatuh' PSBB DKI Jakarta, Tertinggal Jauh dari Ganjar Pranowo & Ridwan Kamil

Berdasarkan survei Polmatrix Indonesia selama empat bulan belakangan, elektabilitas Anies Baswedan seperti 'dipukul jatuh' hingga menurun drastis.

Editor: Waode Nurmin
Mata Najwa
Anies Baswedan, Ganjar Pranowo & Ridwan Kamil Main Tik Tok di Mata Najwa. 

TRIBUN-TIMUR.COM -  Kebijakan Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan yang kembali memperpanjang masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) merembes ke tingkat elektabilitasnya

Berdasarkan survei Polmatrix Indonesia selama empat bulan belakangan, elektabilitas Anies Baswedan seperti 'dipukul jatuh' hingga menurun drastis.

Hal tersebut berbanding terbalik dengan elektabilitas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang naik tajam.

Ini disampaikan Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto.

Kesedihan Anies Baswedan Saat Tahu Sekda DKI Jakarta Saefullah Meninggal, Ketua NU Positif Covid-19

Sudah Dilarang, Jokowi Tetap Turuti Maunya Prabowo Subianto Tunjuk 2 Eks Tim Mawar Masuk Kemenhan

Menurutnya, melorotnya elektabilitas Anies dikarenakan ketidakpuasan serta kekecewaan masyarakat atas kebijakan Anies yang kembali memperpanjang PSBB di DKI Jakarta.

Kebijakan yang berbanding terbalik dengan Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo.

Sehingga elektabilitas keduanya lebih tinggi dibandingkan Anies Baswedan saat ini.

"Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo lebih berhasil mendulang keuntungan secara elektoral dibandingkan dengan Anies," ujarnya pada Senin (28/9/2020).

Merosotnya elektabilitas Anies Baswedan dinilai anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI August Hamonangan merupakan hal yang wajar.

Sebab menurutnya, perpanjangan PSBB total memicu banyak perusahaan yang bangkrut dan ratusan ribu karyawan terkena PHK.

Selain itu, Anies juga dinilainya tidak konsisten menerapkan protokol kesehatan selama pelaksanaan PSBB transisi, di antaranya memperbolehkan pengumpulan masa untuk demonstrasi.

"Ketidaksetujuan warga Jakarta terhadap kebijakan Anies memperpanjang PSBB total karena dinilai tidak efektif dalam memutus mata rantai penyebaran virus covid-19," jelasnya dihubungi pada Senin (28/9/2020).

Dewan Pembina Solidaritas Korban Pelanggaran Lingkungan (SoKoPeL) ini mengungkapkan meski PSBB diperpanjang ternyata lonjakan kasus COVID-19 di Jakarta tetap terjadi, yakni sebesar 1.000 kasus per hari

"Ini bukti bahwa perpanjangan masa diberlakukannya PSBB ketat tidak efektif menekan penyebaran virus COVID-19. Saat ini total kasus positif COVID-19 di Jakarta mencapai 68.927 kasus," ujar August.

 Sudah Dilarang, Jokowi Tetap Turuti Maunya Prabowo Subianto Tunjuk 2 Eks Tim Mawar Masuk Kemenhan

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved