Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ketua AJI Makassar: Kita Konsisten Dukung Advokasi WALHI

Konten video yang diunggah pada tanggal 15 September dengan judul ‘WALHI terus mengorbankan masyarakat

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/SAYYID
Puluhan nelayan Pulau Kodingareng berkumpul di tepi pantai saat aksi penolakan tambang pasir, Sabtu (12/9/2020) pagi 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar bersama Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Selatan mengecam tindakan yang dilakukan kelompok yang mengatasnamakan diri Komunitas Tanpa Pamrih di akun Facebook.

Pasalnya, akun Komunitas Tampa Pamrih itu dianggap telah membuat konten palsu yang bisa merusak nama baik organisasi WALHI dan AJI.

Konten video yang diunggah pada tanggal 15 September dengan judul ‘WALHI terus mengorbankan masyarakat kodingareng! Stop Provokasi Warga! Stop Adu domba warga!!!’. Serta konten yang berjudul: ‘BIARKAN NELAYAN KODINGARENG TENANG MENCARI NAFKAH!!!’ itu diunggah 21 September 2020 merupakan konten video palsu.

Ketua AJI Makassar Nurdin Amir menegaskan, konten video berisi klaim bahwa AJI Makassar dimanfaatkan oleh WALHI Sulsel dalam kasus nelayan Kodingareng beredar di Facebook adalah konten palsu.

Klaim dalam konten itu kata Nurdin, palsu merupakan upaya merusak nama baik organisasi WALHI dan AJI yang selama ini pro terhadap isu perjuangan lingkungan dan kelompok marginal," kata Nurdin Amir.

"WALHI Sulsel tidak pernah memanfaatkan AJI Makassar dalam kasus tersebut. Sebaliknya, AJI Makassar, mendukung upaya advokasi oleh WALHI terhadap nelayan kodingareng," tegas Nurdin.

"AJI Makassar tidak pernah membuat poster atau pamflet seperti yang tampak pada menit ke 22-27 dalam video tersebut," sambungnya.

Menurut Nurdin, AJI adalah organisasi profesi jurnalis yang diakui oleh Dewan Pers sangat menjujung tinggi nilai-nilai demokrasi.

Selain memperjuangkan kemerdekaan pers di Indonesia, AJI juga memperjuangkan isu perempuan dan kelompok marginal, dan terlibat dalam pemberantasan korupsi, ketidakadilan dan kemiskinan.

"Jurnalis anggota AJI memang didorong untuk bagaimana mereka dalam melakukan kerja-kerja jurnalistik, diantaranya tetap peduli terhadap isu perjuangan perempuan dan kelompok marginal," jelasnya.

Apalagi, lanjut Nurdi, fakta yang ditemukan jurnalis anggota AJI di pulau Kodingareng, selama adanya tambang pasir laut di wilayah tangkap nelayan, pendapatan nelayan menurun.

Sementara itu, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Selatan melaui staf Penguatan Organisasi dan Rakyat, Muh Ferdhiyadi N juga mengutuk keras pihak-pihak yang menyebarkan isu miring melalui media sosial terkait advokasi perjuangan penolakan tambang pasir laut bersama warga pulau kodingareng.

"Pada kenyataan warga pulasu kodingareng tidak menganggap Walhi sulsel sebagai provokator tetapi justru bersama-sama berjuang menolak aktivitas tambang pasir laut," kata Ferdhi.

Ferdhiyadi menilai segala bentuk isu miring termasuk memfitnah Walhi Sulsel secara organisasional merupakan upaya untuk mendelegitimasi perjuangan warga pulau kodingareng dalam mempertahankan hak hidupnya.

"Walhi Sulsel akan tetap konsisten berjuang bersama warga pulau kodingareng untuk mempertahankan kelestarian lingkungan dan wilayah tangkap nelayan dari aktivitas tambang pasir laut,"tegas Ferdhi.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved