Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Zulkifli Mochtar

Lebih Dekat dengan Dr M Zulkifli Mochtar, Pengasuh Kolom Tribun Kilas Tokyo

Dr M Zulkifli Mochtar ST MEng adalah pengasuh tetap Kolom Tribun Kilas Tokyo setiap Sabtu.

Penulis: CitizenReporter | Editor: Suryana Anas
Dok Pribadi
Dr M Zulkifli Mochtar ST MEng, pengasuh tetap Kolom Kilas Tokyo setiap Sabtu 

Lebih Dekat dengan Dr M Zulkifli Mochtar ST MEng

MEREKA PINTAR MENGATUR SISTEM

Jika Anda pembaca harian ini, mungkin pernah tahu nama Zulkifli Mochtar. Zulkifli adalah pengasuh tetap Kolom Kilas Tokyo setiap Sabtu.

Bulan ini, kolom tepat berusia setahun.

Kolom membahas update menarik teknologi, kota, transportasi dan budaya di negara Jepang.

Tulisan juga diselipi analisis dan pengalaman aktual pengasuh kolom selama belasan tahun tinggal di
negara Sakura hingga kini.

Zulkifli sudah mulai menulis sejak usia SD di lembaran khusus anak Harian Pedoman Rakyat,
sebuah koran bersejarah terbit sejak tahun 1947. Zulkifli terlahir di keluarga penulis.

Almarhum ayahnya Dr KH. Mochtar Husein adalah seorang penulis senior di masanya, juga legislator
DPRD Sulsel dan dosen di IAIN Alauddin, kampus yang kini berganti nama menjadi UIN Alauddin
Makassar.

Abba - panggilan keluarga untuk almarhum wafat di usia 77 tahun tiga tahun silam.

“Abba berusaha mendidik anaknya menjadi petarung. Disuruh belajar hidup keras diluar. Sehingga ada satu waktu dimana kelima putra almarhum berada diluar negeri studi,” Zulkifli menceritakan masa mudanya.

Selain Zulkifli di Jepang, ada Iqbal Mochtar yang studi di Australia- Inggris dan kini bekerja sebagai dokter di negara Timur Tengah. Lalu Zulficar Mochtar, mantan

Dirjen Tangkap Kementerian Kelautan yang lulusan Inggris. Yang bungsu Zainal Arifin Mochtar, lulusan Amerika dan kini ahli hukum tatanegara dosen UGM Yogyakarta.

Juga Zainal Abidin lulusan Jerman. Saudara perempuannya dr. Salwa dan Zulfa Mochtar adalah lulusan Unhas.
Menariknya, mayoritas saudaranya juga adalah penulis di media lokal dan nasional.

Zulkifli menyelesaikan studinya di Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, setelah itu lanjut Pasca Sarjana dan menyelesaikan Studi Doktoralnya tentang Urban Engineering pada bidang Infrastructure Planning and Transportation Engineering di universitas kota Osaka.

Selesai studi, lalu bekerja di sektor Industri, Riset, Energy dan Smart Community Consultant di Indonesia dan
Jepang.

“Level transportasi publik Jepang sangat maju dan merata disemua kota. Padahal dulu generasi muda Jepang juga gemar bermobil. Ketika Olimpiade Tokyo 1964 digelar, Tokaido Shinkansen Tokyo–Shin Osaka sepanjang 515 kilometer pun dibuka sebagai high speed rail system pertama didunia. Perluasan jalur kereta dan subway akhirnya makin pesat hingga ke pelosok. Jepang memasuki era kereta, juga makin tepat waktu dan fasilitas sekitar stasiun makin lengkap. Biaya parkir mobil juga mahal, jadi banyak mobil menganggur di hari kerja dan baru
digunakan saat libur. Toh anak anak juga umumnya berjalan kaki sendiri ke sekolah “ujar Zulkifli.

“Pedestrian aman untuk pejalan kaki. Pengendara kendaraan memprioritaskan pejalan kaki. Anak SD aman jalan sendiri dan si anak juga tahu peraturan. Jadi semua teratur lah “ lanjut Zulkifli. Untuk menuju kesitu, sistem transportasi kita memang masih butuh infrastruktur. Juga butuh banyak inovasi sistem. Selain itu, desain sistem dan penerapan aturan juga harus satu paket.

Sebagai contoh, sulit mengkampanyekan aturan Physical Distance di tengah crowded pedagang plus pengunjung di pasar tradisional, jika flow keluar masuk orang dan sistem layoutnya tidak diatur ulang.

Untuk pengaturan sistem, disinilah Jepang punya kelebihan. Banyak pengontrolan sistem, misalnya 5S (Seiri, Seton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) dan Hourensho (Melapor, Kontak, Konsultasi) lahir di Jepang dan diadopsi perusahaan didunia.

Edukasi aturan menggunakan jalan dan transportasi umum juga sebaiknya sedini mungkin dimasukkan dalam pendidikan anak sekolah.

Sang anak yang akan menjadi pengendara mobil dan motor belasan tahun kemudian.

Saat di Jepang, Zulkifli berkenalan dengan seorang wanita warganegara Jepang, Momoe.

Mereka sering berdiskusi tentang Indonesia. Juga tentang Islam terutama perihal kewajiban puasa Ramadhan dan shalat.

Zulkifli Mochtar bersama keluarga
Zulkifli Mochtar bersama keluarga (Dok Pribadi)

Beberapa tahun berselang, Momoe resmi menjadi muslimah mengucapkan kalimat syahadat. Sudah takdir, Zulkifli dan Momoe akhirnya menikah di tahun 2004 dan kini mempunyai tiga anak.

“Istri jago masak, jadi setiap hari bisa menikmati bermacam macam mixed Makassar food dan Japanese food halal,“ cerita Zulkifli tentang sang istri.

Ada lagi seorang wanita super hebat yang selalu mengiringi perjuangan. Itulah ibunda Zulkifli yang
sering disapa Hj. Ummi Zaitun.

Hingga kini sang Ummi lebih banyak menghabiskan waktu dirumahnya bermain dengan belasan cucu nya sambil terus mengawal kehidupan anak anaknya dengan iringan doa.

“Doa sang Ibu adalah kunci utama. Jangan pernah sekali sekali menyepelekan peranan doa dari ibu” akhir Zulkifli Mochtar yang kini berusia 47 tahun.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved