Zulkifli Mochtar
Lebih Dekat dengan Dr M Zulkifli Mochtar, Pengasuh Kolom Tribun Kilas Tokyo
Dr M Zulkifli Mochtar ST MEng adalah pengasuh tetap Kolom Tribun Kilas Tokyo setiap Sabtu.
Penulis: CitizenReporter | Editor: Suryana Anas
“Level transportasi publik Jepang sangat maju dan merata disemua kota. Padahal dulu generasi muda Jepang juga gemar bermobil. Ketika Olimpiade Tokyo 1964 digelar, Tokaido Shinkansen Tokyo–Shin Osaka sepanjang 515 kilometer pun dibuka sebagai high speed rail system pertama didunia. Perluasan jalur kereta dan subway akhirnya makin pesat hingga ke pelosok. Jepang memasuki era kereta, juga makin tepat waktu dan fasilitas sekitar stasiun makin lengkap. Biaya parkir mobil juga mahal, jadi banyak mobil menganggur di hari kerja dan baru
digunakan saat libur. Toh anak anak juga umumnya berjalan kaki sendiri ke sekolah “ujar Zulkifli.
“Pedestrian aman untuk pejalan kaki. Pengendara kendaraan memprioritaskan pejalan kaki. Anak SD aman jalan sendiri dan si anak juga tahu peraturan. Jadi semua teratur lah “ lanjut Zulkifli. Untuk menuju kesitu, sistem transportasi kita memang masih butuh infrastruktur. Juga butuh banyak inovasi sistem. Selain itu, desain sistem dan penerapan aturan juga harus satu paket.
Sebagai contoh, sulit mengkampanyekan aturan Physical Distance di tengah crowded pedagang plus pengunjung di pasar tradisional, jika flow keluar masuk orang dan sistem layoutnya tidak diatur ulang.
Untuk pengaturan sistem, disinilah Jepang punya kelebihan. Banyak pengontrolan sistem, misalnya 5S (Seiri, Seton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) dan Hourensho (Melapor, Kontak, Konsultasi) lahir di Jepang dan diadopsi perusahaan didunia.
Edukasi aturan menggunakan jalan dan transportasi umum juga sebaiknya sedini mungkin dimasukkan dalam pendidikan anak sekolah.
Sang anak yang akan menjadi pengendara mobil dan motor belasan tahun kemudian.
Saat di Jepang, Zulkifli berkenalan dengan seorang wanita warganegara Jepang, Momoe.
Mereka sering berdiskusi tentang Indonesia. Juga tentang Islam terutama perihal kewajiban puasa Ramadhan dan shalat.

Beberapa tahun berselang, Momoe resmi menjadi muslimah mengucapkan kalimat syahadat. Sudah takdir, Zulkifli dan Momoe akhirnya menikah di tahun 2004 dan kini mempunyai tiga anak.
“Istri jago masak, jadi setiap hari bisa menikmati bermacam macam mixed Makassar food dan Japanese food halal,“ cerita Zulkifli tentang sang istri.
Ada lagi seorang wanita super hebat yang selalu mengiringi perjuangan. Itulah ibunda Zulkifli yang
sering disapa Hj. Ummi Zaitun.
Hingga kini sang Ummi lebih banyak menghabiskan waktu dirumahnya bermain dengan belasan cucu nya sambil terus mengawal kehidupan anak anaknya dengan iringan doa.
“Doa sang Ibu adalah kunci utama. Jangan pernah sekali sekali menyepelekan peranan doa dari ibu” akhir Zulkifli Mochtar yang kini berusia 47 tahun.