Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

KKB Papua

KKB Papua Berulah Jelang Sidang PBB, Seorang Pendeta Ditembak di Intan Jaya & Fitnah TNI Pelakunya

Cari Perhatian Jelang Sidang Umum PBB, KKB Papua Tembak Mati Seorang Pendeta di Intan Jaya, Lalu Sebar Fitnah Sebut TNI Sebagai Dalangnya

Editor: Arif Fuddin Usman
dok Facebook TPNPB
Menjelang diselenggarakannya Sidang Umum PBB, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua makin keranjingan mencari perkara. Tembak seorang pendeta di Kabupaten Intan Jaya. 

TRIBUN-TIMUR.COM - KKB Papua Berulah Jelang Sidang PBB, Seorang Pendeta Ditembak di Intan Jaya & Fitnah TNI Pelakunya

Hal itu dilakukan Kelompok Kekerasan Bersenjata / KKB Papua untuk mendapatkan perhatian dari pihak PBB yang akan menggelar sidang umum.

Baru Tayang, Ini Sinopsis, Link Nonton Online Benyamin Biang Kerok 2, Dibintangi Reza Rahardian

Bupati Berau Muharram Meninggal karena Covid-19, Sempat Bertemu Edhy Prabowo Menteri Era Jokowi

Menjelang diselenggarakannya Sidang Umum PBB, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua makin keranjingan mencari perkara.

Kali ini, mereka kembali berulah di Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Dari insiden itu, seorang pendeta bernama Yeremia Zanambani menjadi korbannya.

Ilustrasi TNI-Polri dan KKB Papua
Ilustrasi TNI-Polri dan KKB Papua (Kolase capture Antara dan IST/Tribun Manado)

"Kejadian terjadi di Kampung Hitadipa, Distrik Hitadipa, Intan Jaya, pada Sabtu (19/9/2020) sekitar pukul 18.00 WIT," ujar Kapen Kogabwihan III, Kol Czi IGN Suriastawa, melalui rilis, Minggu (20/9/2020).

Pendeta Yeremia Zanambani merupakan masyarakat asli Suku Moni yang juga berperan membuat terjemahan Alkitab ke dalam bahasa Moni.

Suriaswata menegaskan, apa yang dilakukan KKB di Intan Jaya tidak lain untuk mencari perhatian dunia internasional menjelang sidang umum PBB pada 22-29 September 2020.

Gejala Khas Ini yang Dirasakan Nunung, Sebelum Ia Tahu Dirinya Tertular Virus Corona Covid 19

Askar-Pipink Minta Pendukungnya Nonton Pengundian Nomor Urut di Medsos, AHP-AMM Dorong Pemberdayaan

"Seperti yang telah saya sampaikan kemarin, mereka sedang mencari momen menarik perhatian di Sidang Umum PBB akhir bulan ini," kata dia.

Ia pun mengecam tindakan KKB yang juga menyebar fitnah melalui media sosial dengan menuduhkan pembunuhan terhadap Pendeta Yeremias Zarambanin kepada pihak TNI.

Menurut dia, apa yang dilakukan KKB sudah sangat meresahkan masyarakat.

Salah satu pucuk pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, Hengky Wamang meninggal dunia. Ia ditembak peluru oleh anggota TNI-Polri di Mimika.
Salah satu pucuk pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, Hengky Wamang meninggal dunia. Ia ditembak peluru oleh anggota TNI-Polri di Mimika. (Facebook)

"Fitnah mereka di medsos, jelas sudah setingan dan rekayasa untuk menghasut masyarakat sekaligus menyudutkan TNI/Polri dan pemerintah menjelang sidang umum PBB," tutur Suriaswata.

Dengan kejadian tersebut, maka dalam seminggu terakhir, KKB telah berulah sebanyak empat kali di Intan Jaya.

Sebelum pembunuhan terhadap Pendeta Yeremias Zanambani, aksi kekejaman KKB di Intan Jaya pada minggu ini di mulai pada Senin (14/9/2020).

Saat itu, dua tukang ojek mengalami luka tembak di lokasi yang sama tapi di waktu yang berdekatan.

Kedua korban bernama Laode Anas (34) yang terkena tembakan di lengan kanan, dan Fatur Rahman (23) yang mengalami luka sabetan senjata tajam di bagian dahi dan hidung, serta perut menderita luka tembak.

Tiga hari berselang, KKB kembali beraksi di Kampung Bilogai, Distrik Sugapa dan menyebabkan gugurnya Serka Sahlan dan seorang warga sipil, Bahdawi.

Terakhir, Babinsa Koramil Persiapan Hitadipa, Pratu Dwi Akbar Utomo gugur setelah mengalami luka tembak.

Sarankan KKB Papua Dimasukkan Daftar Teroris Dunia

Keberadaannya memang selalu meresahkan masyarakat Indonesia khususnya di Papua.

Tak jarang kelompok mereka membunuh anggota TNI.

Oleh karena itu, sudah saatnya kelompok mereka dinaikkan statusnya menjadi teroris.

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal TNI (Purnawirawan) AM Hendropriyono menyatakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) merupakan pemberontak, bukan kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Hal ini dikarenakan agar pemerintah dapat menggunakan pendekatan militeristik dengan mengerahkan pasukan 'komando' TNI untuk memberantas tindakan kelompok OPM.

Hendropriyono kemudian mencontohkan keberhasilan TNI bertempur dengan kelompok Fretilin di Timor Leste dahulu.

''Kita bertempur di hutan-hutan Timtim (Timor-Timur) tidak pernah kalah, tapi akhirnya kalah dalam politik dan diplomasi internasional," katanya.

Melansir dari BBC, Hendropriyono juga menyatakan OPM melalui Tentara Nasional Papua Barat (TNPB) telah membunuh bukan hanya tentara dan polisi namun juga warga sipil.

Untuk itu, lanjut Hendropriyono, OPM tidak lagi hanya dikategorikan sebagai kelompok kriminal bersenjata, melainkan harus dikategorikan dalam organisasi teroris internasional.

''Mestinya OPM itu sudah masuk ke list terrorist international. Karena dia sudah membunuh rakyat yang tidak mengerti apa-apa. Itu sudah salah.

"Mereka bunuh tentara, polisi, rakyat juga dibunuh. Hal ini bisa sangat sulit dipecahkan,'' kata Hendropriyono.

Dalam bulan ini saja, sudah tiga anggota Kopassus yang gugur menghadapi serangan KKB Papua.

Para Prajurit tersebut adalah Lettu Erizal Zuhry Sidabutar, Serda Rizky Ramadan dan Serda Muhammad Ramadhan.

Tanggapan Menkopolhukam Mahfud MD

Menkopolhukam Mahfud MD menyatakan pemerintah akan tetap mengunakan cara non-militeristik melalui pendekatan kesejahteraan, untuk mengatasi masalah yang terjadi di Papua.

Diwartakan oleh BBC, hal itu ditegaskan Mahfud MD usai memimpin rapat yang dihadiri para menteri terkait, Jumat (27/12) di kantornya, untuk membahas masalah di Papua.

Usai rapat, Menko Polhukam mengatakan tidak ada kebijakan baru yang akan diambil oleh pemerintah guna menangani masalah-masalah yang terjadi di Papua.

"Cuma nanti koordinasinya akan lebih diperkuat, pendekatan kesejahteraan itu misalnya masing-masing departemen kan punya program. Perdagangan, perindustrian PUPR, semuanya, nanti akan koordinasi agar bisa tampak, tidak terpecah-pecah," kata Mahfud.

Rapat tertutup itu dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate, dan Wakil Menteri Pertahanan, Sakti Wahyu Trenggono.

Hadir pula Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, Wakapolri, Komjen Pol Ari Dono Sukmanto, dan Kepala BSSN, Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian.

Namun saat ditanya mengenai wacana memasukan OPM dalam daftar teroris internasional, Mahfud tidak berkomentar.

Lebih lanjut Mahfud mengatakan, guna menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat Papua, pemerintah juga akan memperkuat penegakan hukum di Papua.

Terutama kepada para pejabat yang menyalahgunakan keuangan negara. (BBC/Ervananto Ekadilla/ Dhias Suwandi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seorang Pendeta Tewas Ditembak KKB di Intan Jaya, Papua"

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved