Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Gubernur Sulsel Bantah Keluarga Terlibat Tambang Pasir, Berikut Penjelasannya

Dimana kajian yang dilakukan Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) dan Koalisi Selamatkan Laut Indonesia tersebut, mengatakan ada keterlibatan keluarga

Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/FADLY ALI
Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah angkat bicara terkait tambang pasir laut di wilayah tangkap nelayan dan masyarakat di Kodingareng.

Dimana kajian yang dilakukan Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) dan Koalisi Selamatkan Laut Indonesia tersebut, mengatakan ada keterlibatan keluarga dan parpol pengusung Gubernur NA pada Pemilihan Gubernur 2018 lalu.

"Pada masa kepemimpinan saya, saya mengusulkan ke DPRD untuk membuat Perda Zonasi, jadi penambangan tidak boleh lagi dekat pinggir pantai, jadi dilakukan di 8 mil (12,67 kilometer) jadi jauh sekali," katanya via rekaman Gubernur NA yang dikirimkan Humas Pemprov, Jumat (18/9/2020).

"Kenapa ini kami lakukan? Karena adanya proyek stretegis nasional yaitu pembangunan pelabuhan Makassar New Port yang integrity dengan kawasan industri," jelasnya.

Terkait siapa yang melakukan penambangan, lanjut dia, ia tidak mengetahuinya.

"Sama sekali saya tidak tahu. Kami hanya PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) memberi izin, bagi yang mengusulkan. Jadi sama sekali kami tidak ada perusahaan tambang, termasuk anak saya, keluarga saya, tidak ada," ujarnya.

"Nah kalau mau cek, yah tentu cek kepada yang punya perusahaan. Apakah kita ada di dalam atau tidak. Yang pasti, saya tidak ada kaitannya sama sekali, kami hanya ingin betul-betul mengamankan proyek strategis nasional (MNP)," ujar Bupati Bantaeng dua periode itu.

NA menegaskan akan menindak perusahaan yang melanggar aturan. "Kalaupun yang nambang melanggar aturan, yah sampaikan datanya. Ya kita bisa cabut izinya, saya bisa cabut," ujarnya.

"Jadi tolong, jangan kami dikait-kaitkan. Saya tidak punya bakat itu, ngapain saya jauh menambang, kalau mau main proyek, banyak proyek provinsi. Itupun saya larang keluarga saya. karena harus kita jaga dulu integritas kita," jelas NA.

Lebih jauh, NA menilai, ada yang mengkompori para nelayan. " Kita kan tahu siapa yang kompori ini nelayan, dan saya kira bisa wawancaara ke aparat penegak hukum," katanya.

"Karena bigini, pertanyaan saya, kenapa waktu swasta menambang tidak ada yang ribut. Setelah proyek Strategis Nasional ini kok diributin. Inikan bukan bisnis, ini kepenitngan ekonomi nasional," jelasnya.

Apalagi, lanjut dia, sulsel sudah direct export atau ekspor langsung. "Ini sebagai pemicu, orang indusri masuk ke Sulsel. Sehingga kita bangun port dengan terintegrasi kawasan industri, sehikngga cost (biaya) lebih murah, jalan tak dipadat kontainer hingga daya saing produk jauh lebih tinggi," katanya.

Kaitannya Tahun Politik

Gubernur NA mengatakan, 2020 ini adalah tahun politik. "Makanya harus hati-hati kita tanggapi, apalagi kota Makassar, jagoan-jagian semua akan maju. Kalau saya akan bekerja secara profesional," katanya.

"Kalau ada pelanggaran, segera saya cabut. Saya tegaskan, saya tak tahu siapa penambang, apalagi dikaitkan dengan kami, nggak ada," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved