Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Update Corona Bulukumba

Live Musik Dibubarkan Paksa, Kapass Bulukumba Minta Satpol PP Tak Tebang Pilih

omunitas Pemersatu Seniman (Kapass) Bulukumba, menyesalkan insiden pembubaran paksa acara live musik akustik

Penulis: Firki Arisandi | Editor: Suryana Anas
Istimewa
Ketua Komunitas Pemersatu Seniman (Kapass) Bulukumba, Wawan Laode. 

TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Komunitas Pemersatu Seniman (Kapass) Bulukumba, menyesalkan insiden pembubaran paksa acara live musik akustik di beberapa titik di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Kapass Bulukumba Wawan Laode, kepada Tribun Timur, Kamis (17/9/2020).

Menurut Wawan, Satpol PP Bulukumba seharusnya tidak diskriminatif dalam bertindak.

Pasalnya, dari hasil pantauannya, tidak semua titik keramaian dibubarkan oleh Satpol PP, seperti misalnya aktivitas beberapa klub motor dan mobil di malam itu.

"Jangan cuma penggiat seni saja yang di perlakukan seperti itu tapi semua yang melanggar harus kena, jangan ada kesan tebang pilih dong," pinta Wawan.

Harusnya, tambah Wawan, pemerintah lebih memperhatikan nasib seniman di Bulukumba yang terdampak pandemi Covid-19 ini.

Sekadar diketahui, live musik akustik yang digelar oleh Komunitas Bulukumba Project, di Tribun Lapangan Pemuda, Jalan Jend Sudirman, Kecamatan Ujung Bulu, dibubarkan Satpol PP Bulukumba, Sabtu (12/9/2020) malam.

Hal tersebut menuai protes dari para pegiat musik. Seperti yang disampaikan oleh Yuyun, salah satu anggota komunitas tersebut.

Padahal, aktivitas mereka telah mendapat izin dari Wakil Bupati Bulukumba Tomy Satria Yulianto.

Mereka diberikan izin untuk menggelar live musik sebanyak tiga kali dalam seminggu.

Yakni pada Senin malam, Rabu malam dan Sabtu malam, dengan syarat harus memenuhi standar protokol Covid-19.

Namun, Sabtu malam, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) membunarkan kegiatan mereka dengan alasan pencegahan Covid-19.

Namun, Yuyun menyebut Satpol PP tebang pilih lantaran tak semua pusat keramaian dibubarkan, seperti misalnya aktivitas klun motor dan mobil yang juga banyak berkumpul di malam itu.

Bahkan acara sosialisasi bakal calon bupati di Pilkada Bulukumba 2020 yang melibatkan massa yang banyak dibiarkan begitu saja.

"Padahal kami sudah terapkan protokol kesehatan. Ada wadah cuci tangan disediakan. Kita merasa tidak terima karena cuman kita (pemusik) yang dibubarkan, yang lain dibiarkan berkumpul," kata Yuyun.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved