Menilik Asal Usul Lagu dan Tarian Poco-poco Yopie Latul, Ada Hubungannya dengan Prajurit TNI
Pada 2018 lalu upaya pemecahan rekor dunia tarian poco-poco terbanyak telah dilakukan di area car free day Sudirman-Thamrin.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUNTIMURWIKI.COM- Penyanyi Yopie Latul telah meninggal dunia, namun karyanya akan selalu terkenang.
Salah satu karya yang begitu fenomenal adalah lagu Poco-poco.
Bahkan lagu ini menjadi populer dikalangan masyarakat dan biasa digunakan untuk senam.
Lagu ini diciptakan oleh Arie Sapulette dan dinyanyikan Yopie Latul.
• Pelantun Lagu Poco-Poco, Yopie Latul Meninggal ! Simak Perjalanan Kariernya
• Penyanyi Yopie Latul Meninggal Dunia, Berstatus OTG Corona, Dimakamkan dengan Protokol Covid-19
Dilansir dari Kompas.com, pada 2018 lalu upaya pemecahan rekor dunia tarian poco-poco terbanyak telah dilakukan di area car free day Sudirman-Thamrin.
Namun, tahukah Anda cerita di balik lagu dan tarian poco-poco yang khas itu?

Jumat (10/8/2018), Kompas.com menemui Ferry Sapulette, adik kandung Arie Sapulette, pencipta lagu poco-poco.
Pada 1993, Ferry yang tergabung dalam Nanaku Group bersama Arie juga memainkan dan merekam lagu poco-poco.
Dilansir dari Kompas.com, Ferry bercerita tentang makna di balik lirik lagu poco-poco.
Ia mengatakan, poco-poco merupakan menggemaskan dalam bahasa Ternate.
"Istilah poco-poco itu, kan, istilah untuk bayi yang lucu, montok, yang menggemaskan. Tapi Arie balikkan itu seakan-akan ke gadis cantik yang poco-poco, yang menggemaskan," kata Ferry.
Ferry menambahkan, lagu poco-poco menggunakan bahasa Ternate, bukan bahasa Manado seperti yang diketahui banyak orang.
Ia menuturkan, hal itu dikarenakan adanya kesamaan antara bahasa Ternate dan Manado dalam beberapa kata.
Selain itu, ia juga bercerita soal asal-usul gerakan tarian poco-poco yang sangat populer.
Ia mengatakan, gerakan itu terinspirasi dari gerakan senam para tentara.
Ferry dan Arie memang besar di lingkungan tentara karena ayahnya merupakan seorang tentara angkatan darat yang bertugas di Ternate saat itu.
"Kalau mereka senam itu pakai baju kaus, celana sama senjata dipegang itu gerakannya, kiri dua, kanan dua, terus mundur kemudian putar. Makanya tangannya seolah memegang sesuatu itu karena pegang senapan," kata Ferry.
Seiring popularitas lagu Poco-poco yang meroket, gerakan tarian poco-poco menular ke mana-mana.

Tarian itu pun mulai dikombinasikan dengan tari-tari tradisional.
Di Papua misalnya, tarian poco-poco dikombinasikan dengan gerakan memanah khas Papua.
Begitu pula dengan tarian Jaipong yang diselipkan dengan tarian poco-poco di Jawa Barat.
Poco-poco juga tak jarang dijadikan gerakan dalam tarian-tarian modern seperti senam aerobik.
"Poco-poco sudah berkembang pesat masuk ke dalam tarian-tarian modern muncul kreasi baru lagi. Jadi dia berkembang terus, tetapi tidak meninggalkan gerakan dasar," ujarnya.
Ferry pun mengaku bangga ketika 65.000 orang menari poco-poco untuk memecahkan rekor dunia.
"Kami terharu kemarin melihat 65.000 orang pecah rekor saya bangga juga," kata Ferry menutup perbincangan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengetahui Asal Usul Lagu dan Tarian Poco-poco"