Menilik Asal Usul Lagu dan Tarian Poco-poco Yopie Latul, Ada Hubungannya dengan Prajurit TNI
Pada 2018 lalu upaya pemecahan rekor dunia tarian poco-poco terbanyak telah dilakukan di area car free day Sudirman-Thamrin.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Ferry dan Arie memang besar di lingkungan tentara karena ayahnya merupakan seorang tentara angkatan darat yang bertugas di Ternate saat itu.
"Kalau mereka senam itu pakai baju kaus, celana sama senjata dipegang itu gerakannya, kiri dua, kanan dua, terus mundur kemudian putar. Makanya tangannya seolah memegang sesuatu itu karena pegang senapan," kata Ferry.
Seiring popularitas lagu Poco-poco yang meroket, gerakan tarian poco-poco menular ke mana-mana.

Tarian itu pun mulai dikombinasikan dengan tari-tari tradisional.
Di Papua misalnya, tarian poco-poco dikombinasikan dengan gerakan memanah khas Papua.
Begitu pula dengan tarian Jaipong yang diselipkan dengan tarian poco-poco di Jawa Barat.
Poco-poco juga tak jarang dijadikan gerakan dalam tarian-tarian modern seperti senam aerobik.
"Poco-poco sudah berkembang pesat masuk ke dalam tarian-tarian modern muncul kreasi baru lagi. Jadi dia berkembang terus, tetapi tidak meninggalkan gerakan dasar," ujarnya.
Ferry pun mengaku bangga ketika 65.000 orang menari poco-poco untuk memecahkan rekor dunia.
"Kami terharu kemarin melihat 65.000 orang pecah rekor saya bangga juga," kata Ferry menutup perbincangan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengetahui Asal Usul Lagu dan Tarian Poco-poco"