Harga Cengkeh
Harga Anjlok, Petani Cengkeh di Bulukumba Mengeluh
Petani cengkeh di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengeluhkan anjloknya harga cengkeh.
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Petani cengkeh di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengeluhkan anjloknya harga cengkeh.
Harga tanaman yang bisa bertahan hingga puluhan tahun itu, kini sangat merosot. Bahkan harganya turun hingga 50 persen.
Jika tahun lalu harga cengkeh kering dapat dijual lebih dari Rp 100 ribu per kilogramnya, kini harganya hanya Rp 50 ribu per kilo.
Jika dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan mulai dari pemeliharaan sampai panen, tidak ada keuntungan bagi para petani.
Petani asal Desa Gattareng, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, H Abd Jalal mengatakan harga cengkeh turun tiga kali lipat dari harga tahun sebelumnya.
"Harga cengkeh sangat merosot tiga kali lipat dari dua tahun terakhir, sebelumnya cengkeh kering harga Rp 100 ribu per kilo, kini cuman Rp 50 ribu, sedangkan yang basah sekarang hanya Rp 15 ribu per kilo. Belum lagi dikurangi biaya sewa petik Rp 3.000, makan pemetik dan ongkos yang lain Rp 5.000, jadi petani hanya dapat capek," katanya.
Dengan harga rendah itu, membuat petani harus memutar haluan mencari penghasilan tambahan, apalagi saat ini masih dalam suasana pandemi.
"Harga jual hasil bumi dari petani turun sekali, sementara barang-barang kebutuhan pokok harganya semua naik," tambahnya.
Petani berharap pemerintah segera memberikan solusi, agar kondisi tersebut tak berlarut-larut.
Sebelumnya, Kadis Perdagangan dan Perindustrian Bulukumba, Munthasir Nawir mengatakan saat ini memang permintaan cengkeh berkurang.
Ia mengaku, jika permintaan banyak maka harga bakal naik kembali.
Achil, sapaannya menduga, salah satu faktor murahnya harga cengkeh diakibatkan karena pandemi covid-19.
Dia mengaku telah melakukan konsultasi harga cengkeh ke provinsi, dan dari hasil konsultasi, harga cengkeh tidak dapat diintervensi karena mengikuti harga internasional.
"Kami hanya memantau harga ke masyarakat, dan petani langsung menjual cengkeh ke penjual," jelasnya.(*)
Laporan Wartawan Tribun Timur, Firki Arisandi