Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ince Langke Meninggal

Anggota DPRD Sulsel Ince Langke Meninggal Jelang Ulang Tahun, 5 Penyebab Kematian Mendadak

Anggota DPRD Sulsel Ince Langke meninggal jelang ulang tahun, 5 penyebab kematian mendadak.

Editor: Edi Sumardi
DOK TRIBUN TIMUR
Foto kenangan Ince Langke, anggota DPRD Sulsel yang meninggal dunia, Selasa (8/9/2020). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Anggota DPRD Sulsel Ince Langke meninggal jelang ulang tahun, 5 penyebab kematian mendadak.

Innalillahi wainna ilaihi rajiun, DPRD Sulsel ( Sulawesi Selatan ) berduka.

Politisi senior Partai Golkar, Ince Langke meninggal dunia.

Beliau menghembuskan nafas terakhir di RS Awal Bros atau Primaya Hospital, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Sulsel, Selasa (8/9/2020) siang.

Beberapa menit sebelum dinyatakan meninggal di rumah sakit dekat geding DPRD Sulsel, Ince Langke jatuh pingsan saat sedang mengikuti rapat badan anggaran atau banggar

Dia lalu dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Diduga, politisi asal Kabupaten Kepulauan Selayar sekaligus mantan calon Bupati Selayar itu terkena serangan jantung.

Ince Langke meninggal dunia di usia 59 tahun dan jelang ulang tahunnya ke-60.

Beliau lahir di Selayar, 20 September 1960.

Itu artinya, jarak antara hari ulang tahunnya ke-60 dengan hari wafat hanya 12 hari atau hampir 2 pekan.

Lima penyebab meninggal mendadak

Dalam dunia kesehatan, kematian tiba-tiba bukanlah hal yang baru.

Ada beberapa penyakit atau kelainan bawaan yang ada tanpa gejala yang nyata. Inilah lima penyakit yang dapat menyebabkan sudden death atau kematian mendadak sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

1. Hypertrophic cardiomyopathy

Diperkirakan ada satu dari 500 orang menderita kelainan jantung yang menyebabkan dinding otot jantung menebal dan kehilangan tenaganya.

Diperkirakan ada satu persen penderita penyakit ini meninggal mendadak setiap tahun, biasanya karena detak jantung mereka menjadi terlalu cepat.

Banyak di antara mereka masih berusia muda dan tidak tahu bahwa mereka menderita Hypertrophic cardiomyopathy.

Kebanyakan Hypertrophic cardiomyopathy bersifat genetik.

Tahu riwayat kesehatan keluarga adalah cara terbaik mencegah kematian mendadak akibat penyakit ini.

Dokter juga bisa melakukan pemeriksaan berupa EKG atau ultrasound.

Waspadalah terhadap gejala seperti napas pendek dan tersengal dan debar jantung yang di luar normal.

Pengobatan, defibrillator, dan pembedahan kadang bisa membantu.

Bicarakan dengan dokter mengenai hal ini.

2. "Kabel" jantung rusak

Sementara kardiomiopati berubah bentuk dan struktur ketebalan otot jantung, faulty heart wiring memengaruhi sistem listrik yang mengontrol dan menyinkronkan detak jantung.

Gejala awal sering tidak dirasakan oleh penderita sampai bilik ventrikel jantung mulai bergetar dan tidak bisa memompa dengan benar dan Anda pun terjungkal jatuh.

Penyakit atau kelainan ini juga kebanyakan bersifat genetika.

Mengetahui riwayat kesehatan keluarga dan konsultasi dengan dokter sangat dianjurkan.

3. Aneurisma otak

Kebanyakan aneurisma otak bersifat tanpa gejala.

Menurut jurnal Stroke, ada sekitar 40 persen kasus berakhir dengan fatal.

Aneurisma (aneurysm) otak atau aneurisma cerebral merupakan kondisi kesehatan akibat terjadinya pelebaran abnormal pembuluh darah di otak.

Penyebabnya antara lain; Aneurisma (aneurysm) otak atau aneurisma cerebral merupakan kondisi kesehatan akibat terjadinya pelebaran abnormal pembuluh darah di otak, konsumsi tembakau, alkohol, tekanan darah dan kolesterol tinggi.

Menghindari pemicunya dengan pola hidup sehat, seperti tidak merokok dan konsumsi alkohol berlebihan adalah cara terbaik mencegah kondisi aneurisma.

4. Diseksi aorta

Diseksi aorta adalah kondisi medis yang disebabkan oleh robeknya pembulu darah aorta.

Selain pria di atas usia 40, penderita diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi, dan perokok juga rentan terhadap penyakit diseksi aorta ini.

Selain itu, penyakit ini juga bisa muncul karena faktor genetik. Risiko tertinggi adalah para perokok.

Rokok perlahan mengakibatkan luka pada pembuluh darah, yang memisahkan bagian dalam dan dinding aorta.

Pola makan sehat dan olahraga teratur menjadi kunci utama pencegahannya.

Plus, jauhi rokok dan teratur melakukan medical check-up , terutama CT-scan.

5. Emboli paru

Emboli paru adalah hambatan di salah satu arteri paru di paru-paru Anda.

Di banyak kasus, emboli paru disebabkan oleh gumpalan darah beku yang mengalir ke paru-paru dari kaki, atau yang lebih jarang dari bagian tubuh lain (trombosis nadi dalam).

Luka parah, terbakar, atau retak pada pinggul atau tulang paha dan kondisi diam terlalu lama seperti istirahat total jangka panjang atau berada pada posisi tetap yang lama selama perjalanan dengan pesawat atau mobil, pasca pembedahan (misal pembedahan tulang, persendian, atau otak) adalah beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya emboli paru.

Emboli paru kerap tidak bisa dicegah, bahkan oleh dokter sekalipun.

Tapi, mengelola faktor risiko sangat dianjurkan.

Bicarakan dengan dokter Anda mengenai hal ini.(tribun-timur.com/kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved