Kereta Api Sulsel
Kereta Api Sulsel Terancam Dialihkan, Personel Gabungan Diturunkan Kawal Pengukuran Lahan di Maros
Polres Maros yang dipimpin oleh Kapolres Maros AKBB Musa Tampubolon dan Kodim 1422 yang dipimpin Dandim, Letkol Inf Budi Rahman turun langsung.
Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Ansar
TRIBUN-TIMUR.COM - Sepertinya pembebasan lahan rel kereta api di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, terus berlanjut.
Polres Maros yang dipimpin oleh Kapolres Maros AKBB Musa Tampubolon dan Kodim 1422 yang dipimpin Dandim, Letkol Inf Budi Rahman turun langsung.
Polisi dan tentara diturunkan setelah adanya informasi, pembangunan rel kereta api terancam batal karena masalah besar di Maros.
Pembangunan rel dari Kota Parepare menuju Makassar, sempat terhenti meski Kabupaten Barru dan Pangkep telah merampungkan pembebasan.
Bahkan pembangunan rel di Barru sudah rampung, dan sudah masuk Pangkep. Setelah Pangkep, rel masuk Maros.
Perkembangan kemajuan proyek pembangunan rel kereta api di Maros sempat terkendala pembebasan lahan di kecamatan Marusu.
Warga menolak karena masalah harga lahan yang dinilai sangat murah.
Untuk melancarkan pengukuran lahan stasiun dan rel kereta api oleh Badan pertanahan Nasional (BPN) Maros bersama dengan Balai Kereta Api Dirjen Hubdar Kemenhub serta Tim Apresial, polisi dan tentara melakukan pengamanan.
• Bertengkar, Suami Tendang Istri Sampai Keluar dari Mobil dan Jatuh di Tengah Jalan, Videonya Viral
• Istri Perangkat Desa Bikin Heboh Kampung, Foto Suami Tidur dengan Wanita Lain Dijadikan Status WA
Ada ratusan personel gabungan, termasuk Satpol PP diterjunkan dalam pengamanan. Mereka datang untuk memastikan kegiatan pengukuran lahan berjalan lancar.
"Ratusan personil kami libatkan., baik dari unsur TNI dan Polri di tambah dukungan Satpol PP dalam pengamanan kegiatan pengukuran lahan ini, "kata Kapolres.
"Khusus Polres Maros, kami menurunkan 276 personel. Ditambah BKO Brimob Polda Sulsel dan Kodam Hasanuddin," lanjut dia.
Di lapangan, personel diperintahkan untuk tetap mengedepankan sikap humanis dan persuasif.
Personel turun lapangan tanpa dilengkapi senjata api.
Kegiatan pengukuran lahan kereta api tersebut dilangsungkan di dua tempat dengan Luas 26.864 meter per segi, di Kecamatan Marusu.
"Kami tidak lengkapi personel dengan senjata. Kami yakin, warga akan menyambut kami dengan baik. Dan itulah memang terjadi. Pengukuran berjalan lancar," kata Musa.