Kagetnya Nadiem Makarim Dengar Isu Wajib Militer bagi Mahasiswa, Tak Setuju dengan Prabowo Subianto?
Nadiem Makarim mengatakan, program yang disiapkan bagi mahasiswa saat ini adalah mengikuti pelatihan militer secara sukarela, bukan wajib.
Trenggono menjelaskan, program bela negara ini bertujuan menyadarkan masyarakat, khususnya anak muda untuk bangga sebagai orang Indonesia.
Dengan cara ini, kata dia, pemerintah ingin menciptakan generasi milenial yang bisa mencintai akan bangsa dan negaranya sendiri.
"Jadi, (mahasiswa) tak hanya hanya kreatif dan inovatif. Tetapi juga cinta bangsa dan negara dalam kehidupan sehari-hari," tutur dia.
Menurutnya, kecintaan generasi milenial terhadap negara juga bisa ditunjukkan dengan bergabung dalam komponen cadangan (Komcad).
Hal itu sesuai amanat dari Undang-undang (UU) Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara.
Trenggono menegaskan, bahwa Komcad bukanlah program wajib militer.
Dia mengatakan, itu hanya kesadaran dari masyarakat yang ingin membela negara jika terjadi perang.
Karena itu, Trenggono menuturkan, jika masyarakat ingin bergabung, akan difasilitasi dengan diberikan pelatihan selama beberapa bulan.
"Usai latihan dikembalikan ke masyarakat. Jika negara dalam keadaan perang, mereka siap bertempur," katanya.
Selain itu, Trenggono juga mengatakan, salah satu yang menjadi perhatian adalah Indonesia akan memasuki era bonus demografi mulai 2025 hingga 2030 yang ditandai dengan dominannya penduduk usia produktif.
Menurutnya, kelompok milenial akan mengisi bonus demografi tersebut, sehingga perlu disiapkan untuk menggerakkan perekonomian bangsa di masa depan.
Karena itu, Trenggono mengingatkan kepada para milenial untuk selalu belajar dan berkompetisi. Jangan kalah dengan generasi milenial di luar negeri.
Trenggono mencontohkan Korea Selatan, misalnya. Ia mampu mengguncang dunia melalui budaya K-Pop.
Menurut dia, dilihat dari sudut pandang pertahanan, langkah demikian merupakab cara Korsel lewat industri kreatif sehingga mempengaruhi dunia.
"Indonesia seharusnya bisa seperti itu. Apalagi, kita punya seni dan budaya yang banyak," ujarnya.