Kagetnya Nadiem Makarim Dengar Isu Wajib Militer bagi Mahasiswa, Tak Setuju dengan Prabowo Subianto?
Nadiem Makarim mengatakan, program yang disiapkan bagi mahasiswa saat ini adalah mengikuti pelatihan militer secara sukarela, bukan wajib.
TRIBUN-TIMUR.COM- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan atau Mendikbud, Nadiem Makarim akhirnya memberikan respon soal isu pendidikan militer bagi mahasiswa.
Mendikbud Nadiem Makarim mengaku terkejut dengan munculnya isu wajib militer untuk mahasiswa di perguruan tinggi yang digagas Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.
Menurut Nadiem, Kemendikbud tidak pernah membahas soal wajib militer dengan pihak manapun.
"Ini buat saya kaget waktu saya mendengar, ini isu juga baru saya dengar, karena beberapa diskusi yang sebelumnya sudah terjadi itu bukan mengenai wajib militer sama sekali, malah itu berhubungan dengan kampus merdeka," kata Nadiem saat live Instagram bersama Deddy Corbuzier, Rabu (26/8/2020).
Nadiem mengatakan, program yang disiapkan bagi mahasiswa saat ini adalah mengikuti pelatihan militer secara sukarela, bukan wajib.
Menurut Nadiem, program ini bisa diikuti oleh mahasiswa yang mau selama satu semester.
"Mahasiswa secara voluntary kalau ingin mengikuti satu semester misalnya pelatihan perwira atau officer training, buat military, leadership military school, kalau di Amerika itu namanya West Point, program buat officer," ucap Nadiem.
Menurut Nadiem, sejalan dengan kebijakan Kampus Merdeka, pihaknya memberikan kebebasan bagi mahasiswa untuk mengambil program di luar kampus.
Meski begitu, dirinya menilai akan sangat baik jika ada mahasiswa yang ingin mengikuti program pelatihan militer.
"Sebagai kemerdekaan buat mahasiswa bisa memilih saya mau dong satu semester, mau dia masuk militer atau tidak itu masalah lain, tapi kalau dia mau mengikuti program itu selama satu semester, menurut saya itu sangat baik, itu opini saya," kata Nadiem.
Gabung dalam Komcad
Sebelumnya diberitakan, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto akan merekrut mahasiswa dalam latihan militer melalui program bela negara.
"Nanti dalam satu semester, mereka (mahasiswa) bisa ikut pendidikan militer," kata Wakil Menteri Pertahanan, Sakti Wahyu Trenggono, melalui keterangan resminya di Jakarta pada Minggu (16/8/2020).
Trenggono menuturkan, adapun nilai pendidikan militer tersebut akan dimasukkan ke dalam satuan kredit semester (SKS) yang diambil.
"Ini salah satu yang sedang kita diskusikan dengan Kemendikbud untuk dijalankan," ujar Trenggono.