Siapa Wanita Indonesia Pelaku Bom Bunuh Diri yang Tewaskan 14 Orang di Filipina?
Siapa wanita Indonesia pelaku bom bunuh diri yang tewaskan 14 orang di Filipina?
"Itu adalah alat peledak improvisasi yang dibawa oleh kendaraan yang meledak saat tentara kami melakukan operasi," kata Vinluan kepada wartawan.
Ledakan kedua terjadi berselang satu jam dari ledakan pertama.
Ledakan kedua berasal dari bom bunuh diri yang dibawa oleh seorang wanita. Ledakan tersebut menewaskan pembawa bom bunuh diri dan seorang terntara.
"Seorang tentara sedang memeriksa seseorang lalu ada ledakan lain," kata Vinluan.
Bom ketiga yang tidak meledak dilaporkan ditemukan di pasar Jolo dan langsung diisolasi oleh tentara dan polisi.
Pejabat militer dan polisi mengatakan hampir 40 tentara, polisi, dan warga sipil terluka dalam serangan bom itu.
Gambar yang dilihat oleh Associated Press menunjukkan tentara membawa seorang pria dari lokasi ledakan di dekat truk tentara sementara korban ledakan lainnya tergeletak di jalan.
Bangkai sepeda motor dan pecahan komponennya terlihat berceceran di jalan.
Pengeboman pertama dilakukan di dekat alun-alun kota dan Katedral Katolik Roma di provinsi yang mayoritas penduduknya Muslim.
Tidak ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Namun pihak militer menyalahkan komandan kelompok Abu Sayyaf, Mundi Sawadjaan, atas pemboman tersebut.
Pejabat militer mengatakan pekan lalu bahwa Sawadjaan berencana melancarkan pemboman di Sulu dengan memanfaatkan dua wanita untuk membawa bom bunuh diri.
Militer Filipina telah melancarkan serangan selama berbulan-bulan terhadap kelompok Abu Sayyaf yang bersekutu dengan ISIS.
Jumlah milisi kelompok tersebut diperkirakan telah menyusut menjadi beberapa ratus orang dalam beberapa tahun terakhir karena berbagai hal.
Bahkan seorang jajaran pimpinan kelompok tersebut, Abduljihad Susukan, menyerah kepada pihak berwenang dua pekan lalu setelah terluka dalam pertempuran.
Susukan didakwa atas penculikan dan pemenggalan para sandera, termasuk turis asing.
Dia sekarang dalam tahanan polisi dan menghadapi berbagai tuduhan pembunuhan.
Pejabat militer mengatakan mereka tidak mengabaikan kemungkinan bahwa pemboman tersebut mungkin dilakukan sebagian sebagai pembalasan atas penahanan terhadap Susukan.(*)