Pilkada Solo
Lawan Gibran Rakabuming di Pilkada Solo Seorang Penjahit dan Ketua RW, Apa Hindari Kotak Kosong?
Pencalonan Gibran telah memunculkan banyak spekulasi, mulai dari Presiden dituding membangun dinasti politik, hingga kekhawatiran melawan kotak kosong
Hal yang membuatnya senang yakni karena akhirnya Gibran memiliki penantang.
• Kejagung Terbakar Spekulasi Berkas Djoko Tjandra & Jiwasraya Hangus, Menko Polhukam: Aneh Klo Hilang
• Pegawai Terpapar Covid, Kementan Tetap Fokus Dukung Petani Tetap Berproduksi di Tengah Pandemi
Tetapi ia menilai majunya pasangan Bajo seolah-olah sedang meledek Gibran yang merupakan anak dari orang nomor satu di Indonesia.
Menurut Refly, tak ada yang berani melawan Gibran selain pasangan Bajo,
meskipun mereka hanya orang biasa yang maju di kandang Gibran, mengingat Solo merupakan kota asal Presiden Jokowi.
Lebih-lebih, Solo juga memiliki basis suara dari PDI-P.

"Yang berani orang biasa saja. Satu tukang jahit, satu kepala RW yang kita tahu kekuatan ekonominya seperti apa," kata Refly.
"Untuk memenangkan kontestasi pilkada, kalau tidak ada sentimen yang luar biasa, rasanya berat. Apalagi ini di 'kandang banteng' dan di halaman presiden," lanjutnya
Lolosnya pasangan Bajo pun membuat Refly berpikir tentang adanya konspirasi.
• 10 Tahun Haul Pencipta Tari Padduppa Almh Andi Siti Nurhani Sapada, Keluarga Berikan Beasiswa ke UNM
• Soal Pemakaian Kalung Eukaliptus, Humas Kementan: Tetap Wajib Perhatikan & Patuhi Protokol Kesehatan
"Jadi saya malah berpikir pakai konspirasi teori jadinya," ungkap Refly.
"Jangan-jangan penyelenggara pemilu sengaja meloloskan pasangan ini agar Gibran tidak melawan kotak kosong dan tidak menghadapi sentimen kotak kosong," terangnya.
Ia mencurigai adanya kesengajaan yang diciptakan untuk menghindari sentimen melawan kotak kosong.
