Sekolah Tatap Muka
Sejumlah SD di Maros Laksanakan Belajar Tatap Muka, Kadis Pendidikan: Belum Ada Imbauan Resmi
Di tengah pandemi Covid-19, uji coba proses belajar mengajar di beberapa Sekolah Dasar (SD) telah dilaksanakan.
Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUNMAROS.COM, TURIKALE - Di tengah pandemi Covid-19, uji coba proses belajar mengajar di beberapa Sekolah Dasar (SD) telah dilaksanakan.
Salah satunya di SDN 111 Polejiwa, Kelurahan Taroada, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Pembukaan sekolah tatap muka ini merupakan langkah uji coba penyesuaian pemerintah setempat utamanya di zona kuning dan hijau dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Kepala SDN 111 Polejiwa Maros, Hj Nur Asiyah, Senin (24/8/2020) mengatakan sekolah tatap muka ini dilakukan secara bertahap dengan memperketat protokol kesehatan.
Proses belajar mengajar ini tetap dilaksanakan sepanjang orang tua murid telah membuat surat pernyataan persetujuan.
"Kami masih uji coba juga ini melaksanakan kegiatan tatap muka pertama ditengah pandemi. Berhubung anjuran Kadisdik Pemkab Maros sudah menganjurkan untuk melakukan sekolah tatap muka dan selama orang tua murid sudah menyatakan setuju dengan memberikan surat persetujuan untuk diisi, dan ini utamanya disampaikan bagi pelajar kelas 1 SD," tuturnya.
Bagi orangtua murid yang tidak setuju dengan proses tatap muka di sekolah, tetap melaksanakan pembelajaran daring di rumah.
"Ada juga orangtua siswa yang tidak setuju dan itu cuman beberapa saja. Kami juga tetap berikan materi pembelajaran daring untuk dirumah," katanya.
Dalam uji coba sekolah tatap muka ini, siswa dibagi dengan cara shifting atau dibagi dalam beberapa sesi. Kantin sekolah pun tidak akan dibuka guna menghindari adanya kerumunan.
"Jadi setiap Siswa- siswi yang akan masuk kelas dibagi dalam 2 sesi atau sistem Shifting, sesi pertama jam 8 pagi sampai 10 dan jam 10-12 siang. Ini pasti kita bagi dulu karena kita menerapkan protokol covid-19 dimana setiap kelas itu hanya di isi oleh 10 orang siswa saja," jelasnya.
"Sebelum masuk kelas semua di cek suhu tubuhnya dan diwajibkan mencuci tangan dan menggunakan masker saat proses belajar mengajar. Dan itu juga kantin kita akan tutup," lanjutnya.
Diketahui, kegiatan ini akan berlangsung hingga sepekan dengan melihat kondisi dan menunggu instruksi lanjutan dari Pemerintah setempat khususnya Dinas Pendidikan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Maros H Takdir mengatakan kegiatan tersebut bukan proses belajar tatap muka.
Para siswa datang mengenakan pakaian biasa, hanya mengambil tugas dan diberikan penjelasan terkait mata pelajaran khusus dari gurunya.
"Jadi pemberitahuan sebelumnya itu, orang tua murid saja yang disuruh kesekolah untuk ambil tugas, tapi hari ini karena dianggap tidak efektif, murid ikut, sambil diberikan penjelasan mengenaik mata pelajaran khusus yang dianggao sulit, seperti matematika," katanya.
Menurutnya, belum ada imbauan resmi yang dikeluarkan pihak Pemkab Maros, mengenai pembelajaran tatap muka.
"Jadi intinya belum ada secara resmi imbauan dari pemerintah setempat. Ini juga baru mau kita bicarakan dengan bupati sebentar, cuman memang saya minta seluruh sekolah untuk meminta data jumlah masker untuk setiap sekolah dan tempat cuci tangan yang akan disiapkan," jelasnya.
Sementara itu, orang tua murid, Erni mengaku selama proses belajar daring di rumah cukup merepotkan.
Dimana jumlah jam pelajaran daring dirumah tidak sebanyak jika dibandingkan di sekolah.
"Selama pandemi ini kan anak saya belajar online terus, ini juga tidak efektif sih karena kalau disekolah kan lebih banyak mendapat jam pelajaran yang banyak. Dan ini juga mereka bisa konsultasi langsung dengan gurunya," tuturnya.(*)
Laporan Wartawan Tribunmaros.com, AM Ikhsan