Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bocah Babak Belur Padahal Korban Salah Tangkap, Ini Kata Kapolsek Bontoala

Jurnalis tribun pun mencoba mengonfirmasi tulisan itu ke pemilik akun Abdul Karim Makassar.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/MUSLIMIN EMBA
Suasana di Mapolsek Bontoala, Jl Sunu, Makassar, Senin (24/8/2020) malam. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Korban dugaan salah tangkap dialami F bocah 13 tahun warga Jl Tinumbu Dalam, Kelurahan Layang, Kecamatan Bontoala, Makassar.

Dugaan salah tangkap itu pun ramai beredar di media sosial, Senin (24/8/2020) malam, setelah diposting pemilik akun bernama Abdul Karim Makassar.

"As-Salamu 'Alaykum
Tabe' saudaraku
Kalau polisi salah tangkap memang harus dipukul sampai berdarah2...muka,wajah sampai2 keluar darah dari mulut dan dihitung TDK sampai disitu kau injak pakai sepeda motor rossimu trus kau suruh org mengaku dan kau ancam klw TDK mengaku TDK dilepas.!!!
Terimakasih banyak pak wartawan yg saya sangat Hormati yang telah mau membantu beban memikul beban kami.
Orang tua mana yg tega anaknya dipukuli apalagi baru lulus sekola dasar ( SD )
Hentikan kebiasaan buruk pak polisi yg selalu lepas tangan "salah tangkap" tapi pukulanmu tdk meleset .... Saya tunggu permintaan ma'af drmu pak polisi yg saya hormati sekta 6 makassar dekat masjid Al-Markaz
Tabe' saudaraku dgn kekuatan kalian , InsyaAllah ini bisa viral

Postingan Abdul Karim Makassar itu menyertakan foto F (13) yang terlihat mengalami lebam memerah di bawa kelopak matanya.

Jurnalis tribun pun mencoba mengonfirmasi tulisan itu ke pemilik akun Abdul Karim Makassar.

Rupanya, Abdul Karim Makassar merupakan paman dari F. Ia mengaku sangat menyayangkan apa yang dialami
F, sehingga membuatnya nekat memposting peristiwa itu di media sosial facebook.

"Ceritanya dia (F) melintasji di Jl Ujung, sebenarnya masalah sepelehji tapi kenapa sampai dipukul begitu. Kebetulan ada anak-anak lari dikejar polisi, (F) lari tongi (juga), terus diambilki langsungi diambak (dihantam) mukanya pakai helm baru langsung diinjakkan kakinya pakai ban motor," cerita Abdul Karim.

Kejadian itu, lanjut Abdul Karim berlangsung pada Jumat malam kemarin.

Ia mengaku hendak melaporkan kejadian itu ke bagian Profesi dan Pengamanan (Propam) namun dilarang oleh orangtuanya lantaran tidak ingin memperluas persoalan itu.

Namun, ia mengaku memberanikan memposting peristiwa itu lantaran kasihan melihat kondisi F.

Jurnalis tribun, mencoba mengonfirmasi langsung persoalan itu ke Kapolsek Bontoala Kompol Andriany Lilikay.

Saat dihampiri, di halaman Mapolsek Bontoala, Kompol Andirany Lilikay terlihat bersama Kabid Propam Polda Sulsel Kombes Pol Agoeng Adi Koerniawan.

Belum sempat ditanya, Kombes Pol Agoeng Adi Koerniawan naik ke kendaraan dinasnya.

Agoeng Adi pun beranjak meninggalkan Mapolsek Bontoala.

Kapolsek Bontoala Kompol Andriany yang juga hendak dimintai keterangan bergegas masuk ke kantornya. Pagar samping ditutup.

Kompol Andriany pun dikonfirmasi via telepon oleh seorang jurnalis yang menunggunya depan Mapolsek Bontoala.

"Silakan konfirmasi ke Propam. Di tangani Propam. Tidak ada salah tangkap, itu kasus tawuran. Jadi konfirmasi ke Propam. Saya sedang sama anak-anak Propam ini. Kami diambil keterangan dulu yah," ujar Kompol Andriany.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved