Gedung DPRD Sulsel Dikepung
Unjuk Rasa Tolak RUU Omnibus Law, Begini Situasi Terkini di Kawasan Gedung DPRD Sulsel
Pantauan jurnalis tribun di lokasi pukul 17.30 Wita, massa yang masih bertahan dari kelompok Gerak gabungan buruh dan mahasiswa.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR COM, MAKASSAR - Kerumunan massa di depan gedung DPRD Sulsel, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, perlahan berkurang, Jumat (14/8/2020) sore.
Pantauan jurnalis tribun di lokasi pukul 17.30 Wita, massa yang masih bertahan dari kelompok Gerak gabungan buruh dan mahasiswa.
Kelompok ini berkonsentrasi di depan gerbang masuk gedung DPRD Sulsel.
Dua kelompok lainnya, Front Perjuangan Rakyat Sulsel dan Aliansi Mahasiswa Makassar, Aliansi Pelajar Makassar sudah meninggalkan kawasan gedung DPRD Sulsel.
Kelompok Aliansi Mahasiswa Makassar tampak meninggalkan lokasi aksi dengan menggelar aksi longmarch di atas jalan layanf flyover menuju arah Jl Perintis Kemerdekaan.
Di ujung jalan layang, pengunjukrasa dari Aliansi Mahasiswa Makassar rupanya masih melanjutkan unjukrasa.
Mereka berunjukrasa dengan menutup jalan layang arah Jl Veteran Utara.
Tuntutan yang disuarakan masih sama, yaitu menolak RUU Omnibus Law dan Cipta kerja serta meminta adanya kebijakan pendidikan gratis.
Akibat aksi lanjutan oleh Alinasi Mahasiswa Makassar itu, kemacetan panjang tidak terhindarkan di Jl Urip Sumoharjo arah pertigaan AP Pettarani.
Aksi unjukrasa itu mendapat pengawalan personel Kepolisian Resort Kota Besar Makassar.
Sebelumnya, ribuan pengunjukrasa itu berasal dari sejumlah organisasi buruh dan mahasiswa mengepung kawasan gedung DPRD Sulsel
Sejumlah kelompok massa aksi itu kompak menyuarakan penolakan atas Omnibuslow dan Cipta Kerja.
"Omniboslow adalah kebijakan penghinatan kepada rakyat," kata orator aksi.
Akibat unjukrasa itu, kemacetan panjang terjadi di Jl Urip Sumoharjo. Baik dari arah Jl Veteran Utara maupun sebaliknya. (Tribun-Timur/Muslimin Emba).