Pegadaian
Hingga Juni 2020, Pegadaian Kanwil Makassar Salurkan 9,5 Triliun ke Nasabah
Pegadaian mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui penyaluran pinjaman kepada masyarakat.
Penulis: Sukmawati Ibrahim | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -Pemimpin Wilayah PT Pegadaian (Persero) Kantor Wilayah VI Makassar, Alim Sutiono mengatakan, Pegadaian secara konsisten mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui penyaluran pinjaman kepada masyarakat.
Hingga 30 Juni 2020, Pegadaian Wilayah VI Makassar berhasil menyalurkan Rp 9,5 triliun.
Angka tersebut tumbuh 22,35 persen dari periode sama tahun lalu.
"Dari pinjaman tersebut, sekitar 60 persen untuk kebutuhan produktif, sisanya 40 persen konsumtif," kata Alim.
Total nasabah Pegadaian Kanwil Makassar sebanyak 1.524.222, tumbuh 8.07 persen dibanding tahun lalu.
Terkait trafik nasabah emas di Pegadaian Kanwil VI Makassar, seiring terus mencuatnya harga emas, Alim mencatat adanya pertumbuhan dari waktu ke waktu, termasuk saat pandemi ini.
"Saat ini rerata penjualan tabungan emas Rp 11,5 miliar setiap bulan, tahun sebelumnya jumlahnya hanya Rp 3,5 miliar per bulan nasabah yang saat ini menggadaikan emasnya lah yang sangat merasakan keuntungan dari adanya kenaikan harga emas. Karena nilai agunan mereka mengalami kenaikan sehingga uang pinjaman yang diberikan juga bisa bertambah. Bagi nasabah yang ingin menambah plafond uang pinjaman, dapat langsung mendatangi outlet pegadaian atau bisa juga melalui aplikasi pegadaian digital," tukasnya.
Ia menambahkan, hingga saat ini rekening tabungan emas Pegadaian sudah mencapai 366.715 akun dengan total simpanan sebesar 245 Kg, atau kalau dirupiahkan mencapai Rp 227 Miliar.
Secara nasional, Pegadian berhasil mencatatkan omzet sebesar Rp 80,4 triliun, naik 18,8 persen dibandingkan pada periode sebelumnya sebesar Rp 67,7 triliun.
Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto menyampaikan, dari pinjaman yang disalurkan tersebut, sekitar 60 persen bersifat produktif, sedangkan sisanya 40 persen bersifat konsumtif.
Karenanya, perseroan berperan aktif membantu masyarakat bangkit dari krisis.
"Sebagai BUMN, Pegadaian terus konsisten mendukung program pembangunan ekonomi, apalagi saat ini masyarakat tengah menghadapi ketidakpastian akibat pandemi Covid-19. Kami juga bersyukur, meskipun kondisi global kurang bersahabat, penyaluran pinjaman perseroan masih relatif aman. Sampai akhir Juni 2020 NPL tercatat 2,37 persen. Artinya masih di bawah rata-rata NPL industri keuangan," katanya melalui media gathering virtual baru-baru ini.
Kuswiyoto membeberkan, performa kinerja Pegadaian hingga saat ini terus menunjukkan angka positif.
Outstanding loan (OSL) per 30 Juni 2020 mencapai Rp.53,0 triliun naik 21,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebanyak Rp.43,6 triliun.
Pegadaian juga mencatatkan aset perusahaan naik 22,0 persen dari Rp 56,1 triliun menjadi Rp 68,4 triliun.
Peningkatan tersebut mendorong perseroan terus meningkatkan kinerja produk gadai sebagai bisnis utamanya.
"Kami terus meningkatkan sistem layanan kepada nasabah-nasabah kami di seluruh wilayah Indonesia. Hingga Juni 2020 ini, jumlah nasabah perseroan tercatat sebanyak 15 juta orang. Tumbuh sebesar 26,6 persen dibanding Juni 2019 sebesar 11,9 juta orang," papar Kuswiyoto.
Dari sisi kinerja keuangan, sepanjang semester I 2020, Pegadaian juga mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp.10,1 triliun, naik 27,8 perse dibandingkan tahun lalu sebesar Rp.7,9 triliun.
Perseroan pun mampu mempertahankan pencapaian laba bersih sebesar Rp.1,5 triliun seperti periode yang sama tahun 2019.
Untuk meningkatkan layanan bisnis Pegadaian, Kuswiyoto mengungkapkan, perseroan telah memiliki pondasi yang kuat dalam menjaga sustainibilitas kinerja perusahaan, dengan melakukan mitra sinergi untuk memperluas channel distribusi.
Saat ini tercatat sudah 716 mitra sinergi dari berbagai instansi yang sudah menjalin kerjasama dengan Pegadaian.
"Perseroan juga terus memperluas basis nasabah melalui sistem keagenan yang hingga Juni 2020 tercatat 10.385 agen aktif. Program keagenan yang semula bersifat perorangan, saat ini dikembangkan menjadi agen komunitas dan agen prioritas, hal ini dimaksudkan agar semakin banyak segmen masyarakat yang dapat dijangkau dan dilayani," ungkapnya.
Kuswiyoto juga menjelaskan, untuk mencapai target bisnis Pegadaian di tengah kondisi pandemi ini, Perseroan terus menyusun strategi dengan menetapkan berbagai regulasi keringanan-keringanan kepada nasabah.
Regulasi yang disusun oleh Pegadaian seperti penurunan tarif bunga dari 1,2 persen menjadi 1 persen per 15 hari untuk roll over kredit gadai, guna membantu nasabah dan menjaga engagement.
"Pegadaian terus melakukan relaksasi dengan perpanjangan masa bebas bunga atau grace period selama 30 hari. Tetapi kamu juga punya Gadai Peduli dimana nasabah nantinya dibebaskan bunga untuk pinjaman sampai dengan Rp 1 juta selama 3 bulan," tutupnya. (*)
Laporan Wartawan Tribun Timur @umhaconcit