Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribuners Memmilih

Ini Alasan Pengamat Politik Unismuh Makassar Sarankan Pilkada Luwu Utara Ditunda

Pengamat Politik Unismuh Makassar Arqam Azikin berharap Pilkada Luwu Utara ditunda.

Penulis: Abdul Azis | Editor: Suryana Anas
Istimewa
Pengamat Politik Unismuh Makassar Arqam Azikin berharap Pilkada Luwu Utara ditunda. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pengamat Politik Unismuh Makassar Arqam Azikin berharap Pilkada Luwu Utara ditunda.

Saat ini kata Arqam, masyarakat Luwu Utara sedang berduka atas bencana banjir bandang belum lama ini.

Belum lagi kata Arkam, banyak infrastruktur rusak.

"Muspida Lutra harus berkonsentrasi pada penanganan dampak bencana banjir, pemulihan, dan pertolongan kepada warga," kata Araam, Kamis (6/8/2020).

Oleh karena itu, Arqam berharap Pilkada Lutra ditunda hingga penanganan bencana selesai dengan baik, karena kondisi daerah masih belum stabil.

"Infonya sampai hari ini banjir terus berlanjut. Air sungai bisa saja meluap lagi sewaktu-waktu dan tentu dapat saja terjadi bencana susulan," jelasnya.

Sebelumnya, alumni Sekolah Manajemen Kepemimpinan Pemuda Universitas Hasanuddin (Unhas) M Tasbih Ahdal mengajak masyarakat Luwu Utara bangkit dan fokus pada penanggulangan bencana banjir bandang.

"Mari bersatu dan sisihkan warna politik. 20 hari pascabencana banjir situasi kita masih memperihatinkan. Kita semua masih dihantui kecemasan dan ketakutan," kata M Tasbih, Senin (3/8/2020).

Ia juga berharap kepada masyarakat Luwu Utara untuk tetap kompak dan bangkit dari keterpurukan.

Menurutnya, dampak banjir melumpuhkan Kota Masamba dan mempengaruhi aktivitas enam kecamatan di Luwu Utara.

"Tentunya akan berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat kita. Apalagi ketika air meluap lagi masyarakat merinding ketakutan," jelasnya.

Ia mengatakan bahwa relawan telah berjibaku dengan pemerintah dan masyarakat untuk bisa kembali bangkit dari keterpurukan.

Namun ditengah kondisi penanggulangan yang masih abstrak, katanya kita kembali terancam oleh perpecahan dan pengkotak-kotakan sosial akibat dari ramainya politik yang sedang bergulir.

"Jikalau para elit politik berpecah dan fokus pada Pilkada, bagaimana nasib kitab masyarakat Luwu Utara yang masih berduka dan masih dalam kebelum jelasan di tenda pengungsian," jelasnya.

Iapun mengajak pemangku kebijakan, jika masyarakat berkenan
mari kita sepakat untuk menunda pilkada di bulan Desember nanti.

"Ini agar pemerintah kita bisa fokus bekerja sama dan bersatu menanggulangi bencana di daerah ini," katanya.

Banjir bandang menerjang Luwu Utara Juni lalu, akibat tingginya intensitas hujan yang menyebabkan meluapnya Sungai Masamba.

Banjir terjadi dini hari saat sebagian besar warga sedang tidur. Akibatnya, banyak warga meninggal dunia.

Laporan wartawan tribuntimur.com / Abdul Azis Alimuddin

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved