Belajar Online
DERITA Murid SD & SMA, Orangtua, Guru hingga Nadiem Selama Belajar Online Terungkap di Mata Najwa
"Gak bisa ketemu teman, kangen sama guru. Kalau di rumah ngabisin paketan pulsa," ujar Kais, seorang siswa SD.
TRIBUN-TIMUR.COM - Serangkaian keluhan dari orangtua, siswa dan guru terkait belajar online atau pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Keluhan itu di tayangkan di Mata Najwa yang dipandu Najwa Shihab, Rabu (5/8/2020) malam.
Hal itu opun ditanggapi Mendikbud Nadiem Makarim.
"Gak bisa ketemu teman, kangen sama guru. Kalau di rumah ngabisin paketan pulsa," ujar Kais, seorang siswa SD.
"Kalau di sekolah bisa main sama anak-anak, dan kangen sama guru. Kalau di rumah kalau salah, bisa dimarahin mulu sama orangtua," ungkap Raisa, siswi SD.
• Jarang Tahu! 10 Manfaat Daun Salam Bagi Kesehatan, Kontrol Diabetes, Jantung hingga Atasi Stres
• CERITA Pria yang Didatangi Sosok Janda yang Tewas di Ranjang: Minta Tolong dan Hilang
"Saya suka repot, kan tiap pagi itu dagang. Udah dagang, ngerjain anak tugas. Belum yang abangnya, adiknya. Jadi repot semua," ujar Anita, orangtua murid.
"Kalau saya sih kesulitannya pulsa ya. Kita juga kan kekurangan sehari-harinya," ucap Pia, orangtua murid.
"Menurut saya sih kurang maksimal ( belajar online). Meski pendidikan penting, tapi kesehatan jauh lebih penting," ujar Andriani, seorang guru yang juga orangtua.
Melihat berbagai keluhan tersebut, Najwa Shihab pun menanggapinya.
Najwa Shihab pun merangkum kembali keluhan-keluhan tersebut dan disampaikan ulang kepada Nadiem Makarim.
"Kalau saya suruh melihat berbagai keluhan orangtua, siswa, guru, mungkin bisa setumpuk gini mas Menteri," timpal Najwa Shihab.
"Begitu banyak keluhan atas pemeblajaran jarak jauh ini, bagaiman mas Menteri?" tanya Najwa Shihab.
"Ya ini situasi yang sangat menantang. Semua keluhan itu kami terima. Saya sangat bersimpati dan berempati kepada orangtua, murid dan guru serta kepala sekolah," ujar Nadiem Makarim.
Lebih lanjut, Nadiem Makarim mengaku kebijakan belajar online atau pembelajaran jarak jauh ini sebenarnya tak ia inginkan.
"Saya harus mengklarifikasi, bahwa kebijakan PJJ ini tidak kami inginkan. Kami terpkasa melakukan kebijakan PJJ. Karena ada krisis kesehatan, opsinya masih ada pembelajaran walau tidakoptimal, atau tidak belajar sama sekali," tegas Nadiem Makarim.