Bincang Kampus Virtual
Unibos Digitalisasi Pembelajaran di Era Adaptasi Baru
Satu solusi yang diambil untuk tetap menjaga kualitas sebagai lembaga pendidikan, Unibos mempercepat sistem digitalisasi di semua aspek.
Penulis: Alfian | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pandemi Covid-19 memaksa Universitas Bosowa (Unibos) Makassar melangkah lebih cepat dari biasanya.
Proses adaptasi dilakukan mulai dari pelayanan administrasi hingga metode pembelajaran.
Satu solusi yang diambil untuk tetap menjaga kualitas sebagai lembaga pendidikan, Unibos mempercepat sistem digitalisasi di semua aspek.
Beruntungnya, kampus yang dulunya bernama Universitas 45 ini sudah jauh hari mempersiapkan hal tersebut.
Rektor Unibos, Prof Muhammad Saleh Pallu, mengatakan bahwa dalam empat bulan terakhir pandemi Covid-19 ini memberikan banyak pembelajaran.
"Dengan adanya pengalaman ini selama empat bulan itu pengalaman kita, nah kami di Unibos sejak tahun lalu sudah menerapkan pembelajaran e-learning nah itu kombinasi antara face to face dan daring, tahun lalu sudah delapan Program Studi yang jalankan," ucapnya saat Bincang Kampus Virtual Tribun Timur, Rabu (5/8/2020).
Prof Saleh menyebut pembelajaran jarak jauh yang dilakukan saat ini sebenarnya tidak memenuhi standar kualitas.
Ini dikarenakan hanya mengandalkan kuliah virtual, sehingga Unibos pun mulai mengujicobakan aplikasi Learning Manajemen System (LMS) sebagai metode baku dalam pembelajaran di semua Prodi.
"Dengan adanya pandemi ini semua prodi bahkan semua dosen kita instruksikan menggunakan sistem pembelajaran dengan metode aplikasi LMS (learning manajemen system) itu kita akan terapkan nanti semester ganjil ini," sambungnya.
Metode LMS menurut Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) itu cukup baik dalam menjawab tantangan di era baru ini.
Ini dikarenakan seluruh Dosen mengupload rencana pembelajaran semesternya dalam aplikasi, termasuk bahan ajar berupa epaper hingga video-video.
Seluruh bahan ajar ini kemudian masuk dalam server LMS Unibos, sehingga terjadi pemantauan dan penilaian kualitas belajar selama satu semester ke depan.
Hanya saja menurut Prof Saleh, beberapa masalah muncul semisal kemampuan dosen dalam penggunaan teknologi ini.
"Untungnya sejak dari tahun lalu kita sudah lakukan pelatihan-pelatihan softskill, tapi memang ada juga dosen yang tua-tua misalnya belum melek teknologi jadi itu yang kita dorong dengan didampingi oleh dosen-dosen muda," ungkapnya.(