Mengenal Lebanon, Negara di Timur Tengah yang Terguncang dengan 2 Ledakan Dahsyat
Sebuah ledakan besar dilaporkan terjadi di ibu kota Lebanon, Beirut, Selasa (4/7/2020) petang waktu setempat.
Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Anita Kusuma Wardana
Selain memperluas ajaran Kristen, mereka juga berusaha membendung proses Arabisasi dan Islamisasi yang mengalir secara damai dalam masa pemerintahan Islam.
Sehingga para Crusader dari Eropa tersebut berusaha sekuat mungkin menancapkan pengaruh Kristen dengan cara menghidupkan budaya Barat di tengah-tengah kehidupan Islam.
Tetapi pada tahun 1187 Kesultanan Mamluk berhasil menggulingkan dinasti Crusader serta menguasai Lebanon dan Suriah hingga tahun 1500.
Pemerintah Ottoman
Pada tahun 1516 Imperium Ottoman mengambil alih penguasaan Lebanon dari Mamluk dan memerintah Lebanon melalui keluarga Maan (1516-1697) dan Shihab (1697-1842) keduanya dari golongan Druze.
Saat itu persaingan antara kelompok Kristen Maronit dan muslim Druze memanas yang berakhir dengan perang saudara pada tahun 1841, 1845, dan 1860.
Pada masa itu juga masa berakhirnya pemerintahan ala dinasti para Emir (Pangeran) dan munculnya Pemerintahan Mutasyarrifiyah (Gubernur) Pemerintahan Ottoman di bawah pengawasan (mandat) lima negara.
Era mandat Perancis
Konperensi San Remo di Italia tahun 1920 memutuskan memberi mandat kepada Perancis untuk memegang pemerintahan di Lebanon dan Suriah.
Selama memerintah di Lebanon, Perancis mempunyai niat baik terhadap negara ini dan menyerahkan kepemimpinan negara kepada masyarakat sehingga mayoritas rakyat Lebanon menerima Lebanon sebagai mandataris Perancis.
Bahkan mereka menuntut agar Lebanon dipisahkan dari Suriah sehingga dapat berdiri sendiri.
Kendati demikian, kebebasan penuh baru dapat dinikmati rakyat Lebanon setelah pasukan Perancis yang paling terakhir meninggalkan negeri ini pada tahun 1946 (walaupun secara resmi Lebanon merdeka tanggal 22 Nopember 1943).
Perang Saudara (1975-1990)
Insiden ini terjadi ketika seorang warga Lebanon dan kelompok orang Palestina di Ain ar-Rummanah, Beirut pada bulan April 1975 adalah titik awal yang kemudian menjadi pemicu perang saudara ke seluruh wilayah Lebanon.
Perang tersebut melibatkan kelompok-kelompok yang bersaingan, dan didukung oleh sejumlah negara tetangga.