Opini Aswar Hasan
Ketika Kebenaran Diucapkan Si Munafik dan Kebatilan Disuarakan Sang Bijak
Mu’adz bertanya;“Bagaimana saya bisa tahu bahwa orang bijak kadang mengucapkan kata-kata sesat sedang orang munafik kadang mengucapkan kata kebenaran?
Dr. Yusuf Al Qardhawi dalam kitabnya Tsaqafatuna baina al infitah wa al inghilag yang sudah diterjemahkan dengan judul Kebudayaan Islam, Eksklusif atau Inklusif, menulis salah satu bab dengan judul; “Orang Munafik Kadang Mengucapkan Kebenaran.
Dalam Bab tersebut, Qardhawi menulis, dari Muadz bin Jabal R.A., Abu Daud telah meriwayatkan sejumlah kata mutiara yang dipetik dari misykat kenabian.
Dalam riwayat itu ia mengatakan bahwa orang munafik kadang mengucapkan kebenaran sebagaimana kita juga harus waspada terhadap penyimpangan yang kadang terjadi pada orang bijak.
Lebih lanjut, Qardhawi mengutip perkataan sahabat Rasulullah SAW. Sahabat tersebut oleh Rasulullah,SAW dianggap paling tahu soal halal dan haram.
Sahabat itu berkata; ”Waspadalah terhadap hal-hal yang diada-adakan itu adalah kesesatan. Saya peringatkan kalian akan penyimpangan orang bijak karena setan kadang mengucapkan kata kesesatan melalui lidah orang bijak, dan orang munafik kadang mengucapkan kata kebenaran!
Salah seorang sahabat Mu’adz bertanya; “Bagaimana saya bisa tahu bahwa orang bijak kadang mengucapkan kata-kata sesat sedang orang munafik kadang mengucapkan kata kebenaran?
Muadz menjawab; “ Benar, jauhilah ucapan-ucapan masyhur orang bijak (ucapan mutasyabihat ) yang dikomentari dengan 'apa ini' namun janganlah hal itu menjauhkanmu darinya karena boleh jadi ia akan kembali lagi. Dan terimalah kebenaran jika engkau mendengarnya karena di atas kebenaran ada cahaya (mutafaq alaih dari Abu Hurairah).
Terimalah kebenaran itu, karena di atas kebenaran ada cahaya.
Maksudnya, meski pun ucapan itu keluar dari orang munafik, karena cahaya yang menyeliputi kebenaran akan menunjukkannya, dan ini tidak tersembunyi bagi orang-orang yang berakal yang mengembalikan segala hal kepada kitab suci dan neraca kebenaran yang diturunkan Allah.
Demikian ulasan Qardhawi.
• UPDATE Corona Sulsel, Sulbar, Sultra, Gorontalo, Kaltara, Kaltim dan Kalteng, Bikin Khawatir!
Lebih lanjut, masih dalam buku tersebut, Qardhawi menyatakan bahwa Imam Al Ghazali pernah mengeluhkan penyakit kaum muslimin yang menolak kebenaran jika itu datangnya dari non-muslim.
Beliau menganggapnya sebagai penyakit besar. Misalnya, seseorang yang mendengar orang Nasrani mengatakan; “ Tidak ada Tuhan selain Allah dan Isa adalah Rasul Allah ( utusan Tuhan). Orang Muslim itu akan mengingkarinya dan berkata; “ ini ucapan orang Nasrani”.
Orang yang berakal akan meneladani pernyataan Ali bin Abi Thalib,RA Yang mengatakan; “Janganlah kau kenali kebenaran dari orang-orangnya, tetapi kenalilah kebenaran itu sendiri, niscaya engkau akan mengenal siapa pemiliknya”.
Orang yang berakal akan mengetahui kebenaran dengan melihat pada ucapan (teks) itu sendiri.
Jika benar, akan ia terima sekali pun pengucapnya itu batil, apalagi benar. Bahkan akan sungguh-sungguh mengambil kebenaran itu sekalipun bersumber dari pemeluk kesesatan.