Diderita Jessica Iscandar, Apa Itu Graves Autoimmune Hipertiroid? Berbahayakah? Ini Penjelasan
Penyakit ini lebih sering dijumpai pada perempuan usia muda, yaitu sekitar usia 20-35 tahun.
Jessica Iskandar kini sedang menjadi sorotan publik.
Tak hanya lantaran nasib pernikahannya dengan Richard Kyle, namun juga penyakit yang dia idap.
Sebelumnya ibunda El Barack tersebut dikabarkan mengidap takikardia atau jantung berdetak di atas normal.
Namun rupanya tak hanya itu, Jessica juga mengidap hipertiroid.
"Kemarin dikasih tahu sama dokter udah dipastikan sakit yang aku alami saat ini namanya grave's desease autoimun hyper tiroid," ungkap Jessica dikutip dari YouTube Jessica Iskandar, Minggu (26/07/2020).
Wanita 32 tahun tersebut mengatakan penyakit tersebut tidak memiliki nama Indonesia.
"Gondok itu nama lain dari tiroid itu kan.
Cuman ini nggak ada nama Indonesianya, grave's desease autoimun hipertiroid"
Jessica mengatakan hasil tersebut tidak seperti yang diharapkannya.
Dirinya harus menjaga pikiran, hati dan pola makan.
"Hasilnya sakit ya, emang tidak seperti yang aku harapkan.
Dokter bilang bahwa ini bisa disembuhkan 20%, harus jaga-jaga hati, pikiran, makanan," jelasnya.
Dokter lantas memberikan obat penurun hormon tiroid untuknya.
"Hipertiroid itu kan penyakitnya kebanyakan hormon.
Ini obat yang dikasih sama dokter membuat hormon nggak sebanyak itu."
Tentang Penyakit Graves
Dilansir klikdokter.com, penyakit Graves adalah penyakit autoimun yang menyerang kelenjar tiroid. Penyakit ini menyebabkan kelenjar tiroid terlalu aktif mengeluarkan hormon tiroksin.
Kelenjar tiroid berbentuk seperti kupu-kupu dan terletak di leher bagian depan. Dalam keadaan normal, kelenjar ini mengeluarkan hormon tiroksin secukupnya. Hormon ini diperlukan untuk metabolisme tubuh.
Pada penyakit Graves, karena aktivitas kelenjar tiroid berlebihan, maka ukuran kelenjar tiroidnya membesar dan kadar hormon tiroidnya meningkat atau dikenal dengan istilah hipertiroid.
Kondisi ini menyebabkan metabolisme tubuh menjadi berlebihan.
Penyakit ini lebih sering dijumpai pada perempuan usia muda, yaitu sekitar usia 20-35 tahun.
Penyebab Penyakit Graves
Hingga kini, penyebab penyakit Graves belum diketahui dengan jelas. Hal yang telah diketahui, pada penyakit Graves, sistem imunitas tubuh ‘menyerang’ kelenjar tiroid dan menyebabkan kelenjar tiroid menjadi hiperaktif dalam mengeluarkan hormon tiroksin.
Kondisi berikut ini menyebabkan seseorang lebih rentan mengalami penyakit Graves:
* Memiliki anggota keluarga yang mengalami penyakit Graves
* Sering terpapar asap rokok
* Memiliki penyakit autoimun lainnya
* Ibu hamil atau baru saja melahirkan
* Berada dalam kondisi stres psikis atau kelelahan
Diagnosis Penyakit Graves
Untuk mendeteksi penyakit Graves, awalnya dokter akan memeriksa apakah terdapat gejala hipertiroid dan adanya pembesaran kelenjar tiroid. Jika ada, maka pemeriksaan selanjutnya adalah memeriksa kadar hormon tiroksin dari darah penderita dengan cara melakukan pemeriksaan T3, T4, dan TSH (thyroxine stimulating hormone). Bila T3 dan T4 meningkat disertai TSH menurun, dokter dapat menentukan adanya penyakit Graves.
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah skintigrafi tiroid. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara meminta penderita menelan zat iodine radioaktif, kemudian dilakukan foto radiologis pada kelenjar tiroid.
Gejala Penyakit Graves
Penyakit Graves menunjukkan gejala kelebihan hormon tiroid (hipertiroid), yaitu:
Keringat berlebihan
Berat badan makin turun padahal nafsu makan meningkat
Dada berdebar-debar
Mudah cemas atau marah
Tangan tremor
Haid tidak teratur
Disfungsi ereksi
Libido menurun
Denyut jantung tidak teratur
Ada benjolan di leher
Selain gejala-gejala tersebut, tanda khas dari penyakit Graves adalah menonjolnya mata penderita. Mata seperti melotot dan terdorong ke depan, gerakan kelopak matanya lambat.
Pengobatan Penyakit Graves
Pengobatan penyakit Graves bertujuan untuk menurunkan kadar hormon tiroksin agar kembali normal. Beberapa pengobatan yang dapat digunakan adalah:
Pengobatan ini dilakukan dengan meminta penderita untuk menelan zat radioaktif yang mengandung iodine.
Zat radioaktif ini akan menghancurkan sel dalam kelenjar tiroid secara perlahan sehingga aktivitas hiperaktif dari kelenjar tiroid akan menurun.
Obat antitiroid berfungsi untuk mencegah kelenjar tiroid menghasilkan hormon berlebihan. Jenis obat yang sering digunakan adalah methimazole dan propylthiouracile (PTU).
Gejala penyakit Graves akan membaik setelah mengonsumsi obat tersebut 4–6 minggu. Namun konsumsi obat ini harus diteruskan hingga 12–18 bulan.
Selain itu, untuk mengatasi peningkatan metabolisme yang terjadi, obat golongan beta blockers diberikan sementara waktu hingga kadar hormon tiroksin normal kembali.
Operasi pengangkatan tiroid baru dilakukan bila pengobatan lain sudah diberikan namun tidak berhasil mengatasi kondisi hipertiroid yang terjadi.
Pencegahan Penyakit Graves
Karena penyebabnya juga belum diketahui dengan jelas, sampai saat ini penyakit Graves belum dapat dicegah.