Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Fakta dan Mitos Soal Olahraga di Masa Pandemi Virus Corona Menurut Dokter Spesialis

Selama masa Pandemi Virus Corona atau Covid-19, masyarakat memang harus menjalan protokol kesehatan. Diantaranya jaga jarak dan menghindari kerumunan.

Editor: Rasni
sanovra / tribun timur
Sejumlah pesepada yang terrgabung dalam komunitas Tindizzz berfoto bersama disela melakukan gowes bersama di Bantimurung, Maros, Sulsel, Minggu (28/6/2020).Saat ini, olahraga bersepeda mulai banyak digemari dan menjadi trend baru yang banyak dilakukan masyarakat di Indonesia. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Selama masa Pandemi Virus Corona atau Covid-19, masyarakat memang harus menjalan protokol kesehatan. Diantaranya jaga jarak dan menghindari kerumunan.

Namun hal penting lain yang harus dilakukan yakni menjaga stamina tubuh agar tetap bugar, salah satunya dengan olahraga.

Lalu banyak Fakta dan Mitos yang beredar soal olahraga di masa pandemi.

Cek penjelasannya dari dokter spesialis olahraga berikut ini:

Dokter spesialis kedokteran olahraga dr Michael Triangto, Sp.KO mengungkapkan sejumlah anggapan di masyarakat mengenai olahraga di masa pandemi Covid-19 terdapat kekeliruan yang hanya menjadi mitos dan juga ada fakta yaitu benar adanya.

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (24/7/2020), dokter Michael menjelaskan, kebanyakan rumor yang beredar di masyarakat tentang olahraga di masa pandemi lebih banyak berupa mitos dibanding fakta yang bisa dipertanggungjawabkan.

Misalnya anggapan berolahraga dengan menggunakan masker yang menggangu kesehatan.

Michael menjelaskan, hal tersebut hanyalah mitos belaka karena masker justru melindungi dari infeksi.

"Penggunaan masker akan bertindak sebagai barrier antara udara luar dan hidung maupun mulut yang akan menyaring udara sampai dengan 90 persen dan sama sekali tidak menghentikan aliran udara pernafasan," katanya.

 Penggunaan masker tidak akan mengganggu pernafasan termasuk juga saat berolahraga dengan intensitas ringan sampai dengan sedang karena di saat itu tubuh tidak membutuhkan udara pernafasan dalam jumlah banyak.

Kalaupun ada rasa tidak nyaman tentunya dapat teratasi setelah penggunaan secara teratur tubuh akan terbiasa dalam menggunakannya.

Selanjutnya, anggapan yang menyebut mengikuti car free day atau CFD aman karena berada di udara terbuka sehingga tidak memungkinkan tertular Covid-19.

Padahal, tempat di hari bebas kendaraan bermotor penuh dengan masyarakat yang bergerombol, tentunya akan sulit untuk menjaga jarak.

Gelar Talkshow, FPIK UMI Bahas Perikanan dan Kelautan di Era Revolusi Industri 4.

Inter Milan Siapkan Kontrak Baru untuk Lautaro Martinez

Buah-buahan Turun Harga di Alfamidi

Dan resiko akan bertambah jika masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan sebagaimana misalnya tidak menggunakan masker.

"Yang jelas akan memudahkan untuk terinfeksi," katanya.

Hal keliru lainnya adalah anggapan berenang yang sama dengan mandi sehingga baik untuk mencegah Covid-19.

Bilamana berenang tersebut dilakukan di kolam renang pribadi dan dijamin tidak ada orang lain yang menggunakan kolam tersebut yang terinfeksi Covid-19, maka resiko mengalami penularan menjadi rendah.

Namun bila hal tersebut dilakukan di kolam renang umum dan terlebih lagi jika tidak menerapkan protokol kesehatan dengan baik maka resiko terinfeksi menjadi besar.

Anggapan keliru lain ialah bersepeda merupakan olahraga paling aman selama Pandemi Covid-19.

Jika dikatakan paling aman tentunya harus mematuhi protokol kesehatan sebagai mana telah ditentukan oleh PDSKO, yaitu saat bersepeda keluar rumah harus dalam keadaan sehat, bersepeda sendiri ataupun dengan keluarga serumah dan juga memilih daerah yang dilewati yang tergolong dalam zona hijau.

Bila bersepeda tanpa menggunakan masker secara benar, dilakukan bersama dengan orang yang tak dikenal, kelompok pesepeda tersebut berjumlah lebih dari lima orang dan tidak menjaga jarak dari satu pesepeda dengan pesepeda lain sejauh 20 meter atau lebih maka resiko untuk terinfeksi menjadi sangat besar.

"Bersepeda dalam berkelompok juga meningkatkan kemungkinan kita untuk mengayuh sepeda melampaui batas-batas kemampuan yang tentunya dapat mengganggu kesehatan tubuh kita", ujarnya.

Dari 378 Kasus Covid-19 di Maros, 49 Diantaranya Masih Anak-anak

Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 4 Dibuka Lagi Akhir Juli 2020, Ada hal Berbeda!

Pernikahan Jadi Petaka, Pria Ini Menembak Membabi Buta hingga 1 Tamu Tewas di Tepat, Ini Alasannya

Namun ada juga fakta dari anggapan yang beredar di masyarakat seperti segera mandi dan berganti pakaian setelah berolahraga di luar rumah untuk menghindari penularan Covid-19.

"Pada saat kita berolahraga di tempat umum, meskipun kita menjalankan protocol kesehatan namun tetap saja akan membuat diri kita berada di dalam situasi yang tidak pasti. Kita tidak dapat meyakini diri kita selama berolahraga di luar itu tidak terkontaminasi virus Covid, dan tentunya kita juga tidak berharap membawa pulang penyakit apapun ke dalam lingkungan keluarga kita di rumah," kata Michael.

Oleh sebab itu sangatlah beralasan jika sesampainya kita di rumah maka kita wajib langsung membersihkan tubuh kita dengan mandi dan mengganti pakaian yang bersih.

Dengan senantiasa menjaga kebersihan diri, kita berharap untuk terhindar dari penularan Covid-19.

Ini saran dokter Reisa olahraga di masa pandemi Covid-19

Sementara itu dokter Reisa Broto Asmoro menyarankan, orang-orang dengan risiko tinggi apabila tertular Covid-19 agar berolahraga di rumah saja tanpa harus ke tempat pusat kebugaran yang memungkinkan bertemu dengan banyak orang.

"Olahraga risiko tinggi tertular Covid-19 yaitu olahraga di tempat umum secara berkelompok dan menggunakan alat secara gantian. Bagi orang yang punya penyakit diabetes, hipertensi, gangguan paru, gangguan ginjal, autoimun, sedang hamil hindari olahraga tipe ini," kata Reisa yang merupakan Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB Jakarta yang disiarkan melalui kanal YouTube, Minggu (28/6/2020).

Olahraga yang berisiko rendah tertular Covid-19 adalah olahraga di rumah secara sendiri atau dengan anggota keluarga dan menggunakan alat olahraga sendiri. "Utamakan olahraga jenis ini," kata Reisa.

Kendati demikian Reisa mempersilakan bagi orang yang berisiko rendah bila tertular Covid-19 untuk berolahraga di luar ruangan atau di pusat kebugaran. Asalkan, kata dia, tetap menjalankan protokol kesehatan yang sudah diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pemuda dan Olahraga.

PB HMI-MPO Salurkan Bantuan ke Korban Banjir Bandang Lutra

Olahraga berjalan kaki harus jaga jarak dua meter, bagi yang berlari berjarak 10 meter, dan pesepeda menjaga jarak 20 meter.

Untuk olahraga di pusat kebugaran agar pengelolanya menerapkan protokol kesehatan dasar seperti menyiapkan sarana cuci tangan, jaga jarak saat berolahraga, cek suhu, cek kondisi kesehatan, membatasi anggota yang berlatih, serta disinfeksi alat-alat olahraga.

"Hindari penggunaan AC, utamakan gunakan sirkulasi udara lewat pintu atau jendela, disarankan menggunakan air purifier, untuk handuk dan matras harus bawa sendiri," kata dia.

Untuk petugas kasir dianjurkan menggunakan masker dan pelindung wajah, dibuatkan jadwal latihan agar bisa jaga jarak, jalur masuk dan keluar berbeda, dan setiap anggota olahraga termasuk pelatihnya terbebas dari Covid-19.

"Bagi yang sakit sangat dianjurkan untuk tidak datang ke tempat umum seperti pusat kebugaran. Para lansia juga sangat disarankan berolahraga sendiri-sendiri bukan berkelompok," katanya. (Antaranews)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive: Dokter Spesialis Olahraga Ungkap Mitos dan Fakta Berolahraga saat Pandemi Covid-19

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved