Dokter Reisa Beri Solusi agar Pandemi Covid-19 Tak Beri Dampak Jangka Panjang untuk Anak-anak
Anak-anak diprediksi akan merasakan dampak pandemi Covid-19 ini hingga bertahun-tahun ke depan.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUNTIMURWIKI.COM- Salah satu yang terdampak Covid-19 adalah anak-anak.
Hampir seluruh anak Indonesia, merasakan dampak buruk dari masa pandemi Virus Corona (Covid-19).
Hal ini tentu tak bisa dianggap sepele.
Pasalnya, dilansir dari Tribunnews.com, anak-anak diprediksi akan merasakan dampak pandemi Covid-19 ini hingga bertahun-tahun ke depan.
Hal itu diungkapkan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Dokter Reisa Broto Asmoro, dalam konferensi pers di BNPB dalam rangka hari anak nasional (HAN) 2020, Kamis (23/7/2020).
"Akses anak dengan disabilitas dan anak-anak di seluruh Indonesia akan terus merasakan dampak pandemiknya selama bertahun-tahun ke depan, seperti ujaran UNICEF Indonesia," ujar Reisa.
Dampak yang dimaksud antara lain kemiskinan yang dialami keluarga karena kehilangan pekerjaan dan pendapatan secara mendadak disebabkan pandemi.
Kondisi tersebut menurut Dokter Reisa dapat mengancam status gizi, pendidikan, dan perlindungan anak,
"Sekaligus dapat membuat ketimpangan yang sudah ada, terkait gender, dan ekonomi sehingga anak-anak akan terus merasakan dampaknya".
Nah, agar pandemi Covid-19 tidak menyebabkan kerugian jangka panjang bagi anak Indonesia, setidaknya ada tiga hal yang menurut dokter Reisa harus dilakukan.
Pertama, mendukung keluarga untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, menyosialisakan panduan sarana pelayanan gizi esensial berkelanjutan untuk remaja, perempuan subur, ibu hamil dan menyusui, serta balita.
Misalnya, pengawasan dan dukungan pertumbuhan, pemberian suplemen, konseling gizi untuk ibu, konseling pemberian makan untuk bayi dan balita, pembagian biskuit berenergi tinggi, dan pengendalian untuk kasus kurus parah.
"Kedua, dukung anak agar tetap belajar, perluas opsi metode belajar dari rumah agar tersedia pula metode yang minim atau tanpa teknologi," papar dokter Reisa.
"Awasi pembelajaran dan partisipasi murid melalui platform daring, kedepankan prinsip sedikit demi sedikit namun berkualitas, yaitu fokus mengajarkan keterampilan dan pengetahuan paling esensial dalam situasi keterbatasan sumber daya," lanjutnya.
Ketiga, melindungi anak dari kekerasan, eksploitasi dan pelecehan.
Caranya dengan memberikan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial kepada anak rentan, merumuskan strategi untuk menjawab risiko kekerasan berbasis gender dan kekerasan terhadap anak.
Termasuk melakukan pemetaan layanan, penyediaan panduan rujukan, perluasan mekanisme pelaporan dan respons.
Kemudian memastikan pekerja sosial dapat bekerja dengan aman menggunakan alat pelindung agar pelayanan dan manajemen kasus bisa terus dilakukan untuk keluarga paling rentan.
Dilansir dari Kompas.com, belum diketahui apakah sebagian anak mungkin berisiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi yang parah, misalnya, anak-anak dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya.
Untuk mencegah penyebaran virus corona, ajarkan anak-anak untuk melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan orang dewasa.
Berikut tujuh cara yang bisa dilakukan orangtua untuk menjaga anak-anak tetap sehat:
1. Mencuci tangan
Membersihkan tangan sesering mungkin menggunakan sabun dan air sedikitnya selama 20 detik atau pembersih tangan berbahan dasar alkohol.
2. Hindari orang yang sakit (batuk dan bersin)
Jelaskan pada anak untk menghindari semua orang yang sakit, meski itu hanya terlihat seperti sakit ringan. Selain itu, ajarkan anak etika batuk dan bersin yang benar dengan menutup mulut menggunakan bagian dalam lipatan siku.
3. Bersihkan setiap permukaan di rumah
Bersihkan dan disinfeksi setiap permukaan yang sering disentuh setiap hari di area rumah (seperti meja, kursi bersandaran keras, gagang pintu, sakelar lampu, remote, meja, toilet, dan bak cuci).
4. Mencuci barang-barang anak
Cucilah barang-barang anak termasuk mainan anak, sesuai dengan instruksi dari pabriknya.
Jika memungkinkan, cucilah barang-barang dengan menggunakan pengaturan air yang paling hangat dan keringkan sepenuhnya.
Untuk saat ini ada baiknya menghindari mencuci barang di laundry, karena kemungkinan barang kita akan dicuci bersama dengan barang orang lain.
5. Praktikkan jarak sosial
Kunci untuk memperlambat penyebaran virus corona adalah membatasi kontak sebanyak mungkin.
Saat sekolah tidak ada, anak-anak tidak boleh bermain sendiri dengan anak-anak dari rumah tetangga.
Jika anak-anak bermain di luar rumah, penting bagi mereka untuk tetap berjarak 1.8 meter dari siapa pun yang tidak sengaja mereka temui.
Untuk membantu anak-anak menjaga koneksi sosial saat masa isolasi, bantu anak-anak melakukan panggilan telepon atau obrolan video dengan teman-teman mereka.
6. Batasi waktu dengan orang dewasa yang berusia lanjut
Jika di rumah ada anggota keluarga berisiko sangat tinggi mengalami kondisi parah akibat Covid-19, seperti kakek dan nenek yang berusia lanjut dan sudah mengidap penyakit tertentu, pertimbangkan tindakan pencegahan ekstra untuk memisahkan anak dari orang-orang tersebut.
Tunda kunjungan atau perjalanan untuk melihat anggota keluarga dan kakek-nenek yang lebih tua.
Untuk saat ini, terhubung secara virtual adalah yang terbaik.
7. Memakai masker wajah
Anak-anak berusia 2 tahun ke atas harus mengenakan masker wajah yang menutupi hidung dan mulut mereka saat pergi ke luar rumah.
Ini adalah tindakan prosedur tambahan yang harus dilakukan semua orang untuk mengurangi penyebaran virus corona.
Masker kain tidak dimaksudkan untuk melindungi pemakainya, tetapi dapat mencegah penyebaran virus dari pemakainya ke orang lain.
Ini akan menjadi sangat penting jika seseorang terinfeksi tetapi tidak memiliki gejala.
Sedangkan, masker medis dan respirator N-95 diperuntukkan bagi petugas kesehatan dan orang yang sakit.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "7 Cara Menjaga Anak-anak Tetap Sehat Selama Pandemi Virus Corona"