BSMI Sulsel
Rutin Periksa Korban Banjir Luwu Utara hingga Daerah Terisolir, BSMI Sulsel Didukung Dinkes dan IDI
Periksa Kesehatan Korban Banjir Luwu Utara Sampai Daerah Terisolir, BSMI Sulsel didukung Dinas Kesehatan dan Ikatan Dokter Indonesia
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Arif Fuddin Usman
TRIBUN-TIMUR.COM, LUTRA - Bulan Sabit Merah Indonesia Sulawesi Selatan atau BSMI Sulsel terus hadir bersama korban banjir Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Hingga hari ke-10 setelah kejadian musibah, warga pada beberapa wilayah terdampak bencana banjir di Luwu Utara terus membutuhkan uluran tangan.
• Tim Medis BSMI Sulsel Bagi Masker & Sosialisasi Covid-19 di Tenda Pengungsi Korban Banjir Luwu Utara
• Cegah Penularan Penyakit Pasca Banjir, Relawan BSMI Sulsel Periksa Kesehatan Warga dan Bangun MCK
Warga terdampak banjir tak hanya membutuhkan kebutuhan sehari-sehari seperti sembilan bahan pokok (sembako), sarung, pakaian, perlengkapan bayi, dan lainnya.
Korban banjir Luwu Utara juga kini butuh penanganan kesehatan untuk menghindarkan mereka dari penyakir menular pasca bencana.
Menghadapi situasi ini, sejak hari ke-8 pasca banjir, BSMI Sulsel membuka layanan kesehatan dengan mendirikan posko dan klinik keliling di wilayah terdampak banjir.
Posko kesehatan didirikan di Desa Radda, Kecamatan Baebunta. Sementara untuk klinik keliling, tim medis melakukan pemeriksaan kesehatan ke tenda-tenda pengungsi di Desa Meli.
Memasuki hari ke-10 pasca banjir, klinik keliling BSMI Sulsel bahkan melayani pemeriksaan kesehatan hingga daerah yang masih terisolir.
Seperti pada Selasa, 21 Juli 2020, relawan medis BSMI yang terdiri dari satu dokter dan satu bidan melakukan pemeriksaan kesehatan ke dua dusun.
• Bencana Banjir Masamba & Luwu Utara Zona Merah Covid-19, BSMI Sulsel Tetap Bekerja Demi Kemanusiaan
• BSMI Bagi 600 Paket Sembako Bantuan Yayasan Kalla ke Warga Makassar Terdampak Wabah Virus Corona
Yakni Dusun Cempakan dan Dusun Seruni, Desa Beringin Jaya, Kecamatan Baebunta Selatan, Kabupaten Luwu Utara.
Perjalanan menuju dua dusun tersebut menempuh jarak 5 kilometer dari jalan utama trans Sulawesi.
Kondisi jalan rusak parah akibat banjir, berlumpur dan sebagian tertutupi material banjir berupa potongan kayu gelondongan.

“Daerah kami terisolir selama 3 hari setelah kejadian, sebab kayu besar yang terbawa oleh banjir menghalangi jalan kata Zaki, warga Desa Beringin Jaya.
"kayu-kayu yang dibawa banjir merusak papan jembatan menuju ke sini. Juga sampai sekarang di sini lampu padam sejak bencana terjadi minggu lalu,” papar Zaki.
Meski kondisi sulit, relawan medis klinik BSMI Sulsel yang terlibat dalam kegiatan ini, dokter Nur Eda tetap bersemangat mengunjungi mereka.
• Cerita Warga Pontaden, Detik-detik Banjir Bandang Sungai Masamba Menyapu Kampungnya
• Cerita di Balik Perayaan Hari Anak Nasional di Indonesia, Turut Diperingati Google Doodle
dokter Nur Eda mengatakan, meski perjalanan ke dua dusun ini melelahkan, mereka tetap melakukan pemeriksaan kepada warga setempat sebagaimana mestinya.
“Sebagian besar warga di dua dusun mengalami dermatitis yang mungkin muncul setelah mereka berupaya mereka menyelamatkan diri dari bencana banjir pada 13 juli malam,” jelasnya.
Selanjutnya, Rabu 22 Juli 2020, tim medis BSMI melanjutkan klinik keliling di Dusun Kadundung, Desa Pakendekan, Kecamatan Sabbang, Kabupaten Luwu utara.

Desa ini ditempuh sejauh 15 km dari jalan poros trans Sulawesi ke arah barat, pertigaan depan Pasar Sabbang ke arah Kecamatan Rongkong.
“Warga di sini ada 36 kepala keluarga. Kami masih membutuhkan bantuan logistik sembako dan perlengkapan bayi.
"Serta pelayanan kesehatan sebab banyak yang kelelahan,” ungkap Cenceng selaku Koordinator Posko pengungsi di Dusun Kadundung.
• Fakta Baru Pembunuhan Editor Metro TV, Pacar Yodi Prabowo Pulang Bareng Pria Berkacamata Misterius
• The Bugis Makassar Polobessi Club Ikut Salurkan Bantuan ke Masamba Luwu Utara
Dokter posko medis BSMI, dr. Nur Eda menyampaikan, sejak Selasa (21/7/2020), Klinik BSMI Sulsel telah memeriksa 75 pasien di tiga titik pengungsi.
“Kondisi akses jalan memang belum sepenuhnya pulih. Tapi ke depannya tim medis BSMI akan terus melakukan mobile klinik.
"Sekaligus menyalurkan bantuan logistik ke sejumlah titik yang belum tersentuh pelayanan kesehatan," terang Nur Eda.

"Dalam kegiatan itu, BSMI Sulsel didukung dan dibantu oleh Dinas Kesehatan, baik propinsi maupun kabupaten.
"Juga dari rekan-rekan Ikatan Dokter Indonesia, terutama IDI Propinsi, IDI Kota Makassar dan IDI Kabupaten Luwu,” terangnya.
Pengungsi Capai 15 Ribu
Memasuki hari ke-11, pasca banjir, kondisi wilayah terdampak di Kabupaten Luwu Utara belum sepenuhnya pulih.
Meski tak terjadi lagi banjir susulan, masyarakat masih bertahan di tempat pengungsian karena rumah mereka mengalami kerusakan.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, kurang lebih 15 ribu lebih orang yang mengungsi.
Mereka itu lebih dari separuhnya telah kehilangan tempat tinggal.
Terutama desa yang dilalui aliran sungai Masamba (Salu Kula), Sungai Radda (Salu Radda) dan Sungai Rongkong (Salu Rongkong).
Sebagian rumah warga bahkan tak bersisa saat disapu banjir 13 Juli 2020 malam.
Rekonstruksi pasca banjir ini tampaknya akan memakan waktu lama.
Terlihat dari rencana pemerintah setempat yang akan membangun hunian sementara bagi masyarakat Luwu Utara yang menjadi korban.
Fasilitas atau akses jalan ke beberapa desa juga masih dalam kondisi rusak, berlumpur dan tertutupi material banjir berupa potongan kayu.
Hal itu terlhat di beberapa desa di bagian dalam yang masuk wilayah Kecamatan Masamba, Kecamatan Baebunta dan Kecamatan Sabbang.
“BSMI akan terus bergerak di Luwu Utara hingga kondisi pulih," ungkap Ketua BSMI Sulsel, Basri Mahmud.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Dinas Kesehatan Propinsi dan Kabupaten Luwu Utara yang telah menyokong tim medis kami di lapangan.
"Juga turut memberikan bantuan berupa obat-obatan, alat pelindung, dan bahan medis lainnya.
"Demikian pula kepada rekan IDI propinsi Sulawesi Selatan, IDI Kota Makassar, dan IDI Luwu.
"Semoga ke depannya, kita bisa membangun kerjasama lebih kuat dalam kegiatan kemanusiaan,” pungkasnya Basri Mahmud. (*)