Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

CITIZEN REPORT

Sambut Hari Anak Nasional, PKBI Angkat Curhat Anak dari LPKA di Tengah Pandemi

“Saya merasa sangat sedih karena semenjak corona saya tidak pernah lagi dijenguk oleh orangtua saya," ujar seorang anak di LPKA Klas II Maros.

Penulis: CitizenReporter | Editor: Jumadi Mappanganro
Dokumen PKBI Sulsel
Anak di LPKA Klas II Maros 

Laporan: Winda
Staf PKBI Sulawesi Selatan
Melaporkan dari Makassar

Memperingati Hari Anak Nasional yang diperingati setiap 23 Juli, Program Peduli yang fokus bekerja untuk melindungi dan mendorong pemenuhan hak-hak anak dan remaja rentan memberi kesempatan pada anak-anak untuk mengekspresikan apa yang mereka rasakan dan alami selama masa pandemi.

Mengambil tema “Aku dan Corona”, Program Peduli mengganggap penting untuk menyuarakan suara dari anak agar kebutuhan mereka terpenuhi dan perlindungan terhadap mereka juga dapat dilakukan dengan tepat.

Lebih 500 anak yang tersebar di sekitar 50 kabupaten/kota di seluruh Indonesia antusias menyambut kegiatan Hari Anak Nasional ini di tengah kejenuhan yang melanda.

Anak-anak yang berada di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Maros pun tak ketinggalan ikut merayakan hari anak.

Selama pandemi, sebagian anak telah mendapatkan asimilasi dan hanya sebagian saja yang masih bertahan di LPKA.

Sebanyak delapan anak berinisial A, MY, B, S, N, AW, B, A antusias menyambut Hari Anak Nasional meski di tengah situasi pandemi.

TERPOPULER - Video Hana Hanifah Bareng 3 Pria, Ponakan Ashanty Operasi Kelamin, Hingga Sekte Seks

Mereka membuat karya kerajinan tangan berupa totebag lukis dan lampion harapan, proses pembuatan dilakukan pada 8-9 Juli 2020 lalu.

Pada proses pembuatan karya anak itu, mereka sangat senang dan semangat dalam membuat totebage lukis dan lampion harapan.

Mereka menggambarkan keadaan, perasaan dan harapan mereka pada karajinan tangan yang di buat selama menjalani pembinaan di LPKA Kelas II Maros khususnya pada masa pandemi corona.

Harapannya dapat dipertontonkan pada acara puncak Hari Anak Nasional pada Kamis (23/7/2020) meskipun berlangsung secara virtual.

Mereka juga dengan semangat menyanyikan lagu “Raih Mimpi” yang menjadi lagu tema Hari Anak Nasional beberapa tahun belakangan.

Dengan menggunakan masker, face shield, handsanitizer, dan tentunya dengan menerapkan physical distancing sesuai protokol kesehatan, tidak menyurutkan semangat mereka untuk membuat karya totebag dan lampion harapan.

Sterilisasi panitia penyelenggara pada ruangan telah sesuai dengan protokol kesehatan sebelum memasuki ruangan maupun pada saat kegiatan berlangsung.

Pada tanggal 21-22 Juli 2020, anak didik LPKA Maros melakukan temu anak bersama anak seluruh Indonesia untuk menampilkan hasil karya yang telah dibuat masing-masing anak seluruh Indonesia secara virtual.

Syaiful, anak dari pekerja kasar dari Kabupaten Jeneponto menyatakan kesedihannya.

Muhammadiyah Mundur dari Program Organisasi Penggerak Kemendikbud, Ada Apa? Ini Fakta-faktanya

“Saya merasa sangat sedih karena semenjak corona saya tidak pernah lagi dijenguk oleh orangtua saya. Semenjak corona juga kegiatan menjadi berkurang membuat saya merasa jenuh. Kunjungan hanya dilakukan dengan menggunakan video call saja," tuturnya.

Apa yang dialami Syaiful adalah gambaran dari kondisi sebagian anak-anak di LPKA.

Harus menjalani pembinaan tanpa bertemu dengan orang tua secara langsung dan juga beberapa kegiatan pembelajaran dan pendampingan yang biasanya dilakukan oleh beberapa mitra LPKA untuk sementara dihentikan membuat anak menjadi jenuh.

Syaiful berharap kegiatan dan kunjungan segera diperbolehkan lagi.

Ia berharap bisa segera bertemu dengan mamanya dan berharap kegiatan menggembirakan yang diadakan kakak-kakak bisa kembali terlaksana.

“Selain itu, karena harus selalu mencuci tangan, memakai masker membuat saya sesak napas."

Direktur PKBI Wilayah Sulawesi Selatan Andi Iskandar Harun mengajak semua pihak untuk mendengarkan suara anak.

Terutama Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan untuk dapat menyelesaikan permasalahan anak seperti yang dialami Syaiful dan kawan-kawannya.

Dua Hari di RSUP Wahidin karena Positif Corona, Begini Kondisi Wakil Bupati Barru

Anak-anak tersebut, kata Andi Iskandar, butuh bantuan. Tidak hanya semangat untuk diri mereka tetapi pemenuhan hak-hak mereka sebagai anak harus terpenuhi.

“Dukungan untuk mental dan kondisi psikologis anak juga patut menjadi perhatian,” papar Andi Iskandar.

Hari Anak Nasional (HAN) yang diperingati setiap satu tahun sekali menjadi momentum pengingat bagi kita, untuk mendengarkan aspirasi anak serta memenuhi dan melindungi hak mereka, termasuk anak dan remaja rentan.

Di tengah situasi pandemi ini, anak dan remaja juga adalah korban yang terdampak dan seringkali terlupakan.

Tugas kita bersama untuk memastikan #AnakIndonesiaGembiradiRumah dan sesuai dengan tema Hari Anak Nasional tahun ini, jika anak terlindungi, maka Indonesia maju.

Perlu kami jelaskan bahwa Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Wilayah Sulawesi Selatan menjadi mitra pelaksana Program Peduli menyelenggarakan serangkaian kegiatan menuju peringatan Hari Anak Nasional.

Program Peduli dikelola oleh The Asia Foundation dengan dukungan dari Pemerintah Australia dan bekerja sama dengan 8 organisasi mitra payung di tingkat nasional.

PKBI Sulawesi Selatan adalah salah satu mitra pelaksana Program Peduli yang fokus bekerja untuk pilar anak menjalani masa pidana penjara di Poros Kariango, Kabupaten Maros, Sulsel. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved