Ikan Gabus
Diklaim Bisa Percepat Penyembuhan Pasien Positif Covid-19, Berikut 4 Manfaat Ikan Gabus
Ikan dengan nama latin Channa striata ini juga banyak dibudidaya karena nilai komersial dan manfaat kesehatan yang dimiliki.
TRIBUN-TIMUR.COM - Diklaim Bisa Percepat Penyembuhan Pasien Positif Covid-19, Berikut 4 Manfaat Ikan Gabus
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara mengemukakan hasil risetnya, bahwa ekstrak Ikan Gabus bisa mempercepat penyembuhan pasien virus corona atau Covid-19.
Selama ini diketahui Ikan Gabus dikenal memiliki sejumlah manfaat, terutama dalam pengobatan.
• Update Corona Sulsel Hari Ini Senin 20 Juli 2020: Tambah 1.693 Kasus, Total 88.214 Pasien Positif
• Juli, Pasien Terinfeksi di Sulsel Hampir 156 Per Hari, Ini Kata Jubir dan Tim Konsultan Gugus Tugas
Ikan dengan nama latin Channa striata ini juga banyak dibudidaya karena nilai komersial dan manfaat kesehatan yang dimiliki.
Ikan ini juga mengandung asam arakidonat yang tinggi dan asam dokosaheksaenoat (DHA).
Ikan air tawar ini juga mengandung berbagai jenis lipid, seperti fosfolipid, lemak alkohol, trigliserida, dan ester Kolesterol.
Semua jenis lipid tersebut berfungsi untuk menghasilkan lemak jenuh tak ganda untuk mengatur sintesis prostaglandin yang mempercepat penyembuhan luka.
Melansir temuan dalam Food and Nutrion Journal, ikan gabus mengandung albumin yang juga bisa membantu mempercepat pemulihan pasca operasi dan pemulihan fungsi hati.
Selain itu, Ikan Gabus juga mengandung antioksidan gluthione, asam amino glutamin, sistein dan glisin yang penting untuk perbaikan jaringan tubuh, termasuk pankreas.
Manfaat ikan gabus Sebelum muncul penelitian tentang manfaat ikan gabus untuk pasien Covid-19, ikan jenis air tawar ini telah banyak digunakan untuk berbagai pengobatan tradisonal karena kandungan nutrisinya yang tinggi.
Melansir data dalam riset yang diterbitkan dalam Science Forest, berikut berbagai manfaat Ikan Gabus untuk kesehatan:
1. Atasi Penyakit Kulit
Ikan gabus juga terbukti secara ilmiah dapat mengatasi berbagai penyakit kulit seperti jerawat, alergi, psoriasis, skeloris, infeksi dan sejenisnya.
Ikan air tawar ini membantu merigankan berbagai gejala penyakit kulit dan memelihara kesehatan.
Manfaat ini terjadi karena kandungan DHA dalam ikan gabus yang mampu menutrisi kulit dan mengurangi berbagai gejala penyakit kulit.
2. Percepat Penyembuhan Luka
Asam amino esensial dan asam lemak dalam ikan gabus membantu memulihkan penembuhan luka.
Itu sebabnya, ekstrak ikan gabus juga seringkali diberikan kepada pasien pasca operasi atau wanita yang baru saja melahirkan untuk mempercepat penyembuhan luka.
3. Antijamur dan Antimikroba
Ekstrak ikan gabus telah teruji mengandung agen antibakteri dan antijamur.
Sifat antijamur dalam ikan gabus telah terbukti membantu menghambat pertumbuhan jamur berfilamen dan ragi.
Sedangkan sifat antimikroba pada ikan gabus juga membantu menghambat pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophila, Psedomonas aeruginosa, Vibrio anguillarum, P. aeruginosa dan V. fischeri.
• Pasien Positif Virus Corona Bertambah 7 di Sulbar, Kini Jadi 166 Kasus
4. Mengatasi Radang Sendi
Ikan gabus juga mengandung sifat antiinflamasi yang membantu mengatasi penyakit radang sendi.
Ekstrak ikan gabus juga terbukti dapat meningkatkan serabut saraf di membran sinovial yang membantu mengurangi gejala radang sendi atau osteoarthritis.
Itu sebabnya, ekstrak ikan gabus seringkali dijadikan sebagai obat untuk perawatan osteoarthritis.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Kini Diklaim Bantu Sembuhkan Pasien Covid-19, Ini 4 Manfaat Ikan Gabus

6 Tips Mencegah Penularan Corona Melalui Udara di Ruang Tertutup
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nasional, dr Reisa Broto Asmoro, menyampaikan 6 cara mencegah risiko penularan Covid-19 melalui udara di ruang tertutup.
Reisa menjelaskan, berdasarkan pernyataan resmi WHO pada 9 Juli 2020, diterangkan bahwa transmisi atau penularan Virus Corona terjadi terutama melalui percikan atau buliran air liur atau droplet.
Baik secara langsung, tidak langsung, ataupun kontak dekat.
Sementara, transmisi melalui udara juga dapat terjadi pada tindakan yang menghasilkan aerosol.
• ISTILAH BARU Terkait Penanganan Covid-19 di Indonesia: PDP, ODP dan OTG Tak Lagi Dipakai / Diganti
"Transmisi lewat udara dapat terjadi pada prosedur yang menimbulkan aerosol, seperti di fasilitas kesehatan, yakni melalui bronkoskopi, intubasi trakea, pemberian tekanan pada dada saat resustasi jantung, dan kegiatan serupa lainnya," terang Reisa dalam konferensi pers yang ditayangkan langsung melalui kanal YouTube BNPB, Selasa (14/7/2020) sore.
Selain itu, Reisa menambahkan, Covid-19 juga dapat menular di udara melalui percikan air liur atau droplet yang dikeluarkan ketika seseorang batuk, bersin, berbicara, atau bahkan bernyanyi.

Reisa pun menyampaikan, WHO mendefinisikan penularan Covid-19 melalui udara sebagai penyebaran agen penular yang disebabkan oleh penyebaran aerosol yang melayang di udara dalam jarak dan waktu yang lama.
"Teori menunjukkan bahwa sejumlah droplet pernapasan dapat menghasilkan aerosol. Aerosol sendiri adalah tetesan pernapasan yang sangat kecil sehingga dapat melayang di udara," jelas Reisa.
Reisa pun menjelaskan, aerosol memiliki ukuran yang lebih kecil dari droplet.
"Droplet adalah buliran dengan ukuran partikel lebih dari 5 mikrometer, sedangkan aerosol ukurannya lebih kecil lagi, yakni kurang dari 5 mikrometer, dan airbone adalah penularan via aerosol dalam jarak jauh," terangnya.
Lebih lanjut, Reisa menyampaikan 6 cara mengantisipasi peredaran udara di ruang tertutup ber-AC untuk mengurangi risiko penularan Covid-19.
Berikut 6 cara mencegah risiko penularan Covid-19 di ruang tertutup:
1. Perhatikan ventilasi atau sirkulasi udara di dalam ruangan.
Reisa mengatakan, ventilasi atau sirkulasi udara dalam ruangan harus diperhatikan.
"Pastikan ruang kerja atau tempat kita beraktivitas memiliki sirkulasi udara yang baik dan mendapatkan sinar matahari," lanjut Reisa.
2. Pastikan menjaga jarak di dalam ruangan dan hindari ruangan yang terlalu banyak orang
3. Selalu pakai masker selama masih berada di luar rumah atau di tempat umum, termasuk di ruangan kantor
4. Hindari memegang permukaan benda yang kotor dan digunakan bersama dengan orang lain.
Reisa berpesan, untuk menghindari penularan Covid-19 maka setiap orang harus mencuci tangan dan menggunakan handsanitizer apabila terlanjur memegang permukaan benda yang digunakan bersama.
Selain itu, Reisa pun mengingatkan supaya tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang terkontaminasi.
"Ingat, mata pun mempunyai saluran yang langsung menuju saluran pernapasan."
"Artinya mata bisa mejadi jalur masuknya Virus Sars Cov 2 penyebab Covid-19 ini," kata Reisa.
5. Bersihkan permukaan benda di sekitar ruangan dengan cairan disinfektan secara teratur.
6. Gunakan masker di luar rumah secara benar
Cara keenam ini merupakan tips tambahan dari dr Reisa.
Menurut Reisa, disiplin menggunakan masker di luar rumah dapat mengurangi risiko tertular Covid-19.
"Tips tambahan dari saya adalah harus disiplin menggunakan masker saat berada di luar rumah," ujarnya.
Namun, Reisa menegaskan, masyarakat harus menggunakan masker secara benar.
• ISTILAH BARU Terkait Penanganan Covid-19 di Indonesia: PDP, ODP dan OTG Tak Lagi Dipakai / Diganti
Dalam memakai masker, Reisa meminta masyarakat untuk memastikan hal berikut:
1. Pastikan tidak memegang bagian luar masker
2. Pastikan hanya memegang tali saat mencopot masker
3. Tidak menurunkan masker ke dagu
4. Ganti masker setiap 4 jam sekali atau apabila basah dan lembab.
Reisa menjelaskan, mengganti masker secara berkala sangat penting untuk diperhatikan.
Pasalnya, masker yang tidak diganti dapat menimbulkan infeksi dari kuman yang menempel di masker.
• Launching Program Pendampingan Covid-19 Ansor Sulsel, Yaqut Cholil Qoumas Sampaikan Bela Sungkawa
"Maka semua orang wajib memakai masker meskipun tidak memiliki gejala penyakit atau merasa sehat," kata Reisa.
Reisa menambahkan, penggunaan air purifier ataupun lampu dengan sinar ultraviolet-c mampu mengurangi risiko penularan Covid-19.
"Beberapa penelitian dan tim pakar menyarankan penggunaan air purifier dan/atau lampu dengan sinar ultraviolet-c, itu juga akan membantu mengurangi risiko penularan," ujarnya.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)