Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Banjir Bone

Banjir Lima Kecamatan di Bone Akibat Aktivitas Tambang di DAS Walanae

Lima kecamatan terendam banjir yakni Kecamatan Awangpone, Kecamatan Tellu Siattingnge, Kecamatan Cenrana, Kecamatan Dua Boccoe dan Kecamatan Ajangale.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/KASWADI
Banjir yang merendam rumah warga di Desa Solo, Kecamatan Dua Boccoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan 

TRIBUNBONE.COM, TANETE RIATTANG - Banjir melanda Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Lima kecamatan terendam banjir yakni Kecamatan Awangpone, Kecamatan Tellu Siattingnge, Kecamatan Cenrana, Kecamatan Dua Boccoe dan Kecamatan Ajangale.

Kondisi ketinggian air di lima di kecamatan berbeda-beda. Mulai dari 50 centi meter hingga satu meter lebih.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Bone, Dray Vebrianto mengatakan dari lima kecamatan tersebut empat kecamatan yang terdampak parah, yakni Kecamatan Tellu Siattingnge, Cenrana, Dua Boccoe dan Ajangale.

Ia mengatakan di empat kecamatan tersebut beberapa akses jalan tak bisa dilewati kendaraan karena terendam banjir.

Sementara di Kecamatan Awangpone, kata Dray berdasarkan laporan Camatnya belum terdampak parah.

Berdasarkan data korban terdampak banjir di empat kecamatan, sebanyak 4.763 kepala keluarga (KK) terdampak. Sejauh ini mereka masih memilih bertahan di rumahnya.

Untuk lahan pertanian ada ratusan hektar terendam yang baru memasuki masa tanam.

Banjir, kata Dray, telah terjadi sejak Jumat (10/7/2020). Kondisi air mengalami pasang surut.

Menurut, Dray banjir di kecamatan tersebut disebabkan banjir kiriman Danau Tempe yang berada di wilayah tiga kabupaten yakni Kabupaten Soppeng, Sidrap dan Wajo.

"Ada 20 lebih aliran sungai masuk ke Danau Tempe. Namun, untuk keluarnya air cuma ke Sungai Walanae," katanya saat dihubungi via telepon, Senin (20/7/2020).

Dray menjelaskan ari hasil laporan, Danau Tempe mengalami kenaikan sedimentasi sekira 10 centi meter dan mengalami penyusutan.

"Danau Tempe mengalami pendangkalan karena sedimentasi terus naik 10 centi meter dan juga mengalami penyusutan," jelasnya.

Belum lagi aktivitas tambang pasir yang dilakukan di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Walanae. Tak hanya itu, juga terjadi pendangkalan di wilayah Pallime, Kecamatan Cenrana.

"Aktivitas tambang di DAS Walanae dan pendangkalan di wilayah Pallime turut memperparah kondisi banjir," tambahnya.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved