OPINI
Saya dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Saya bersentuhan dengan IPM saat usia baru menginjak 13 tahun. Bermula dari ceramah di masjid pada bulan Ramadhan 1987.
Malam pertama tidur di pondok, saya meneteskan air mata, betapa susah dan menderitanya saya. hehe..
Rutinitas harian jadwal diatur pimpinan pondok tapi teknis pelaksanaan kesehariannya dijaga dan dikawal kakak-kakak IPM atau OSPM, santri yang lebih senior sekalgus pengurus organisasi.
Tingkat 1 sampai tingkat 3 berstatus anggota, tingkat 4 menjadi pimpinan kelompok dalam asrama. Tingkat 5 pengurus IPM dan tingkat 6 (terakhir) menjadi pembina.
Masa penderitaan dari tingkat 1-4, sementara tingkat 5-6 sudah menjadi bos pengurus dan pembina.
Tingkat 1-4 dapat saya lewati walau penuh duka dan nestapa. pukulan dan tendangan "menjulang ke angkasa" dan mendarat di muka sudah biasa jika kedapatan berbahasa Indonesia/daerah atau terlambat keluar asrama atau terlambat berhenti olah raga atau telat shalat ke mesjid (masbuq).
Pendek kata tidak sesuai jadwal harian maka nama-nama pelanggar akan diumumkan di mesjid pondok sesudah shalat magrib.
Setiap habis magrib itu, ratusan santri menanti pengumuman dalam kecemasan dan ketegangan karena nama-nama yang melanggar aturan selama seharian segera dimaklumatkan dan diminta menghadap ke kantor IPM sesuai dengan bidang dan jenis pelanggarannya.
• 28 Nakes RSUD Bantaeng Sembuh dari Covid-19, Direktur: Jangan Kucilkan Mereka
Yang melanggar bahasa akan diperiksa oleh qishmul lughah, yang telat berhenti olah raga menghadap ke qishmul Arriyadha, dll.
Dan jangan lupa, seorang santri bisa menghadap ke beberapa bidang sesuai dengan jumlah pelanggarannya.
Artinya, lebih banyak benjolan dan memar-memar begitu keluar dari kantor 'keramat' IPM itu yang posisinya persis di tengah-tengah asrama.
Saya sendiri pernah shalat subuh 3 rakaat...hehe.. karena takut masuk kotak ke qishmul 'Ibadah.
Suatu subuh saya telat ke mesjid, saya menduga rakaat pertama sudah selesai.
Saya balap rakaat pertama sendiri lalu ikut rakaat berikutnya dengan jamaah lainnya yang ternyata baru rakaat pertama...haha..
Setelah rakaat kedua dan salam, sy buru-buru dan pura-pura ke toilet sambil menunggu pengumuman apakah nama saya disebut atau tidak?
Nama saya aman tidak disebut baru muncul kembali ke mesjid..hihi..