Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

OPINI

Covid 19, Antara Benci Tapi Rindu

Hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa seseorang dapat terinfeksi virus corona berkali-kali. Berarti herd immunity tidak akan pernah terjadi.

Editor: Jumadi Mappanganro
handover
Dr Amir Muhiddin, Dosen Fisip Unismuh Makassar dan Penggiat Forum Dosen Majelis Tribun Timur 

Ini kebijakan yang menyakitkan, tapi apa boleh buat langkah pemerintah ini untuk kemaslahatan dan keamanan warganya.

Pasien Covid-19 Sembuh di Sulbar Kini 104 Orang

Pemerintah DKI Jakarta, Kamis (15/7/2020) lalu, memperpanjang kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk tahap ketiga menyusul semakin tingginya lagi orang yang positif covid 19.

Hal yang sama, kemungkinan akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah Jawa Timur menyusul Sulsel.

Menurut Epideomolog Unhas Prof Ridwan Amiruddin (Tribun Timur, 16 Juli 2020), Sulsel sedang berada pada posisi darurat Covid 19 karena positif rate (PR) terhadap pemeriksaan spesimen telah mencapai sekitar 14 persen, bahkan di atas PR nasional yang hanya 12 persen.

Angka ini tiga kali lipat dari standar PR terekendali secara nasional terhadap covid 19 yang seharusnya di bawah 5 persen.

Kalau langkah pemda Sulsel akan lebih ketat lagi maka ini akan melahirkan lagi kebencian, tapi maaf, ini mungkin karena tuntutan dan keharusan untuk melindungi warganya.

Rindu

Sakitnya hati ini, Namun aku rindu, Bencinya hati ini, tapi aku rindu.

Syair lagu ini saya ulang lagi untuk mengatakan bahwa saat ini masyarakat sedang rindu untuk hidup seperti sedia kala, ketika covid 19 belum ada.

Mereka rindu kepada orang tuanya nun jauh di sana. Mereka rindu dengan sahabat karib yang telah berpisah selama enam bulan.

Kronologis Tabrakan Mobil Dinas Ketua DPRD Barru, Sopir Alami Luka Memar

Mereka rindu bercengkrama, bersendagurau teman-teman sekolah, teman kuliah, teman sekantor dan teman-teman lainnya.

Tapi apa apa boleh buat, covid-19 ini belum juga pamit, malah semakin menasbihkan dirinya seakan dia juga berhak atas negeri ini.

Mereka semakin kreatif, membuat dirinya dalam berbagai bentuk dan dengan berbagai ragam cara menularnya.

Diusir pun mereka tau mau pergi, disemprot, diracun, malah semakin beranak pinang dan menghinggapi berbagai jenis kelamain, usia, kelas sosial, mereka tak pandang bulu.

Kalau dulu, awal mereka datang hanya menyerang dan menghinggapi banyak orang kaya (the have) dan pejabat publik, beberapa bulan terakhir ini malah banyak menghinggapi kalangan miskin (the have not), terakhir malah menyerang banyak dokter dan tenaga medis lainnya yang tidak berdosa.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved