Tribun Bone
Banjir Rendam Satu Kelurahan dan Sembilan Desa di Kecamatan Dua Boccoe, Warga Pilih Bertahan
Kelurahan yang terendam yakni Kelurahan Unyi. Sementara desa yang terendam yakni, Desa Solo, Tawaraoe, Kampoti, Pakkassalo, Ujung Uloe dan Matajang.
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Sudirman
TRIBUNBONE.COM, TANETE RIATTANG - Banjir merendam satu kelurahan dan delapan desa di Kecamatan Dua Boccoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Kelurahan yang terendam yakni Kelurahan Unyi. Sementara desa yang terendam yakni, Desa Solo, Tawaraoe, Kampoti, Pakkassalo, Ujung Uloe dan Matajang.
Camat Dua Boccoe, Andi Musafir mengatakan, kelurahan/desa tersebut tidak terendam secara keseluruhan.
Masih terdapat beberapa lingkungan maupun dusun yang tidak terendam.
Andi Musafir menuturkan banjir terjadi akibat curah hujan yang tinggi, dan banjir kiriman dari Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Wajo. Sehingga air Sungai Walanae meluap.
"Banjir terjadi karena curah hujan tinggi dan air kiriman dari daerah tetangga seperti Soppeng dan Wajo," katanya kepada tribunbone.com, Jumat (17/7/2020).
Menurutnya, banjir telah terjadi sekira satu minggu lalu. Namun, empat hari terakhir air semakin meninggi dan meluas.
"Sekira empat hari lalu air baru naik. Aktivitas warga pun mulai terganggu," ujarnya.
Dibeberapa lokasi, kata dia, ketinggian air mulai 50 centimeter hingga 100 centimeter.
Lahan pertanian sekira ratusan hektar yang baru memasuki masa tanam tak luput dari rendaman air.
Tak hanya itu, tambak ikan di Desa Solo, Matajang, Tocina dan Tawaraoe juga terendam.
Padahal, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bone baru memberikan bantuan benih ikan untuk dipelihara.
Warga juga harus mengusikan hewan ternak ke tempat yang lebih aman.
Selain, merendam lahan pertanian dan tambak, banjir juga merendam fasilitas publik, seperti sekolah.
Andi Musafir menyampaikan hingga saat ini warga masih bertahan di rumahnya.