Tribun Business Forum
Tribun Business Forum: Semangat untuk Beribadah Tak Surut, Tak Ada Jemaah Batalkan Umrahnya
Kendati begitu, tak menyurutkan niat industri travel umrah untuk memberangkatkan jemaah
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Ilham Mulyawan Indra
"Tapi itu juga tergantung dari kebijakan dari WHO bersama Pemerintah Arab Saudi. Kuota untuk umrah akan ada 40 persen, itu dugaan saya," katanya.
Yang penting, lanjut dia, adalah menjaga asa dan dan harapan agar industri travel umrah bisa bertahan diterpa badai pandemi.
"Ini adalah bagian dari cobaan yang kita harus hadapi memang tak mudah menghadapi ini," katanya.

Tetap Optimis
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulsel, H Anwar Abubakar menuturkan, Kementerian Agama sejauh ini belum mendapat akses haji dan umrah agar bisa dilaksanakan.
Meski begitu pihaknya tetap optimistis ada kelonggaran diberikan sebelum pergantian tahun.
"Mudah-mudahan tak lama lagi akses itu bisa dibuka Pemerintah Arab Saudi. Mereka mungkin akan meminta pertimbangan WHO," katanya.
Dan tak menutup kemungkinan dalam pelaksanaanya Pemerintah Arab Saudi akan menerapkan protokol kesehatan.

"Kami tetap lakukan koordinasi, sambil dari pelaksanaan haji dan umrah mempersiapkan. Jadi bisa saja mereka (jemaah) mau umrah dulu, biar mi haji tahun depan," katanya.
Banyak Kerugian
Azhar Gazali menambahkan, tak sedikit kerugian terjadi dengan macetnya bisnis perjalanan umrah.
Selain perusahaan travel, bisnis terkait umrah pun ikut berhenti.
"Seperti, Support pengadaan umrah, hotel, maskapai penerbangan, kelengkapan umrah seperti tas koper dan seragam batik, bahkan perbankan," katanya.
Adapun kerugian di perusahaan travel, ditaksir bisa mencapai ratusan milliar.
"Tentu saja nilainya tak kecil, kalau jamaah 5 ribu-10.000, dengan sekitar 100 ribu perbulan, katakanlah biaya umrah Rp 20 juta per orang dikali 5 ribu maka nilai tak main-main, bisa nilai Rp 1 triliun, jadi nilainya ini tak main-main," katanya. (*)