Siswa SMA akan Belajar di Dalam Boks dan Jaga Jarak Demi Terhindar dari Covid-19
Kunjungan Ma'ruf Amin dan Nadiem untuk melihat langsung persiapan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di SMAN 4 Sukabumi.
TRIBUN-TIMUR.COM - Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim berkunjung ke SMA Negeri 4 Sukabumi, Jawa Barat pada Rabu (8/7/2020).
Kunjungan Ma'ruf Amin dan Nadiem untuk melihat langsung persiapan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di SMAN 4 Sukabumi.
Nadiem mengatakan, SMAN 4 Sukabumi menerapkan aktivitas sekolah dalam tiga shift sekolah.
Walaupun pemerintah sebenarnya memperbolehkan kegiatan KBM dibagi dua shift.
Selain itu SMAN 4 Sukabumi menambahkan boks plastik untuk menjaga jarak siswa.
• UPDATE Corona Indonesia Rabu 8 Juli 2020: 1.853 Kasus Baru Dalam 24 Jam, Total 68.079 Orang
• Cara Benar Pakai Masker Kain untuk Terhindar dari Virus Corona, Jika Salah Bahaya Menanti Anda
"SMAN 4 ini luar biasa, lebih hati-hati lagi. Jadi mereka benar-benar ingin sesuai protokol,'' kata Nadiem.
"Di sini (SMAN 4) juga bereksperimen dengan adanya tambahan boks plastik bagi siswa di ruang kelasnya," kata Nadiem.
Hanya untuk SMP dan SMA
Menteri Nadiem juga mengatakan hanya daerah yang masuk zona hijau yang diperbolehkan belajar tatap muka.
Selain itu sekolah yang dibuka hanya untuk SMP dan SMA.
"Tapi mulai sekolah menegah dulu, untuk SMP dan SMA," kata Nadiem.
Sedangkan untuk siswa SD masih harus menunggu hasil evaluasi dari SMP dan SMA jika sudah kegiatan sudah berjalan selama dua bulan.
Jika siswa SD sudah sekolah tatap muka selama dua bulan, baru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diperbolehkan aktivitas kembali.
"Memang masing-masing kesiapan sudah ada detailnya, checklist-nya sudah detail, perlunya apa. Tapi tidak semua serentak bisa masuk sekolah, harus sesuai," ujar Nadiem.
Orangtua bisa meminta anak belajar di rumah
Menteri Nadiem juga mengatakan jika Kemedikbus terus berkoordinasi dan memonitor sekolah melalui kepala dinas di daerah untuk memastikan syarat belajar tatap muka terpenuhi.
Ia menegaskan semua keputuspun belajar tatap muka ada di kepala daerah, kepala sekolah, dan orang tua siswa.
Jika ada orangtua siswa yang tidak nyaman anaknya sekolah, maka orangtua bebas untuk meminta sang anak belajar di rumah.
• UPDATE Corona Indonesia Rabu 8 Juli 2020: 1.853 Kasus Baru Dalam 24 Jam, Total 68.079 Orang
• Cara Benar Pakai Masker Kain untuk Terhindar dari Virus Corona, Jika Salah Bahaya Menanti Anda
Hanya saja, pihak sekolah memiliki tanggung jawab untuk memastikan setiap siswa tidak mendapat diskriminasi jika memilih belajar dari rumah.
"Kami memberikan kebebasan di masing-masing jenjang,'' ujar Nadiem.
Ia juga menjelaskan berjalannya semua aktivitas sekolah bergantung pada pola pikir tenaga pendidik dan tentunya harus mengutamakan kesehatan.
"Kalau dia mengutamakan kesehatan, pasti ada solusinya, ada berbagai inovasi. Dibutuhkan kreatifitas masing-masing pemimpin untuk pendidikan yang terpenting,'' ujar Nadiem. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jelang Belajar Tatap Muka, SMAN 4 Sukabumi Atur 3 Shift dan Sediakan Boks Plastik",
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/seorang-siswa-mencoba-duduk-di-meja-belajar-dalam-boks.jpg)