CITIZEN ANALYSIS
Resilience Danau Tempe, Antara Ekspektasi, Bencana dan Eksploitasi
Indonesia memiliki 840 danau besar dan 753 danau kecil. Sebagian besar di antaranya ‘sakit parah’ bahkan menuju kehancuran permanen.
Bentuknya yang seperti Cawan (mangkuk) di tengah pulau Sulawesi, merupakan tempat bermuaranya beberapa anak sungai dari berbagai kabupaten di Sekitarnya.
Situasi buruk dan sulit dihindari yang sering terjadi di Danau Tempe adalah saat melimpahnya air danau Tempe akibat kiriman air dalam debit besar yang melebihi ambang batas daya tampung danau dari beberapa anak sungai yang bermuara di Danau Tempe.
• 8 Tempat Ini Dilarang Simpan Ponsel, Bisa Pengaruhi Kesuburan Hingga Meningkatkan Risiko Kanker
Akibatnya air meluap dan menggenangi kawasan yang ada disekitar Danau Tempe. Kondisi ini dikenal dengan istilah banjir, dan ini telah terjadi selama puluhan tahun.
Ratusan bahkan ribuan rumah warga akan terendam air selama berbulan-bulan. Ratusan hektar sawah dan kebun akan tenggelam. Masyarakat tentu saja mengalami kerugian materil.
Menurut kaca mata orang lain yang berada di luar kawasan danau Tempe, ini adalah bencana nasional. Semua stasiun televisi lokal dan nasional serta berbagai koran lokal dan nasional, baik cetak dan online, memberitakan tentang bencana banjir ini.
Banyak yang prihatin, banyak yang memberi bantuan materi, dan juga bantuan lainnya.
Pada Mei 2020 lalu hingga sekarang, Danau Tempe kembali meluap dan menenggelamkan beberapa pemukiman dan lahan pertanian warga.
Tapi benarkah banjir ini merupakan sebuah bencana bagi masyarakat yang ada di Danau Tempe dan sekitarnya?
Benarkan banjir di Danau Tempe ini menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi masyarakat sekitar?
Atau bisa jadi banjir ini adalah sebuah harapan atau kondisi yang ditunggu-tunggu untuk dapat mengeksploitasi semua sumber daya perikanan yang ada di Danau Tempe?
Buktinya, masyarakat yang bermukim di sekitar Danau Tempe tak ada satupun yang mengeluh tentang banjir yang terjadi hampir setiap tahun ini.
Tidak ada masyarakat yang ramai-ramai beranjak berpindah tempat tinggal ataupun protes kepada pemerintah akan kondisi banjir yang tiap tahun mereka alami.
Bahkan beberapa tahun lalu penulis pernah melakukan penelitian tentang Indentifikasi Kawasan Rawan Bencana Banjir di Kabupaten Wajo.
• Bupati Enrekang Siapkan Insentif Bagi Tenaga Medis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya kecenderungan masyarakat untuk tetap mempertahankan permukimannya pada kawasan rawan banjir di sekitar Danau Tempe dibanding harus berpindah tempat tinggal yang rencana telah disiapkan pemerintah, pada kawasan lain yang bebas banjir.
Ketergantungan mata pencaharian di danau (aspek ekonomi) dengan segala aspek sejarah, sosial dan budaya di Danau Tempe yang telah terbentuk secara alamiah, menjadi alasan masyarakat tidak ingin move on dari Danau Tempe.