Resensi Buku
Anak dan Ibu yang Menginspirasi
Buku ini merekam pengalaman dan perjalanan batin penulisnya dalam berbagai peran: sebagai pekerja kantoran, sebagai anak, lalu mewujud sebagai ibu.
Penulis: Jumadi Mappanganro | Editor: Jumadi Mappanganro
Ummi, Allah itu berbentuk apa?
Apakah Allah itu nyata?
Ummi, Allah itu kan Maha Besar. Masjid itu kan rumah Allah. Bagaimana caranya Allah masuk ke rumahnya kalau masjid-masjid itu kecil?
Pertanyaan-pertanyaan kritis itu dilontarkan Daffa yang masih duduk di bangku TK kepada ibunya.
Bisa dibayangkan bagaimana ‘repotnya’ seorang ibu merangkai kalimat jawaban yang mudah dipahami anak usia TK.
Daffa tumbuh sebagai bocah yang memiliki otak di atas rata-rata.
Walau usianya masih TK, ia juga sudah mahir berbahasa Inggris dan kini menjadi Youtuber.
• 8 Tempat Ini Dilarang Simpan Ponsel, Bisa Pengaruhi Kesuburan Hingga Meningkatkan Risiko Kanker
Buku ini tak hanya cerita tentang Daffa yang karakternya suka bertanya penuh selidik dan kadang menggelitik.
Tapi juga bercerita tentang kakak Daffa. Namanya Nayla Hasanah, anak berkebutuhan khusus (ABK).
Dalam dunia media termasuk tipe mild down syndrome. Ia mengalami retardasi mental skala ringan.
Dengan kondisi itu, orangtua yang menjadi penulis buku ini, menceritakan bagaimana ia sangat sedih ketika sejumlah sekolah regular menolak menerima Nayla saat mendaftar.
Alasan sekolah menolak beragam.
Padahal UUD 1945 secara jelas dan tegas menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Tak terkecuali bagi mereka berkebutuhan khusus.
Tapi penolakan itu tak membuat orangtua Nayla berkecil hati.
Wanita yang menyelesaikan pendidikan S1 hingga S2-nya di Unhas ini pun mencarikan lembaga pendidikan lain yang bisa menerima Nayla.
• Quo Vadis ASN Corporate University
Bagi penulis buku ini, solusi terbaik dari situasi tersebut adalah kita hanya perlu mengubah cara pandang, memelajari lebih jauh serta memberikan ruang yang sama luas untuk mengembangkan potensi terbaik masing-masing anak.
Kisah Nayla dan Daffa yang memiliki keunikan masing-masing hanya beberapa potongan dari pergulatan penulis buku sebagai seorang ibu.
Tugasnya memang berat: mendidik dan merawat kedua anaknya menjadi penjaga peradaban.
Tak bermasuk menggurui siapa pun, penulis buku mengaku hanya ingin berbagi kisah secara sederhana tentang bagaimana mendidik tauhid kepada anak-anak-nya sebagai landasan hidup mereka kelak.
Bagi Andi Nur Fitri Balasong, penulis buku ini, mengajarkan tauhid ke anak sangatlah penting, agar kelak mereka tak salah arah.
Mendidik anak tentu harus memasuki dunia mereka, dunia anak-anak yang berwarna dan ceria.
Mungkin karena itu, sampul buku ini dikemas dalam kesan yang casual.
Buku ini juga berisi banyak kisah lain. Di antaranya tentang pengalaman penulis semasa kecil hingga petualangnya ke berbagai negara yang banyak menginspirasi.
Tapi saya paling suka kisah tentang Sepeda dan Buku. Kisah ini memberi banyak pelajaran berharga.
Terutama bagi mereka yang sebentar lagi harus melanjutkan pendidikan lebih tinggi.
Saat itu biasanya terjadi perbedaan antara pilihan anak dan orangtua.
Terkadang awalnya anak menilai pendapat orangtua keliru. Tapi ternyata kelak, sikap orangtua itu berbuah manis bagi kehidupan anak tersebut.
Buku ini merekam pengalaman dan perjalanan batin penulisnya dalam berbagai peran: sebagai pekerja kantoran, sebagai seorang anak, lalu mewujud sebagai seorang ibu, hingga mengejawantah menjadi seorang istri.
Tentu menarik membaca sembari merenungi bagaimana penulis buku ini bermain di antara peran-peran penting dalam kehidupannya. Bacalah!

Tentang Penulis Buku
Andi Nur Fitri Balasing lahir di Makassar, 10 September 2020. Ayahnya seorang militer.
Setamat pesantren, ia menempuh pendidikan strata satu di Universitas Hasanuddin. Kemudian melanjutkan pendidikan magiter ilmu komunikasi di Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin.
Istri dari penulis dan budawayan Luwu Idwar Anwar ini kini bekerja di Sekretariat Asosiasi Pemerintah Kota Makassar (Apeksi) wilayah VI (Sulampapua) sebagai asisten manager.
Juga menjadi officer untuk program Localise SDGs kerja sama United Cities and Local Government Asia Pacific (UCLG ASPAC) dan Apeksi yang didanai Uni Eropa untuk 8 provinsi di Indonesia (Maret 2018 - Maret 2020).
Wanita yang akrab disapa Fitri ini juga aktif di beberapa organisasi kemasyarakatan.
Ia pernah menjabat Ketua Masika ICMI Orda Makassar dan Wakil Sekretaris Bidang Organisasi KNPI Sulawesi Selatan (2007-2010).
Di sela-sela rutinitasnya bekerja kantoran dan aktif di beberapa organisasi, ibu dua anak ini juga aktif menulis dan menyunting buku.
Selain dikirim untuk media arus utama, banyak tulisan Fitri juga telah dibukukan. (jum)
Data Buku
Judul: Tuhan Bumblebee dan Khalifah Peradaban
Tebal: xiv + 134 halaman
Penulis: Andi Nur Fitri Balasong
Penerbit: Pustaka Sawerigading
Cetakan I 2020