Update Corona Bantaeng
Hasil Swab Keluar, Relawan Banjir Bantaeng yang Meninggal Positif Corona
Satu warga Kabupaten Bantaeng dimakamkan dengan protokol Covid-19 sebelum hasil pemeriksaan swabnya keluar.
Penulis: Achmad Nasution | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUNBANTAENG.COM, BANTAENG - Satu warga Kabupaten Bantaeng dimakamkan dengan protokol Covid-19 sebelum hasil pemeriksaan swabnya keluar.
Saat hasil pemeriksaan swabnya sudah keluar, ternyata warga tersebut dinyatakan positif Covid-19.
Informasi tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng, dr Andi Ihsan.
"Sabtu dinyatakan konfirmasi Positif Covid-19 melalui pemeriksaan CITO RT-PCR (RT-PCR yang disegerakan)," kata dr Andi Ihsan kepada TribunBantaeng.com, Minggu (5/7/2020) dini hari.
Menurut Andi Ihsan yang sekaligus Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Bantaeng ini, beberapa hari ke depan tim akan melakukan pelacakan kontak.
Pelacakan kontak akan dilakukan kepada semua yang kontak erat dengan almarhum sejak 14 hari ke belakang.
"Kita bersyukur telah mengambil keputusan yang tepat dengan melakukan pemakaman menggunakan prosedur Covid-19, sehingga risiko penularan dapat kita minimalisir," ujarnya.
Ia mengimbau, agar masyarakat tetap tenang, tidak panik dan mematuhi segala protokol kesehatan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Diketahui, satu warga di Kabupaten Bantaeng dimakamkan dengan protokol kesehatan, Sabtu (4/7/2020).
Ia dimakamkan dengan protokol kesehatan karena hasil swabnya belum keluar dari rumah sakit.
Warga tersebut meninggal saat menjalani perawatan di Ruang Isolasi RSUD Anwar Makkatutu Bantaeng.
Kadis Kesehatan Bantaeng, dr Andi Ihsan menyampaikan, pasien tersebut dirawat di RSUD Anwar Makkatutu Bantaeng karena mengalami penyakit dengan risiko penyakit saluran pernapasan.
"Informasi dari penanggung jawab pasien dr Saharuddin, pasien mengalami kegawatan pada sistem hormonal tubuh tepatnya Hormon Tiroid dan diperberat dengan risiko penyakit saluran pernapasan," katanya.
Ia menjelaskan, sebelumnya telah dilakukan penyelidikan epidemiologi.
Saat itu pasien tersebut menjalani pemeriksaan rapid test sebanyak dua kali dengan hasil non reaktif.