Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilwali Makassar

Ada Apa dengan Danny Pomanto? Mantan Wali Kota Makassar Videonya Jadi Bahan Gosip 2 Pekan Ini

Video Wali Kota Makassar 2014-2019 Danny Pomanto dua pekan terakhir menimbulkan gosip, video Nurdin Abdullah dan kini video bahas Rusdi Masse Nasdem

Penulis: Abdul Azis | Editor: Mansur AM
TRIBUN-TIMUR.COM/SANOVRA JR
Mantan Wali Kota Makassar Danny Pomanto 

Berpasangan dengan istri Ketua Dewan Pengurus Wilayah Partai Nasional Demokrat Sulawesi Selatan (DPW Nasdem Sulsel) Fatmawati Rusdi, Nasdem dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) bertekad memenangkan pasangan calon (paslon) tersebut.

Saat ditanya, apakah akan ada tambahan partai pengusung Danny-Fatma?

"Insya Allah tetap, semua masih terbuka dan tergantung kesepakatan koalisi partai," ujar Danny via pesan WhatsApp, Rabu (1/7/2020) malam.

Namun, di saat euforia tersebut, video berdurasi 7 menit yang suaranya mirip Danny Pomanto, mendadak viral.

Dalam video itu, suara mirip DP itu, menyinggung banyak hal, termasuk soal Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, hingga soal Rusdi Masse.

Danny Pomanto angkat bicara terkait hal tersebut.

"No comment, ada saatnya kami akan klarifikasi pembicaraan tertutup yang diviralkan ini," ujar Danny.

Ulasan Pengamat

Rekaman diduga suara petahana bakal calon Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto viral di media sosial.

Dalam rekaman berdurasi 7 menit 34 detik, banyak menceritakan berbagai macam kepentingan dan kisruh koalisi partai politik pendukung calon petahana pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2020.

Tak lama setelah kemudian, Tribun mendapat lagi rekaman. Kali ini rekaman video berdurasi 4 menit, 4 detik.

Beberapa petinggi Golkar Sulsel terlihat dalam video tersebut, termasuk Ketua DPD I Partai Golkar Nurdin Halid.

Menanggapi isi video tersebut, Pengamat Politik UIN Alauddin Makassar (UINAM) Syahrir Karim menilai bahwa video tersebut menegaskan bagaimana partai begitu superior menentukan arah politik sesuai kepentingan elit.

"Partai sangat sulit ditebak arah pergerakannya gara-gara tidak lagi berlandaskan ideologi partai. Sehingga yang terjadi adalah partai dan para elitenya sangat mudah memainkan arah kepentingan politiknya yang terkesan sangat pragmatis," katanya kepada Tribun, Kamis (2/7/2020).

Syahrir menilai Danny Pomanto (DP) sebagai orang baru di Nasdem terjebak dalam lingkaran politik kekuasaan elit yang membuat dia tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikuti kepentingan partai.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved