Prof Hamdan: Selamat Jalan Sahabatku Andi Syahrir Mantan Wakil Bupati Wajo

Prof Hamdan sahabatan dengan Andi Syahrir.

Demikian sapaannya Prof Hamdan. 

Selamat Jalan Sahabatku, Andi Syahrir.

Segera menjelang subuh saya dikejutkan berita di WA tentang berpulangnya seorang sosok yang sangat terhormat di mata saya, Dr. H. Andi Syahrir Kube Dauda.

Orang sering memanggilnya Andi Riri atau Pung Riri, tapi saya tetap selalu memanggilnya Pak Andi Syahrir.

Saya mengenalnya ketika menjabat sebagai Wakil Bupati Wajo, dan mulai intens saat ada kegiatan pemberdayaan yang kami lakukan di Wajo.

Setiap berkunjung ke Sengkang Wajo, apakah urusan pekerjaan atau pribadi, karena isteri saya juga kebetulan orang Wajo, saya selalu berusaha menyambangi beliau sekira beliau berada di rujabnya.

Tujuannya ingin menguliti banyak hal tentang kehidupannya.

Saya terkesan setidaknya tiga hal, latar belakang kehidupan beliau yang berasal dari keluarga birokrat, jejak karirnya yang menarik, dan pribadinya yang orang Makassar sebut sangat 'sombere'.

Betul, saya mendapatkan semua itu. Dirinya adalah putera seorang pendulum birokrat, Andi Kube Dauda, siapa tidak mengenal beliau khususnya yang hidup se-era dengannya.

Saya saja dari kecil sudah mendengar jejak pengabdian tokoh ini, meskipun hanya memang sebatas mendengarnya.

Saat berbincang dengan Pak Andi Syahrir saya jadinya selalu mengaitkan kesan bahwa beliau dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sudah lama berjibaku dalam dunia birokrasi.

Bukan hanya pemahaman yang mendalam tentang birokrasi tapi bagaimana birokrasi itu bisa efektif untuk menggerakkan kehidupan.

Saya juga banyak menyimak dan menikmati belajar tentang jejak beliau terhadap dunia pemberdayaan masyarakat yang bertahun dilakoninya, melalui peran kuncinya pada Progam Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri).

Saya pernah berjam menyimak alur cerita beliau tentang bagaimana suka duka mendorong percepatan pengentasan kemiskinan pada masyarakat Sulawesi Selatan.