Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Yusran Jusuf Dicopot Gegara Disebut Gagal, Bagaimana Rudy Djamaluddin Tangani Covid-19 di Makassar?

Yusran Jusuf disebut gagal, lantas bagaimana cara Rudy Djamaluddin kendalikan Covid-19 di Makassar

Editor: Anita Kusuma Wardana
Istimewa
Yusran Jusuf Dicopot Gegara Disebut Gagal, Bagaimana Rudy Djamaluddin Tangani Covid-19 di Makassar? 

TRIBUN-TIMUR.COM-Mantan Penjabat (Pj) Wali Kota Makassar, Yusran Jusuf dicopot lantaran gagal mengendalikan penyebaran Virus Corona atau Covid-19 di Makassar.

Yusran Jusuf dilantik pada 13 Mei 2020 saat masa jabatan PJ Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb telah berakhir saat Makassar sedang berjuang melawan Pandemi Covid-19.

Yusran mengatakan, penggantian dirinya terkait kasus Covid-19 yang tinggi di Makassar, yakni 2.535 kasus.

Sementara itu, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah memberikan alasan pencopotan penjabat Wali Kota Makassar, Yusran Yusuf.

Menurut Nurdin, Yusran diganti setelah dinilai tidak cukup kuat sebagai strong leader untuk menangani kasus Covid-19 di Makassar. 

Selama memimpin Makassar, Yusran tidak mampu menurunkan angka kasus positif corona.

"Indonesia darurat kesehatan, di luar Jawa Makassar jadi episentrum penularan. Kami melihat dibutuhkan kekompakan dan kolaborasi dalam menghadapi pandemi ini," ujar NA di Gubernuran Jl Sungai Tangka Makassar, Kamis (25/6/2020).

Menurutnya, beberapa hari terakhir, di samping kasus positif terus meningkat di Makassar, tentu karena tracing (pelacakan) maupun testing maasif yang dilakukan.

"Namun, ini juga disebabkan tingkat penularan yang ikut naik karena protokol kesehatan kurang kita indahkan," kata Bupati Bantaeng 2 periode itu.

Langkah Rudy Djamaluddin

Setelah dilantik sebagai Pj Wali Kota Makassar yang baru menggantikan Yusran Jusuf, Rudy Djamaluddin langsung bergerak cepat bekerja dan fokus perhatiannya yaitu penularan virus corona yang masih tinggi. 

Pihaknya mengistruksikan jajaran perangkat pemerintah termasuk camat hingga lurah untuk bersama-sama menuntaskan masalah Covid-19.

Mereka yang tidak mampu bekerjasa sama diancam akan dicopot dari jabatannya.

"Pak Gubernur tadi sudah menyampaikan, kalau ada camat, lurah, yang tidak berdiri di belakang kita bersama-sama untuk melawan Covid-19, ya kita cari orang yang berada di belakang kita untuk bersama-sama melawan Covid-19," ujar Rudy setelah dilantik di rumah jabatan Gubernur Sulsel, Jalan Jenderal Sudirman, Makassar, Jumat (26/6/2020).

Rudy belum memberikan penjelasan secara detail terkait program kerja untuk memutus mata rantai virus corona di Makassar.

Pihaknya hanya mengisyaratkan masalah tersebut dapat selesai dengan kerja bersama semua pihak.

"Program kita, yang pertama, kita akan bersatu padu melawan Covid-19, kita akan menyusun strategi-strategi. Insya Allah dalam beberapa hari mendatang kita bisa tunjukkan apa yang bisa akan kita lakukan," katanya.

Berdasarkan catatan, sejumlah upaya telah dilakukan Pemerintah Kota Makassar untuk menekan penularan Covid-19.

Di antaranya sempat melaksanakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selama dua tahap, tepatnya 24 April sampai 22 Mei.

Namun dipengujung kebijakan berakhir, Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah meminta pelaksanaannya dilonggarkan dengan pertimbangan untuk tetap menjaga perekonomian daerah.

Secara otomatis, seluruh aktivitas kembali bergulir termasuk tempat usaha yang menyedot pengunjung.

Dampaknnya, kasus Covid-19 di Makassar langsung naik signifikan hingga pernah mencapai lebih 200 kasus baru dalam sehari.

Kasus Corona di Sulsel

Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah sebagai Ketua Tim Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 diharapkan menerapkan aturan tegas agar penyebaran virus Corona atau Covid-19 di Sulsel bisa dikendalikan.

Ketegasan Gubernur Sulsel sudah diperlihatkan di Kota Makassar dengan mengganti Pj Wali Kota Makassar Yusran Jusuf yang dinilai tidak ketat mengawasi lalulintas warganya.

Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof. HM Nurdin Abdullah, melantik Prof. Rudy Djamaluddin sebagai Penjabat Wali Kota Makassar yang baru, menggantikan Prof. Yusran Yusuf, di Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Selatan, Jumat, (26/6). Gubernur dengan tegas menyebut tugas utama Pj yang baru adalah menurunkan angka Covid-19 di Makassar
Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof. HM Nurdin Abdullah, melantik Prof. Rudy Djamaluddin sebagai Penjabat Wali Kota Makassar yang baru, menggantikan Prof. Yusran Yusuf, di Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Selatan, Jumat, (26/6). Gubernur dengan tegas menyebut tugas utama Pj yang baru adalah menurunkan angka Covid-19 di Makassar (TRIBUN TIMUR/MUH ABDIWAN)

Jika Covid-19 tak kunjung reda, kepemimpinan Gubernur Sulsel dalam masalah besar.

Gubernur Sulsel Buka-bukaan, Disuruh Jokowi Maju di Pilgub Hingga Siap Diturunkan

Putri Prof Yusran ke Gubernur Sulsel: Bapak dengan Mudahnya Menempatkan dan Menurunkan Seseorang

2 Kali Juara Ligina Bareng Persebaya dan PSM, Sukses juga Sebagai Pelatih, Begini Karier Aji Santoso

Penambahan pasien baru Covid-19 di Sulsel masih lebih 100-an.

Tepatnya 172 kasus baru Covid-19.

Informasi terbaru terkait penanggulangan Covid-19 di Sulawesi Selatan terus diperbarui Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Diskes Sulsel).

Dilansir data dari grup WhatsApp Berbagi Informasi Covid-19, Jumat (26/6/2020) malam memperlihatkan, jumlah pasien positif naik bertambah 172 pasien menjadi 4.469 pasien.

Namun bila melihat jumlah pasien positif Covid-19 di Sulsel, Kamis (25/6/2020).

Totalnya di angka 4.283 pasien. Bila ditambahkan 172 pasien, totalnya 4.455 pasien

Jumlah 4.469 pasien sama dengan data nasional yang dirilis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Dilansir data update Covid-19 Sulsel distribusi per kabupaten/kota dari 172 pasien Covid-19 didapatkan dari :

Kota Makassar 132 pasien

Bulukumba 15 pasien.

Gowa 11 pasien

Maros 5 pasien

Pangkep 2 pasien,

Luwu Timur 2 pasien,

Jeneponto 1 pasien,

Luwu 1 pasien,

Pinrang 2 pasien dan

Tana Toraja 1 pasien.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sulsel Husni Thamrin juga memaparkan data pasien sembuh di Sulsel naik dari 1.461 pasien menjadi 1.617 pasien.

Artinya naik 156 pasien.

Namun  ka bar buruknya, masih ada warga Sulsel yang meninggal dunia karena Covid-19.

Untuk pasien meninggal naik dari 158 pasien menjadi 163 pasien.

Artinya naik 5 pasien.

Terkait angka reproduksi efektif (Rt) di Sulsel di angka 1,04. Turun dari sehari sebelumnya yang berada di angka 1,11.

Rt paling tinggi berasal dari Bone dan Sinjai di angka 1,56. Diikuti Bulukumba (1,44) dan Pangkep (1,25).

Sementara Makassar di angka 1,12.

Rt di bawah 1 ada sekitar 13 daerah dari 24 kabupaten/kota di Sulsel.

Daerah dengan Rt 0 yakni Bantaeng, Barru, Selayar, Pinrang, Soppeng, Tana Toraja, Toraja Utara, Wajo dan Palopo.

(tribun-timur.com/sonora.id)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved