Pj Wali Kota Makassar Diganti
Curhat Yusran Jusuf Disebut 'Wali Kota Makassar' Tersingkat dalam Sejarah, Dicopot Sahabat Sendiri
Diketahui Yusran Jusuf adalah sosok orang terdekat Nurdin Abdullah. Keduanya sama-sama adalah guru besar di Fakultas Kehutanan Unhas.
TRIBUN-TIMUR.COM-Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah tiba-tiba mencopot Yusran Jusuf dari jabatannya sebagai Penjabat (Pj) Wali Kota Makassar.
Padahal, Yusran Jusuf yang juga guru besar Fakultas Kehutanan Unhas baru memimpin selama 44 hari.
Yusran Jusuf pun disebut-sebut menjadi 'Wali Kota Makassar' tersingkat yang pernah ada.
Jabatannya pun diamanahkan kepada Prof Rudy Djamaluddin yang merupakan guru besar Fakultas Teknik Unhas.
Rudy Djamaluddin akan dilantik, Jumat (26/6/2020) siang ini di Rujab Gubernur Sulsel.

Yusran Jusuf dilantik pada 13 Mei 2020 saat masa jabatan PJ Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb telah berakhir saat Makassar sedang berjuang melawan Pandemi Covid-19.
Yusran mengatakan, penggantian dirinya terkait kasus Covid-19 yang tinggi di Makassar, yakni 2.535 kasus.
Yusran Yusuf menyampaikan rencana pergantian dirinya sebagai penjabat wali kota di posko tim gugus tugas Covid-19 kota Makassar.

Yusran menyatakan, ia sudah menerima SK dari kementerian dalam negeri. Yusran menjabat sebagai wali kota Makassar sekitar 40 hari.
Sebagai informasi, Kota Makassar saat ini dipimpin oleh penjabat wali kota, karena pada Pilkada 2018 lalu, dimenangkan oleh kotak kosong yang mengalahkan calon tunggal.
Sementara itu, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah memberikan alasan pencopotan penjabat Wali Kota Makassar, Yusran Yusuf.
Menurut Nurdin, Yusran diganti setelah dinilai tidak cukup kuat sebagai strong leader untuk menangani kasus Covid-19 di Makassar.
Selama memimpin Makassar, Yusran tidak mampu menurunkan angka kasus positif corona.
"Indonesia darurat kesehatan, di luar Jawa Makassar jadi episentrum penularan. Kami melihat dibutuhkan kekompakan dan kolaborasi dalam menghadapi pandemi ini," ujar NA di Gubernuran Jl Sungai Tangka Makassar, Kamis (25/6/2020).
Menurutnya, beberapa hari terakhir, di samping kasus positif terus meningkat di Makassar, tentu karena tracing (pelacakan) maupun testing maasif yang dilakukan.