Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

OPINI

Covid-19, Antara Salah Paham dan Paham Salah

Ditulis Dr Amir Muhiddin, dDosen Fisip Unismuh Makassar dan Penggiat Forum Dosen Majelis Tribun Timur

Editor: Jumadi Mappanganro
handover
Dr Amir Muhiddin, Dosen Fisip Unismuh Makassar dan Penggiat Forum Dosen Majelis Tribun Timur 

Oleh: Dr Amir Muhiddin
Dosen Fisip Unismuh Makassar dan Penggiat Forum Dosen Majelis Tribun Timur

SALAH paham dan paham salah, sering dijadikan bahan lelucon dan dialamatkan pada orang-orang yang diterpa informasi yang tidak benar (hoax), atau menerima pesan yang mengandung nilai, baik itu nilai-nilai idologis maupun nilai-nilai teologis.

Lalu membuat orang tersebut menjadi salah paham kemudian menganut paham salah.

Lelucon tersebut kemudian melahirkan pertanyaan jenaka: mana Anda pilih, apakah salah paham atau paham salah?

Kalau keduanya mengandung risiko, maka pertanyaan berikutnya adalah manakah di antaranya yang paling kurang risikonya, paham salah atau salah paham.

Jawaban atas pertanyaan itu biasanya dinyatakan bahwa lebih baik salah paham dari pada paham salah.

Lima Warung Warga Ikut Terseret Tanah Longsor di Poros Toraja Utara-Palopo

Sebab salah paham, hanya disebabkan oleh informasi yang tidak benar dan mengubah pola pikir seseorang.

Sedangkan paham salah disebabkan oleh ajaran yang tidak benar yang tidak hanya mengubah pola pikir tetapi juga sikap dan perilaku.

Lebih dari itu paham salah sering masuk dalam kalbu manusia yang paling dalam dan tindakan-tindakannya seringkali antisosial.

Pertanyaan dan pernyataan di atas sengaja saya ungkap untuk melihat fenomena sosial yang terjadi di masyarakat saat tengah merebaknya covid-19.

Salah paham sangat relevan karena ini adalah realitas dan bisa disebut pilihan tidak rasional, di mana sangat banyak masyarakat yang sebenarnya salah paham terhadap covid-19.

Ini terjadi karena banyaknya informasi yang tidak benar atau hoaks, ditelan mentah-mentah oleh masyarakat tanpa filter atau pembanding. Lalu disebarkan secara berantai melalui media sosial.

Salah paham dan paham salah, bisa menerpa siapa saja. Tidak mengenal kelas, apakah orang kaya (the have), orang miskin (the have not), berpendidikan rendah atau berpendidikan tinggi, guru besar atau guru kecil dan sebagainya.

Majdah Lantik Dokter Marhaen sebagai Dekan FIK serta 20 Pejabat Struktural Baru UIM

Malah semakin tinggi status sosial seseorang, semakin membahayakan akibat dari salah paham dan paham salah tersebut.

Guru besar, pemuka agama, tokoh masyarakat, pengusaha besar, pemimpin partai, atau pejabat publik, adalah mereka yang sangat berbahaya jika terjangkit paham salah, karena orang-orang seperti ini punya mengikut dan jumlahnya banyak.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved