John Kei
Biodata Lengkap John Kei, Ditangkap Kembali Diduga Terlibat Kasus Green Lake City,Pembunuhan Pertama
Berikut ini detik-detik penangkapan John Kei, didiuga terkait dengan kasus pembacokan di Green Lake City Tangerang yang viral beberapa waktu lalu.
TRIBUN-TIMUR.COM - Berikut ini detik-detik penangkapan John Kei, didiuga terkait dengan kasus pembacokan di Green Lake City Tangerang yang viral beberapa waktu lalu.
Pria yang baru saja bebas dari penjara tertinggi di Indonesia Nusakambangan itu ditangkap polisi pada Minggu (21/6/2020) malam.
Berikut ini biodata John Kei, Preman Jakarta yang berjuluk The Godfather of Jakarta sebelumnya diberitakan insaf ata Tobat.
Cek juga Kronologi penangkapannnya:
Baru saja bebas dari penjara super ketat, Lapas Nusakambangan, John Kei kembali ditahan polisi pda Minggu (21/6/2020) mala m.
Sebelumnya John Kei disebut sudah bertaubat dan tidak lagi mejalani profesinya sebagai preman yang ditakuti banyak orang.
• Lowongan Kerja Terbaru PT Batang Alum Industrie Cari Karyawan Baru, Gaji hingga Rp 4 Juta, Cek Link
• Lowongan Kerja BUMN PT Angkasa Pura Logistik Cari Karyawan Baru Banyak Posisi, Minat? Daftar di Sini
• Pasien Corona Asal Soppeng Wafat, Kenali Riwayat Penyakitnya yang Sering Dialami Banyak Orang
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, John Kei ditangkap bersama 24 orang lainnya dari markas kelompok John Kei.
Mereka diduga terlibat peristiwa penganiayaan dan keributan di Green Lake City, Tangerang Kota dan Cengkareng, Jakarta Barat.
Yusri menyampaikan, saat penangkapan John Kei, pelaku lain sempat menghalangi polisi yang hendak menangkapnya.
"Dua orang yang diduga pelaku atas nama C dan JK (John Kei) ditangkap di Jalan Titian Indah Utama X pada jam 20.15, markas kelompok John Kei," kata Yusri seperti dilansir kompas.com, Minggu (21/6/2020).
Saat menggeledah markas tersebut, polisi menyita sejumlah barang bukti yakni 28 buah tombak, 24 buah senjata tajam, 2 buah ketapel panah, 3 buah anak panah, 2 buah stik bisbol, dan 17 buah ponsel.
Sebelumnya diberitakan, sebuah video yang menunjukkan keributan dan aksi penembakan di Green Lake City, Kota Tangerang, beredar di media sosial, pada Minggu siang.
Dalam video tersebut, perekam video mengatakan banyak orang memakai topeng berkumpul dan memecahkan kaca mobil.
• 3 Calon Ketua IPHI Makassar Mengundurkan Diri, Apiaty Amin Syam Oppo
• Prof Idrus Ingatkan Nakes Hati-hati Saat Buka Alat Pelindung Diri
• Update Corona Dunia, Jumlah Penduduk Dunia yang Terinfeksi Virus Corona Nyaris 9 Juta
Dalam video lainnya, terlihat petugas sekuriti (satpam) menutup pintu gerbang.
Namun, gerbang tersebut diterobos mobil.
Sementara itu, pada hari yang sama, seorang warga yang belum diketahui identitasnya tewas dibacok di Jalan Raya Kresek, Cengkareng, Jakarta Barat.
Korban pembacokan tersebut dinyatakan meninggal dunia setelah dilarikan ke rumah sakit.
Pelaku pembacokan yang diduga berjumlah lebih dari satu orang tersebut kini masih dalam pengejaran.
John Kei. (Dok. KSP)
Diberitakan sebelumnya, John Kei John Refra alias John Kei bin Paulinus Refra (52) yang dulu dijuluki Godfather of Jakarta telah menghirup udara bebas.
Sejak 26 Desember 2019 lalu, ia tak lagi menjadi penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Permisan Nusakambangan.
Pembebasan bersyarat terpidana kasus pembunuhan itu tertuang pada surat keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor: Pas-1502.PK.01.04.06 Tahun 2019 tanggal 23 Desember 2019.
"Terkait berita kebebasan John Refra alias John Kei bin Paulinus Refra, bersama ini kami sampaikan bahwa benar bebas bersyarat," ujar Kabag Humas dan Protokol Ditjen Pemasyarakatan Ade Kusmanto kepada Tribunnews.com, Kamis (26/12/2019).
Berdasarkan putusan Mahkamah Agung No. 723K/PID/2013, John Kei dipidana 16 tahun karena kasus tindak pidana melanggar pasal 340 KUHP terkait pembunuhan berencana.
"Dia mendapat remisi 36 bulan 30 hari, berdasarkan perhitungan akan bebas 31 Maret 2025, namun setelah memenuhi persyaratan diberikan program pembebasan bersyarat melaksanakan bebas bersyarat tanggal 26 Desember 2019 dan masa percobaan berakhir 31 Maret 2026," jelas Ade.
Ade menerangkan, pembebasan bersyarat merupakan hak narapidana sebagaimana diatur Pasal 14 ayat 1 (k) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.
John Kei berbincang dengan Andi F Noya (YouTube/Kick Andy)
Berdasarkan Permenkumham Nomor 3 Tahun 2018, pembebasan bersyarat diberikan kepada narapidana yang telah memenuhi syarat, yakni telah menjalani masa pidana paling sedikit 2/3 masa pidana, dengan ketentuan paling sedikit 9 bulan.
Kemudian berkelakuan baik 9 bulan terakhir terhitung dari 2/3 masa pidana.
"Termasuk telah mengikuti program pembinaan dengan baik," kata Ade.
Melansir rri.co.id, John Kei yang mengenakan kaos warna hitam, dan celana jeans ini terlihat keluar dari pos Dermaga Wijayapura, yang merupakaan pos penyeberangan menuju ke Pulau Nusakambangan, sekitar pukul 09.30 WIB.
Keluarga yang sudah menunggu di depan Pos Wijayapura sejak Kamis pagi, langsung menyerbu dan memeluk John Kei, satu persatu.
John Kei disambut keluarga di Dermaga Wijayapura Cilacap, Kamis (26/12/2019) (rri.co.id)
Kala itu John Kei menyebut kebebasannya merupakan hadiah Natal di tahun 2019.
Selanjutnya dia mengaku akan menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya.
“Perasaan saya sangat bahagia, sangat suka cita, karena hari ini saya bebas, dijemput teman-teman isteri, dan anak-anak.
Ini sangat luar biasa, karena beberapa tahun, Natal membuat saya sedih, tetapi Natal kali ini begitu suka cita, ini semua berkat kasih an anugerah Tuhan,” katanya.
John Kei yang kini semakin relijius ini mengaku nantinya akan memanfaatkan waktu memberikan pelayanan rohani dari penjara satu ke penjara lainnya.
Bahkan tidak menutup kemungkinan dilakukan di gereja atau tempat lainnya.
Selain itu juga akan menghabiskan waktu bersama dengan keluarga, karena selama hampir delapan tahun ini, sudah banyak momen yang terlewatkan.
John Kei bersama dengan keluarga dan rombongan, meninggalkan wilayah Dermaga Wijayapura sekitar pukul 10.00 WIB.
John Kei pergi menggunakan mobil Jeep bernomor polisi B 1161 KCO.
Sebelum menghirup udara bebas, John Kei didapuk untuk mengisi khotbah perayaan Natal bersama napi yang lain di Gereja Kasih Anugerah Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Permisan, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (19/12/2019).
Perayaaan Natal ini diikuti lebih dari 100 jemaat yang ada di hadapannya mendengarkan dengan khidmat.
Bukan kali ini saja pria yang pernah dijuluki "Godfather of Jakarta" ini mengisi khotbah.
Ia kerap memimpin prosesi peribadatan menggantikan pemuka agama yang berhalangan hadir di gereja.
"Ketika pendeta dari luar tidak datang, saya jadi mentor pengganti khotbah.
Bisa dua atau bulan tiga bulan sekali.
Di situlah saya belajar khotbah," kata John Kei seusai mengisi khotbah Natal, Kamis (19/12/2019).
John Kei mengisi khutbah natal di Gereja Kasih Anugerah Lapas Permisan Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. (KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN)
John Kei mengaku mendapat pengalaman rohani saat mendekam di Lapas Batu yang menerapkan one man one cell.
Dari balik tembok lapas yang menerapkan pengamanan maksimal itu, ia mulai mempelajari firman Tuhan hingga akhirnya dipindah ke Lapas Permisan.
"Di lapas high risk selama tiga bulan yang membentuk saya, saya di sini juga dibentuk Tuhan.
Saya diubahkan di high risk, saya seperti ini karena anugerah Tuhan," ujar John Kei.
Lantas apa arti Natal bagi John Kei?
"Sangat berarti karena Natal membawa damai dalam kehidupan saya.
Natal mengajarkan saya agar bisa mengasihi antar-semua komunitas, jadi bukan hanya mengasihi satu komunitas," kata John Kei.
Drama saat John Kei ditangkap usai ditembak oleh pihak kepolisian karena melawan saat diringkus (Tempo)
Biodata John Kei
Jhon Refra atau dikenai Jhon Kei adalah pemuda asal Maluku yang lekat dengan dunia kekerasan di Ibukota.
Dulunya diketahui Jhon Kei merupakan pimpinan dari sebuah himpunan para pemuda Ambon asal Pulau Kei di Maluku Tenggara.
Mereka berhimpun pasca - kerusuhan di Tual, Pulau Kei pada Mei 2000 lalu.
Nama resmi himpunan pemuda itu Angkatan Muda Kei ( AMKEI ) dengan Jhon Kei sebagai pimpinan. Ia bahkan mengklaim kalau anggota AMKEI mencapai 12 ribu orang.
Dikabarkan la telahberubah menjadi sosok yang lebih baik setelah mendekam selama lima tahun di penjara Nusakambangan, Cilacap.
John Kei dulu dikenal kejam dan tak kenal ampun. Ia begitu ditakuti banyak orang. Bagaimana tidak, ia adalah salah seorang preman kelas kakap.
The Godfather
Melansir dari Tribunjabar.com John Kei, terpidana kasus pembunuhan Bos Sanex Steel Indonesia Tan Harry Tantono kini kembali jadi sorotan.
Sosok John Kei sebagai preman yang ditakuti pun mempunyai julukan, yakni The Godfather.
Meski begitu, John Kei yang dulu bukanlah John Kei yang sekarang.
Kini, John Kei sang preman yang menakutkan dan dikenal kejam telah berubah menjadi sosok yang lebih baik setelah mendekam di penjara Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Dalam wawancara eksklusif Andy F Noya pada acara Kick Andy, John Kei memberikan kesaksian tentang perjalanan hidupnya selama di mendekam di penjara Nusakambangan.
Lahir dari Keluarga Petani
John Kei, pria kelahiran 10 September 1969 lahir asal pulau Kei, Ambon, Maluku Tenggara mengatakan kepada Andy F Noya bahwa masa kecilnya dilalui dengan kemiskinan.
"Saya lahir dari keluraga yang merupakan petani, bapak saya petani, ibu saya petani, miskin. Masa kecil saya setiap pulang sekolah, senior-senior kita adu kita untuk berantem (bully), kalau berantem, kalau satu kalah, udah jadi dua lawan satu, jadi dari kecil saya sebenarnya sudah hobi berantem," kata John Kei pada tayangan Kick Andy yang diunggah di situs Youtube, Jumat (12/4/2019).
Menurut John Kei, masa kecilnya pahit, karena harus melalui kemiskinan, dan bully.
"Pahit masa kecil saya, miskin dan sering berkelahi," ujar John Kei.
Pada kesempatan wawancara tersebut, Andy F Noya menanyakan pendidikan John Kei.
"Anda pendidikannya sampai di mana?," tanya Andy F Noya.
Kemudian, John Kei pun menjawab pertanyaan Andy F Noya.
"Saya di SMEA, seharusnya di STM, dan sebetulnya ini bertentangan dengan keinginan saya, tapi karena orangtua miskin, maka saya sekolah di SMEA, dai situ saya merasa sangat tidak sesuai, makannya saya jadi malah suka berantem-berantem di sekolah, akhirnya sekolahnya putus di SMEA waktu mau naik ke kelas dua," kata John Kei.
Meski begitu, John Kei mengaku mendapat ijazah setelah mengikuti ujian persamaan.
"Saya ke Jakarta, akhirnya di sana saya dapat ijazah persamaan (selevel SMA)," kata John Kei.
Merantau ke Surabaya
Kisah John Kei meninggalkan kampung halaman pertama kalinya adalah untuk menuju Surabaya, Jawa Timur.
Kala itu, John Kei meninggalkan kampung halaman dengan usianya yang masih tergolong muda, yakni 18 tahun.
"Saya punya tekad, karena hidup di kampung itu miskin, kalau miskin kan dilihat orang kan hina (direndahkan). Di situ saya punya tekad, saya harus keluar dari kampung, saya harus berhasil (di luar) dan nanti balik ke kampung," kata John Kei.
Perjalanannya ke Surabaya pun tidak berjalan mulus, John Kei yang tidak mempunyai uang sepeser pun, hanya bermodalkan nekat memasuki kapal menuju Surabaya.
"Saya sama sekali tidak punya uang, akhirnya saya loncat masuk ke kapal tujuan Surabaya, kemudian saat ditagih tiket, saya jelaskan pada petugasnya, bahwa saya tidak punya uang, tidak punya tiket, dan akhirnya saya diminta untuk bekerja membersihkan kapal," kata John Kei.
Sesampainya di Surabaya, John Kei pun tinggal bersama saudaranya, selama kurang lebih tiga bulan.
Namun, tinggal bersama saudaranya selama tiga bulan, diakui John Kei terdapat ketidakcocokan antara dia dan saudaranya itu.
Hidup di Jalanan
Akhirnya, John Kei pun memutuskan untuk meninggalkan saudaranya dan hidup di jalanan.
"Mungkin 2-3 bulan tinggal bersama, dan enggak cocok, akhirnya keluar dan tidur di emperan jalan, menggelandang di jalanan Surabaya," kata John Kei.
Pertama Membunuh
Setelah di Surabaya, John Kei akhirnya memutuskan untuk hijrah ke Jakarta.
"Saya naik kereta Jayabaya kemudian turun di Jatinegara, naik bajaj ke Berlan," kata John Kei.
Kemudian, petualangan pun dimulai, pada 1992, John Kei menjadi seorang security di sebuah tempat hiburan malam di Jakarta.
"Saya jadi security di sana, tempatnya banyak bule-bule, waktu itu ada yang ribut (berantem), saya pisahin, terus saya dipukul dari belakang. Akhirnya sempat berantem, polisi datang menyelesaikan, saya kemudian pulang ke rumah, masih penasaran, balik lagi ambil golok, niat saya tadinya, saya enggak mau bunuh dia, cuma mau kasih besutan, ternyata diluar dugaan, parang pas kena leher, dan dia mati," kata John Kei.
Tak hanya itu, selain korban yang John Kei bunuh, ia pun merasa belum puas kemudian mengejar pihak-pohak lain yang terlibat perkelahian dengannya itu.
"Yang lain-lain saya kejar, balik lagi, potong lagi kakinya, mereka ada banyak, sekitar 5 sampai 6 orang," kata John Kei.
Merasa ngeri dengan cerita John Kei, kemudian Andy F Noya pun menanyakan soal umurnya saat menghabisi nyawa orang.
"Berapa umur Anda saat pertama kali membunuh orang?" kata Andy F Noya.
Kemudian John Kei pun menjawab pertanyaan Andy F Noya.
"Saya sekitar umur 22 tahun," jawa John Kei.
Kemudian, Andy F Noya bertanya lagi pada John Kei soal penyesalan membunuh orang.
"Waktu itu saya tidak menyesal bunuh orang, saya merasa jago kalau bunuh orang," kata John Kei.
Setelah kasus pembunuhan tersebut, John Kei pun menjadi buronan polisi, namun tak lama kemudian, ia pun menyerahkan diri ke polisi.
"Waktu itu saya buron, tapi waktu tanggal 24 Mei saya menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya," kata John Kei.
Dan masa-masa perkelahian pun tidak berhenti samapi disitu, di dalam lapas, John Kei juga masih terlibat perkelahian dengan sesama narapidana.
"Ribut satu penjara, keroyok saya sama teman saya, ribut terus," kata John Kei.
Data Diri
Nama lengkap: Jhon Refra
Panggilan: Jhon Kei
Tanggal lahir: 10 September 1969
Istri: Yulianti
Anak
Yayang
Rambo
Ferren
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Diduga Terkait Pembacokan di Cengkareng, John Kei Ditangkap Polisi Lagi "
