Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

OPINI

Covid-19, Antara Ada dan Tiada

Ditulis Dr Amir Muhiddin, Dosen Fisip Unismuh Makassar dan Penggiat Forum Dosen Majelis Tribun Timur

Editor: Jumadi Mappanganro
Dokumen Amir Muhiddin
Dr Amir Muhiddin (Dosen Unismuh Makassar) 

Kadang-kadang pemerintah pusat mengatakan A dan pemerintah daerah mengatakan B.

Akhirnya masyarakat bingung dan menjadi penyebab lahirnya ketidak percayaan masyarakat pada pemerintah.

Tumpang tindih kebijakan antara pusat dan daerah, terutama pada bulan-bulan pertama pandemi covid 19, menjadi faktor ketujuh yang menyebabkan masyarakat kehilangan kepercayaan pada pemerintah.

Bahkan celakanya sebagian masyarakat menganggap pemerintah, khususnya rumah sakit dan sebagian tenaga medis dianggap berbisnis dan mengambil keuntungan besar dalam kasus covid 19 ini.

Solusi
Covid-19 nampaknya sulit hilang dalam waktu yang singkat. Untuk mengambil kebijakan melaksanakan PSBB jilid III pun nampaknya sulit.

Bukan saja soal dana akan tetapi juga karena masyarakat semakin sulit diatur sebagai bagin rasa tidak percaya itu.

Satu-satunya jalan adalah pemerintah tidak bisa bosan-bosan untuk melakukan sosialisasi dan edukasi sebagai bagian dari tanggung jawab negara kepada warganya.

Cara ini pun perlu terus diperbarui dan ditingkatkan kualitasnya.

VIDEO: Peremajaan Benteng Roterdam

Sebab apa yang selama ini pemerintah lakukan dalam bentuk sosialisasi dan edukasi kelihatannya kurang berhasil.

Bahkan pemerintah kalah oleh 'buzzer' atau pendengung yang memang sengaja membuat berita hoax untuk mengacaukan negara demi kepentingan politik dan ekonomi.

Sosialisasi dan edukasi, sebaiknya jangan didominasi oleh pemerintah dan serba negara.

Tetapi beri banyak peran tokoh masyarakat dan pemuka agama untuk menyampaikan pesan kepada warganya dan umatnya.

Di samping itu libatkan juga cerdik pandai, mulai guru, termasuk guru mengaji, guru besar, dosen dan pihak kampus pada umumnya sehingga mereka juga merasa dilibatkan dan diperhatikan.

Bukan pada akhirnya karena kecewa, menjadi oposisi dan terompet yang menjatuhkan.

Media sosial dan media mainstream (arus utama) perlu diberi penguatan untuk berpartisipasi agar berita dan informasi yang disampaikan ke masyarakat selalu objektif dan bertanggung jawab.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved