Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

RILIS

Kementan RI: Pembibitan Sapi Perah Terus Bergerak Tidak Terkendala Pandemi Covid-19

Kementerian Pertanian RI atau Kementan RI melalui Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) terus berupaya menjaga aktivitas

Editor: Edi Sumardi
DOK KEMENTAN RI
Peternakan sapi. 

JAKARTA, TRIBUN-TIMUR.COM - Kementerian Pertanian RI atau Kementan RI melalui Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) terus berupaya menjaga aktivitas pembibitan sapi perah.

Pasalnya, di masa pandemi covid-19 ini, terjadi pemotongan anggaran di seluruh institusi pemerintah termasuk balai pembibitan.

Namun, Direktur Jenderal PKH, I Ketut Diarmita memastikan, aktivitas pembibitan sapi perah di masa pandemi virus corona atau Covid-19 ini tidak terkendala.

Pihaknya berupaya dengan inovasi-inovasi yang dilakukan serta memaksimalkan sumber daya balai yang ada.

"Tantangan di masa pandemi covid-19 ini kami lihat bukan sebagai kendala dalam melaksanakan aktivitas pembibitan ternak sapi perah. Dalam menyiasati keterbatasan anggaran, kami tetap mempertahankan kinerja Unit Pelaksana Tugas (UPT) dengan berinovasi dan memaksimalkan sumber daya yang ada," kata Ketut, Jumat (19/6/2020).

Demikian siaran pers Kementan RI kepada Tribun-Timur.com.

Salah satu inovasi dan penyesuaian yang dilakukan adalah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan covid-19 di lingkungan balai. Seperti yang dilakukan di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturaden, Purwokerto, Jawa Tengah.

Sesuai Permentan No. 55/Permentan/Ot.140/5/2013, BBPTU-HPT Baturraden merupakan salah satu UPT di Ditjen PKH yang berperan dalam mengoperasionalkan kebijakan-kebijakan teknis dari pemerintah pusat, dengan kegiatan utamanya yaitu melaksanakan pembibitan sapi perah dan kambing perah serta produksi dan distribusi benih/bibit hijauan pakan ternak.

Dalam pelaksanaan kegiatannya, BBPTUHPT Baturraden terbagi menjadi 4 lokasi yaitu farm Tegalsari, Farm Limpakuwus, Farm Manggala dan Farm Kambing di Limpakuwus.

Sapi perah dan kambing perah yang dikembangkan di BBPTUHPT Baturraden merupakan yang adaptif di iklim tropis

"Sebagai balai pembibitan ternak unggul BBPTUHPT Baturraden mempunyai visi untuk mewujudkan institusi yang profesional dalam menghasilkan bibit sapi perah, kambing perah dan HPT yang berkualitas, berdaya saing dan berkelanjutan untuk kesejahteraan peternak," kata Ketut.

BBPTUHPT Baturraden melakukan upaya-upaya maksimal dalam memproduksi bibit sapi perah antara lain melakukan sistem breeding dan seleksi ternak secara rutin sebagai upaya dalam grading up untuk menghasilkan bibit unggul sapi perah.

Peternakan sapi.
Peternakan sapi. (DOK KEMENTAN RI)

Sistem perkawinan dengan frozen semen impor sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan potensi genetik sapi perah dan juga mendatangkan sapi dara bunting sebagai bagian upaya untuk mempercepat produksi bibit yang dapat digunakan sebagai replacement ataupun untuk distribusi ke peternak di seluruh Indonesia.

"Dalam upaya memberikan jaminan kualitas bibit yang dihasilkan balai telah mempunyai sertifikat kompartemen bebas penyakit brucellosis dan juga produk bibit dengan sertifikat LSPRO," kata Ketut lebih lanjut.

BBPTUHPT Baturraden juga telah melaksanakan pendampingan pembibitan di masyarakat sejak tahun 2010. Kelompok-kelompok peternak sebagai subjek pendampingan diharapkan dapat menjadi wilayah sumber bibit yang selanjutnya disebut Village Breeding Venter (VBC).

VBC sapi adalah sentra pembibitan sapi perah, yang berbasis pada usaha pembibitan pedesaan, baik yang tergabung dalam kelompok peternak pembibit maupun yang secara perorangan sebagai pengusaha pembibitan.

"Sampai dengan tahun 2019, jumlah kelompok yang menjadi mitra BBPTUHPT Baturraden ada 40 kelompok dan akan terus ditingkatkan dengan kerjasama dinas provinsi dan kabupaten yang membidangi fungsi peternakan," kata Ketut mengungkapkan.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam pendampingan pembibitan di masyarakat antara lain, pembinaan teknis pembibitan sapi perah yang meliputi teknik budidaya, breeding, recording, pelayanan keswan. Selain itu penanganan kasus reproduksi juga dilakukan pendampingan.

Pendampingan pembibitan dari BBPTUHPT Baturraden ini, diyakini dapat mendorong peningkatan kesejahteraan peternak melalui peningkatan produktifitas ternak dari segi manajemen pemeliharaan, pakan dan kesehatannya. Pendampingan pembibitan di masyarakat ini tersebar di 6 provinsi, yaitu Jawa Tengah, Jawa Barat, Derah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan.

Upaya Meningkatkan Ternak Sapi Perah

Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Sugiono, mengatakan, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mendorong peningkatan populasi ternak sapi perah, penyediaan bibit yang bermutu dan peningkatan produksi susu (baik mutu maupun jumlah).

Upaya yang dilakukan antara lain melalui kegiatan Uji Zuriat Sapi Perah Nasional yang dilakukan sejak tahun 2004. Diketahui, uji zuriat merupakan pengujian untuk mengetahui potensi genetik calon pejantan melalui produksi susu anak betinanya (daughter cow/DC) dan dilakukan untuk menghasilkan bibit pejantan unggul yang sudah beradaptasi dengan kondisi agroklimat di Indonesia.

"Peningkatan produksi susu nasional setelah adanya kegiatan ini menunjukkan bahwa kegiatan uji zuriat memberikan kontribusi yang nyata bagi peningkatan kesejahteraan peternak sapi perah di Indonesia," kata Sugiono.

Ia menjelaskan, manfaat hasil kegiatan uji zuriat untuk peternak sapi perah antara lain yaitu peternak mendapatkan straw pejantan unggul secara murah Rp8.000 per straw. Kualitas genetik sapi perah rakyat juga meningkat dengan produksi susu hasil program uji zuriat, rata-rata anaknya, 5.745,3 ± 1.031,3 kg/laktasi pertama, dan Relative Breeding Value: 122,2 persen.

"Serta keuntungan peternak bertambah sehingga bisa meningkatkan taraf hidup peternak sapi perah rakyat," ujar Sugiono.

Diketahui, proses uji zuriat ini sudah dilaksanakan dari tahun 2004-2019 dan menghasilkan 14 ekor pejantan unggul sapi perah nasional. Hasil ini secara nasional dapat mengingkatkan mutu genetik sapi perah di Indonesia.

Sebagai catatan, selama ini balai telah memproduksi bibit sapi perah rata-rata 500 ekor per tahun. Kemudian telah didistribusikan ke seluruh wilayah di Indonesia dari provinsi Jawa tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera, Sulawesi, Bali, dan Kalimantan.

Sugiono menambahkan, permintaan bibit sapi perah yang tinggi ini menunjukan bahwa animo usaha di bidang peternakan sapi perah masih diminati. Karena usaha ini mampu memberikan berbagai keuntungan, selain produksi susu harian yang bisa dijual atau diolah menjadi produk pasca panen, bisa juga menjual bibit jantan serta hasil lainnya dari beternak sapi perah.

"Dalam upaya menghasilkan bibit unggul yang berkualitas dilakukan optimalisasi penerapan Good Breeding Practice dan Good Farming Practice dengan inovasi dan mekanisasi dalam teknologi pengolahan pakan dan pemeliharaan ternak," tuturnya.(rilis)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved